Beberapa kaidah Barat dalam menilai pemilu di negara-negara berkembang:
- Bila calon-calon yang disukai menang, maka pemilu bebas dan adil. Dan apabila mereka kalah, maka tentunya pemilu tidak bebas dan dirampok.
- Protes keras terhadap pemilu, yang menghasilkan pemenang yang disukai Barat, akan sangat dikutuk dan para demonstran akan dinamakan teroris, hooligan, dan gerombolan pengacau keamanan (Bisakah anda bayangkan jika pendukung oposisi Lebanon melakukan protes terhadap hasil pemilihan di Lebanon?), sedangkan kekerasan dalam protes terhadap musuh Amerika Serikat ketika mereka memenangkan pemilu (seperti di Moldova) akan dipuja-puji (dan para demonstran dalam kasus ini disebut "aktivis demokrasi").
- Tidaklah bertentangan dengan prinsip pemilu yang bebas ketika Barat mengintervensi pemilu dan mendanai calon-calon melalui kelompok-kelompok Barat yang "mempromosikan demokrasi".
- Calon-calon (atau bahkan para diktator) yang melayani kepentingan Barat secara otomatis akan diberi label "kandidat reformis" (bahkan tiran Saudi pun disebut sebagai "berpikiran-reformis"), sementara calon yang menentang kepentingan ekonomi dan politik Barat akan berlabel "musuh reformasi".
- Calon-calon yang tidak menentang Israel dalam bahasa yang lugas selalu disukai.
- Pemantau-pemantau Barat akan selalu siap untuk menyatakan suatu pemilu tidak adil dan curang jika calon yang disukai kalah.
- Kandidat koruptor yang pro-AS lebih disukai daripada kandidat yang bersih (Kasus Mugabe dan Hamas).
- Nilai demokratis dari para diktator akan segera bertambah jika mereka mengubah kebijakan mereka terhadap AS dan jika mereka menyatakan keinginan untuk melayani kepentingan ekonomi dan politik AS.
- Negara-negara dimana para diktator melakukan pekerjaan yang baik dalam melayani kepentingan ekonomi dan politik AS tidak harus mengadakan pemilihan umum.
- Jika kandidat yang disukai tidak dapat menjamin kemenangan dalam pemilu (seperti Mahmoud "Abu Mazen" Abbas di Palestina yang mandatnya telah berakhir beberapa bulan lalu), mereka tidak perlu mengadakan pemilu dan akan diperlakukan seolah-olah mereka memenangkan pemilu.
- Tidaklah logis untuk mengasumsikan bahwa rakyat di negara-negara berkembang dapat bebas membuat pilihan yang tidak sesuai dengan kepentingan politik dan ekonomi AS.
- Pemilihan yang diadakan di wilayah jajahan Amerika dan Israel akan dianggap bebas dan adil jika calon-calon yang disukai menang.