Turki al-Faisal al-Saud |
KLUB jurnalis Amerika Serikat (AS) terkemuka, The National Press Club, kembali menunjukkan standa ganda. Pada 15 Nopember, klub itu menskors jurnalis Sam Husseini karena bertanya kritis kepada Pangeran Turki al-Faisal al-Saudi dari Arab Saudi.
Surat penskorsan, yang ditandatangani direktur eksekutif William McCarren, menuding Husseini telah melakukan “perbuatan atau bahasa tak pantas” dalam acara konferensi pers yang menghadirkan Pangeran Turki di “First Amendment Lounge”, Washington, D.C., Senin (15/11).
Ingin tahu bagaimana National Press Club mendefinisikan “perbuatan tak pantas”? Perhatikan transkrip kutipan tanya-jawab antara Husseini dan Turki berikut, sebagaimana dikutip dari blog pribadi Husseini.
HUSSEINI: Sudah banyak pembicaraan tentang legitimasi rezim Suriah. Saya ingin tahu legitimasi apa yang rezim Anda miliki, Tuan? Anda datang di hadapan kami, sebagai perwakilan dari salah satu rezim paling otoriter dan misoginis di muka bumi. Human Rights Watch dan lembaga lain melaporkan penyiksaan dan penahanan aktivis. Anda menindas revolusi demokratik di Bahrain. Anda mencoba menjungkirbalikkan kebangkitan demokrasi di Mesir. Anda terus menindas rakyat Anda sendiri. Legitimasi apa yang rezim Anda miliki—selain miliaran dolar dan senjata?
TURKI: (memberi isyarat kepada Husseini ke arah podium) Anda ingin datang dan berbicara di sini? Anda ingin datang dan berbicara di sini?
HUSSEINI: Saya ingin Anda menjawab pertanyaan tadi?
TURKI: Saya akan coba sebaik-baiknya, Tuan. Tapi, saya tidak tahu apakah Anda pernah berkunjung ke kerajaan (Arab Saudi—red) atau tidak?
HUSSEINI: Legitimasi apa yang Anda miliki, Tuan?
TURKI: Apakah Anda pernah berkunjung ke kerajaan?
HUSSEINI: Legitimasi apa yang rezim Anda miliki, selain menindas rakyat Anda sendiri?
…
Saling lempar pertanyaan terus berlangsung, hingga Peter Hickman, moderator acara itu, memutuskan cukup dan mengalihkan ke pertanyaan jurnalis lain.
Apakah hal di atas merupakan “perilaku dan bahasa tak pantas” dari seorang jurnalis yang mencoba kritis terhadap narasumbernya? Apakah, karena sang narasumber adalah pejabat tinggi rezim otokratik yang bersekutu dengan pemerintah AS, seorang jurnalis tak pantas bertanya seperti itu?
Sebagai catatan, National Press Club—yang pernah dijuluki “sanctum sanctorum” (tempat suci) jurnalis Amerika itu—pernah melakukan hal yang sama terhadap jurnalis kritis. Pada 2001, Russel Mokhiber dan Robert Weissman menulis tentang bagaimana klub itu berupaya melindungi Henry Kissinger dari pertanyaan kritis.
Husseini juga menyatakan bahwa ketika tokoh yang tak disenangi—seperti Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad—berbicara di National Press Club, jurnalis bisa mengajukan pertanyaan sangat kritis tanpa ada teguran atau bahkan penskorsan. Tak jarang moderator pun memberi ruang untuk empat hingga lima pertanyaan lain.
Pangeran Turki al-Faisal adalah bekas kepala intelijen Arab Saudi, dan kemudian bertugas sebagai duta besar di AS dan Inggris.
Sementara itu, Sam Husseini adalah direktur komunikasi pada Institute for Public Accuracy, lembaga non-profit yang mempromosikan ahli berpandangan progresif dan sumber alternatif bagi jurnalis media arus utama. Husseini juga pendiri “Washington Stake Out”, media online yang memuat pertanyaan kritis terhadap figur politik.(jemala)