Seraya mengutip invasi AS atas Irak sebagai contoh, Menlu Clinton memperingatkan bahwa dengan terus menolak menghentikan program nuklirnya, Iran mengambil risiko untuk sebuah invasi oleh AS atau "beberapa musuh lain yang akan melakukan itu terhadap mereka."
Komentar itu datang dalam wawancara di program ABC “This Week”, dan ketika ditanya oleh sang reporter yang juga pejabat era Bill Clinton George Stephanopoulus, Menlu Clinton menegaskan “itu benar, sebagai sebuah serangan pertama.”.....
Menimbang bahwa pernyataan itu datang tidak lebih daripada 72 jam setelah Presiden Obama menyampaikan seruan historisnya untuk sebuah “awal baru” bagi relasi AS dengan dunia Muslim, maka tampak luar biasa bahwa pemerintahan Obama sudah memunculkan prospek dari sebuah invasi atas Iran yang bergaya Irak..."