“Anak saya nakal sekali, hampir tiap hari saya dipanggil guru. Saya harus bagaimana?” Itu adalah salah satu pertanyaan yang paling sering dikeluhkan orang tua pada saya. Bisa dipahami, banyak orang tua merasa kewalahan, frustrasi, cemas menghadapi perilaku “buruk” anaknya. Mereka bertanya-tanya bagaimana mungkin menyelesaikan begitu banyak masalah anak sekaligus. Kadang mereka bahkan menyalahkan guru yang menurut mereka kurang bertanggung jawab. Terus terang, cara berpikir seperti itu perlu diubah karena hanya akan membuat patah semangat dan tidak menyelesaikan persoalan.
Prinsip utama dalam membantu anak bermasalah adalah: mulai dari titik dimana anak berada, kemudian coach/latih anak anda untuk melangkah ke depan. Dengan kata lain, bangunlah anak-anak anda mulai dengan kelebihan/kekuatan yang dimilikinya dan sesuaikan harapan anda dengan kenyataan. Tangani satu perilaku demi satu, jangan berusaha mengubah berbagai perilaku sekaligus. Perhatikan bahwa tujuan utama anda adalah melihat perbaikan anak, bukan sekedar menjadikan anak menuruti apa pun yang anda katakan.
Berikut beberapa tips untuk mengubah perilaku anak:
Ciptakan Tujuan yang Terjangkau. Seringkali orang tua menginginkan perilaku buruk anak berhenti seketika dan berhenti selamanya. Mungkinkah?. Kenyataannya, perubahan perilaku adalah proses yang terjadi selangkah demi selangkah. Kadang perilaku negatif anak berhenti seketika, tapi muncul lagi di kemudian hari. Jangan mengharapkan perubahan instan. Perubahan perilaku memerlukan latihan yang terus menerus, baik bagi anak anda maupun bagi anda sendiri. Berubah memerlukan waktu. Anak tidak mampu melakukan perubahan besar sekaligus, untuk itu kita perlu menciptakan tujuan yang rasional.
Melangkah Dari Titik Dimana Anak Berada. Anda perlu mengenali anak lebih dalam. Apa saja kelebihan-kelebihan anak anda? Apa yang mampu dilakukan anak? Jika anak hanya bisa fokus atau berkonsentrasi selama 10 menit, mulailah dengan menemaninya mengerjakan PR selama 10 menit. Kalau perlu, letakkan jam weker didepannya. Jika anak anda suka bermain tapi sering lupa memasukkan buku ke tas nya, ciptakan permainan untuk memasukkan buku ke dalam tas sebelum tidur. Ingat setiap anak memiliki keunikan sendiri, penting sekali untuk mengatur ekspektasi sesuai kemampuan anak. Anak juga perlu mengetahui kelebihan dan kelemahannya, sehingga jika dia keluar dari jalur dia belajar untuk kembali masuk ke jalur. Misalnya: anak sulit bangun pagi, dia suka lagu “Balonku”. Anak bisa meminta tolong diputarkan lagu Balonku untuk membangunkannya.
Banyak sekali anak yang menyerah dan berhenti mencoba karena harapan orang tua dan guru terlalu tinggi bagi mereka. Oleh karena itu sangat penting untuk mencari tahu kelebihan dan kemampuan anak, lalu mulailah dari situ. Memulai dari titik dimana anak berada merupakan langkah terpenting bagi keberhasilan tujuan.
Pilih Satu Perilaku untuk Satu Waktu. Orang tua biasanya datang dengan berbagai keluhan, anak tidak mau berhenti main game, anak suka memukul, anak tidak mau mengerjakan PR, anak tidak mau mendengar, anak membangkang, dan sebagainya. Pilih satu perilaku yang “konkrit” yang ingin diperbaiki. Kemudian cari cara untuk mengukurnya agar orang tua dan anak sama-sama tahu ketika tujuan telah tercapai. Misalnya bagi anak yang malas mengerjakan PR, tujuannya adalah: mengerjakan PR selama 30 menit sehari, setiap hari sekolah (silakan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing).
Mungkin anda cemas jika anda hanya fokus pada satu perilaku. Bagaimana dengan perilaku lainnya? Jangan salah, dengan mengubah satu perilaku anak anda sebenarnya belajar “ketrampilan mengubah perilaku.” Dengan demikian ia bisa menggunakannya untuk mengubah perilaku yang lainnya. Terutama sekali ia belajar untuk melakukan hal yang “tidak ia sukai” tapi baik baginya (misalnya mengerjakan PR).
Perilaku Mana yang Perlu Diprioritaskan? Jika anda kesulitan menentukan perilaku mana yang perlu diutamakan, anda bisa bertanya pada guru anak anda atau mencari pertolongan ahli. Seorang ahli bisa membantu anda mengetahui perilaku mana yang terpenting saat ini berdasarkan perilaku anak, dan juga bisa membantu menunjukkan teknik-teknik mengubah perilaku. Melalui kerjasama, tujuan akan dicapai dengan lebih mudah.
Jika Anak Tidak Berubah. Orang tua mudah menyerah ketika mereka tidak melihat adanya perubahan pada diri anak. Kemungkinan besar adalah karena tujuan yang salah. Orang tua yang berharap anak menjadi penurut 100% pasti gagal. Ingat, tujuan kita adalah “perbaikan.” Amati perubahan kecil yang terjadi pada anak, dan katakan pada anak apa yang anda amati.
Mungkin anda perlu mengubah rutinitas di rumah untuk memudahkan perbaikan perilaku pada anak. Misalnya anda mengubah jam mengerjakan PR dengan memperhatikan tingkat kesegaran anak. Atau TV dimatikan selama anak mengerjakan tugas. Bisa juga anda menetapkan aturan baru, anak boleh bermain setelah PR selesai.
Sekali lagi, setiap anak adalah pribadi yang unik. Perhatikan anak secara individu, jangan bandingkan dengan anak lain ataupun anak dalam film-film.
Jangan Dimasukkan ke Hati. Ketika anda bertekad membantu anak anda menjadi lebih baik, tantangan pasti muncul. Salah satu cobaan terberat adalah ketika anak membangkang, protes, tidak mau bergerak, tidak perduli. Anda tidak perlu sakit hati, yang penting anda tahu bahwa anda melakukan hal yang benar. Tujuan anda adalah membantu anak melakukan hal yang benar dan baik, walaupun ia tidak menyukainya.
Perhatikan perilaku yang ditunjukkan anak anda, bukan sikap atau kata-katanya. Misalnya anak berteriak tidak mau mengerjakan PR, tapi ia berjalan menuju meja belajarnya. Katakan anda bangga ia tetap mengerjakan tugasnya, walau hatinya ingin menonton TV lebih lama lagi. Tanyakan pada diri anda: “Apa yang dilakukan anakku?”
Seringkali juga kemajuan yang dirasakan parents adalah seperti “berjalan dua langkah kedepan, mundur selangkah.” Walaupun itu terjadi, anda tetap selangkah lebih maju. Sudah pasti anak akan menantang anda. Dia akan terus mengetes anda, apakah anda serius dengan perubahan yang anda lakukan. Dia akan mencoba untuk kembali ke jalan lama. Tapi berdirilah tegak, suatu hari anak akan berubah. Satu cara untuk menjaga semangat anda adalah dengan membandingkan “titik dimana anak mulai” dengan “titik dimana dia berada sekarang.” Jangan bosan memotivasi anak: kamu pasti bisa makin baik lagi, karena kamu sudah melakukannya.
A journey of a thousand miles begins with a single step. - Lao-tzu