
Tuhan menciptakan manusia dengan akal dan pikiran. Di dalam otak manusia terdapat zat-zat kimia dan proses kimiawi yang akan bereaksi saat kita sedang jatuh cinta. Getar-getar cinta yang dirasakan antara lawan jenis hanya bisa muncul jika ada chemistrydi antara mereka. Karena itulah muncul kata-kata "chemistry" yang biasa kita dengar. Akan tetapi, tidak semua orang mengetahui apa arti dari chemistry sebenarnya.
Helen Fisher, pakar antropologi dan profesor peneliti di Rutgers University, dalam bukunya yang berjudul Why We Love: The Nature & Chemistry of Romantic Love, ia meyakini bahwa adanya proses kimiawi dalam rasa cinta seseorang yang terbagi ke dalam 3 fase dan disebabkan oleh zat-zat kimiawi dalam tubuh, yaitu:
1. Lust (nafsu)
1. Lust (nafsu)
Dalam percintaan terkadang muncul dorongan seksual yang disebabkan oleh hormon testosteron pada laki-laki dan hormon estrogen pada perempuan. Pada dasarnya, dorongan seksual antara laki-laki dan perempuan sama besar. Akan tetapi, dorongan seksual pada laki-laki lebih menggebu-gebu, sulit dialihkan, dan lebih tertuju pada hubungan badan. Sedangkan perempuan lebih dapat mengendalikan dorongan seksual yang mereka miliki.
2. Romantic Love (Percintaan Romantis)
Setiap orang pasti merasakan jatuh cinta. Mulai dari perasaan yang melambung tinggi hingga menjadi candu. Hal tersebut disebabkan oleh bekerjanya zatnorepinephrine (candu), dopamine (ketertarikan), dan PEA (gairah).
3. Attachment (kasih sayang)
Fase ini membuat setiap orang yang saling berhubungan merasakan kenyaman dalam hubungannya. Getar-getar cinta dalam diri seseorang mulai memudar dan digantikan oleh rasa kasih sayang yang lebih halus dan terkadang tanpa kita sadari munculnya perasaan itu. Perasaan ini disebabkan oleh zat endorphine (ketenangan),oxytocin dan serotonin (kemesraan).