Pada 1901, para penyelam Yunani di perairan pulau Antikythera (dibaca:
Andikithira, juga dikenal dengan nama: Cerigotto, Sijiljo atau Stus) menemukan
sebuah benda peninggalan dari sebuah puing-puing di dasar laut dengan bentuk
seperti sebuah jam beker yang berusia paling tidak 2.000 tahun lalu. Penelitian
lebih mendalam kemudian oleh Derek J. De Solla Price, menunjukkan bahwa
mekanisme benda ini adalah seperti yang kini digunakan sebagai komputer (mesin
hitung) untuk mengukur pergerakan bintang-bintang dan planet-planet.
Dalam Scientific American, De Solla juga mengingatkan kembali tentang penemuan
sebuah alat hitung kalender beroda gigi dari kebudayaan Islam abad ke-13 yang
tersimpan di Museum Sejarah Iptek, Oxford. Konsep kerjanya seperti yang telah
ditulis oleh ahli astronomi, Al Biruni pada 1.000 M. Peralatan yang dibuat oleh
peradaban Islam itu lebih sederhana daripada mekanisme Antikythera namun
memperlihatkan banyak kesamaan pokok detil teknis yang digunakan diantara
keduanya. Dari ini tampaknya peradaban Antikythera seolah-olah telah lenyap dari
kita namun muncul dan dipahami oleh orang-orang Arab (Islam). Hingga lalu masuk
ke peradaban Eropa pada abad pertengahan menjadi dasar teknologi jam modern?.
Mekanis Antikythera ini kini disimpan di Museum Arkeologi Nasional, Athena (Yunani).(Discovery
channel)