Parallel Universe sebelumnya hanyalah sebuah cerita fiksi yang biasa dinikmati di film-film, tetapi sekarang banyak ahli fisika yang mulai mempercayai keberadaannya. Mereka mengatakan bahwa mungkin saja Elvis Presley masih hidup dan ada seseorang yang persis seperti teman-teman di alam semesta lain (sumber bbc.co.uk , 2002).
Ahli fisika yang mengungkapkan keberadaan parallel universe di antaranya adalah Dr. Michio Koku dan Max Tegmark. Dr.Michio Koku (co-founder teori string field) menganalogikan keberadaan parallel universe bagi kita seperti keberadaan daerah luar kolam bagi seekor ikan gurami yang tinggal di dalam kolam (source http://mkaku.org). Ikan gurami tersebut tidak dapat melihat daerah luar kolam karena keterbatasan "teknologi" yang ia miliki. Demikian juga, kita belum dapat melihat alam semesta lainnya dengan alasan yang sama. Jika kita bertanya, bagaimana mungkin ikan gurami itu bisa tahu bahwa ada suatu kehidupan diluar kolam padahal ia tidak dapat melihatnya?, jawabannya adalah karena adanya getaran yang ia rasakan dari gelombang di permukaan air kolam akibat dari tetasan air hujan. Getaran yang dirasakan ikan gurami itu adalah gravitasi dan cahaya dari alam semesta lain yang kita rasakan sebagai bukti keberadaan-nya.
Max Tegmark adalah seorang profesor fisika dan astronomi di Universitas Pennsylvania yang berusaha membuktikan dengan penelitian dan risetnya. Ia begitu mempercayai keberadaan parallel universe ini, sedemikian kuat sampai-sampai dalam salah satu artikelnya di Science American yang berjudul "Parallel Universe", ia menyatakan bahwa Max Tegmark di alam semesta lainnya adalah seorang pengembang perangkat lunak dengan gaji cukup besar ( sumber http://www.sciam.com ). Penelitian terbaru menyebutkan bahwa keberadaan alam semesta terdekat berjarak sekitar 1028 meter dari bumi kita. Alam semesta ini belum belum dapat kita lihat. Jarak terjauh yang dapat kita lihat sampai saat ini adalah batas alam semesta kita yaitu sekitar 4.1026 meter. Keberadaan alam semesta terdekat yang sama dengan alam semesta kita berjarak sekitar (1010)118 meter dari bumi kita.
Dasar teori parallel universe adalah ketidakterbatasan jagat raya yang memberikan kemungkinan ada alam sesta lain. Teori big bang menyebutkan bahwa semua benda di seluruh jagad raya berasal dari suatu titik yang mengalami ledakan hebat. Benda-benda ini adalah yang kita sebut dengan galaksi. Penelitian membuktikan bahwa semakin kita mempelajari jagad raya, semakin banyak pula galaksi yang kita temukan (Kenneth Krane ,1992). Saat ini diperkirakan ada 1011 galaksi di Jagad Raya yang sangat mungkin juga memiliki suatu peradaban/kehidupan seperti di galaksi kita. Galaksi yang mempunyai kehidupan kita sebut sebagai alam semesta , dan tidak tertutup kemungkinan bahwa di jagad raya ternyata mempunyai alam semesta dengan bumi seperti yang kita huni ini.
Teman-teman tahu ngga'? teori parallel universe ini dulunya hanya dianggap sebagai teori metafisika, bukan teori fisika. Perbedaan utama antara teori metafisika dengan teori fisika adalah kemampuan suatu teori untuk dapat diuji kebenarannya. Teori metafisika tidak/belum dapat diuji kebenarannya sedangkan teori fisika sudah dapat diuji kebenarannya. Saat ini teori parallel universe sudah merupakan teori fisika , meskipun awalnya berupa teori metafisika , seperti juga teori medan magnet yang tak terlihat, melambatnya aliran waktu pada kecepatan tinggi, lubang hitam/black hole, dll. Max Tegmark mengungkapkan bahwa ahli fisika telah menetapkan ada 4 tingkatan parallel universe.
Level I : Beyond Our Cosmic Horison --> Merupakan teori parallel universe yang paling kecil tingkat kontoversialnya.Teori ini menyatakan bahwa parallel universe tidak dapat kita lihat karena ia berada diluar garis horison alam semesta kita. Analoginya seperti kita melihat kapal di tengah laut. Kita tidak dapat melihat kapal apabila ia berada di luar horison. Tetapi jika kapal itu mendekati kita , dan masuk dalam horison , kita akan dapat melihat kapal itu sedikit demi sedikit. Parallel universe level I oleh ahli fisika digambarkan bahwa alam semesta kita seperti gelembung udara yang saling berdesak-desakan dalam ruang yang disebut jagad raya.
Level II : Other Postiflation Bubbles --> Level ini menyatakan , bila alam semesta pada level I dapat dikelompokkan menjadi satu multiverse , maka jagad raya ini terdapat banayk multiverse. Teori ini didasarkan pada teori Chaotic Eternal Inflation , yang menyatakan bahwa jagad raya kita terus berkembang semakin membesar sejak terjadinya big bang hingga sekarang. Teori ini menyatakan bahwa kita selamanya tidak dapat melihat multiverse lainnya dikarenakan cepatnya perkembangan jagat raya yang menjadi perantara multiverse.
Level III : Quantum Many World -->Teori ini menyatakan bahwa alam semsta lainnya berada disekitar kita! Teori ini berkembang dari teori mekanika kuantum yang menyatakan bahwa proses kuantum acak menyebabkan alam semesta bercabang dengan banyaknnya kemungkinan yang terjadi. Perbedaan mendasar pada level I dan III adalah letak alam semesta yang sama dengan alam semesta kita.Level I menyatakan bahwa alam semesta yang sama dengan alam semesta kita kita berada diluar horison , sedangkan level III mengatakan alam semesta yang sama dengan alam semesta kita kita berada pada cabang kuantum lainnya. Level III merupakan teori parallel universe yang paling tinggi kontroversialnya , karena teori ini berkembang dari teori mekanika kuantum yang juga kontoversial.
Level IV : Other Mathematical Structures --> Merupakan teori paralllel universe yang matematis dan menggunakan semua kemungkinan yang ada. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta lainnya tidak hanya berada di luar horison alam semesta kita tetapi juga berbeda dengan alam semesta kita dalam segala hal , misalnya : waktu , hukum fisika , dan jagat raya. Alam semesta pada level IV ini sangat sulit untuk divisualisasikan karena banyaknya kemungkinan yang dapat terjadi. Salah satu buktinya adanya parallel universe ini ditemukan oleh dua orang ahli fisika, Dr.Robert Foot dan Dr.Saibal Mitra, Melbourne , Australia. Bukti tersebut mereka temukan pada penelitian asteroid Eros berupa adanya percikan mirror matter. Mereka mendefinisikan mirror matter sebagai bayang cermin dari sesuatu yang ada di alam semesta sebagai penyetabil alam semesta. Mirror Matter ini ada sebagai pemenuhan kodrati alam yang selalu simetris dan mempunyai dua sisi, kanan dan kiri. Alam semesta adalah sisi kiri dan mirror matter adalah sisi kanannya. Kita pada saat ini belum dapat melihat keberadaan mirror matter karena ia berinteraksi dengan alam semesta kita hanya melalui gravitasi. (dipta)