1. Pemimpin yang tidak memiliki visi akan selalu gagal
Pemimpin yang tidak memiliki visi tidak dapat menginspirasi atau memotivasi kinerja timnya. Ia bahkan tidak bisa menciptakan nilai yang berkelanjutan dalam usahanya. Tugas pemimpin adalah menyelaraskan organisasinya dengan visi yang jelas dan dapat dicapai. Hal ini tidak dapat terjadi ketika orang buta menuntun orang buta.
2. Ketika pemimpin gagal memimpin dirinya sendiri
Seorang pemimpin yang tidak memiliki karakter atau integritas tidak akan bertahan ketika tersapu angin. Miskin karakter membuat pemimpin mudah diombang-ambingkan dan rentan menjadi korban dari sikap mereka sendiri. Optics over ethics is not a formula for success! (Optik atas etika bukanlah formula untuk sukses).
3. Pemimpin yang sok tahu
Pemimpin besar sadar bahwa ada banyak hal yang tidak mereka tahu. Mereka tidak perlu menjadi orang terpandai di ruang rapat, namun selalu memiliki keinginan untuk belajar dari orang lain.
4. Pemimpin yang gagal untuk berkomunikasi
Komunikasi adalah komponen penting yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin. Pemimpin yang memiliki keterampilan komunikasi yang buruk akan cepat jatuh dari posisi mereka. Pemimpin besar dapat berkomunikasi secara efektif di hadapan media, konstituen, dan lingkungan mereka. Mereka adalah pendengar aktif, pemikir ulung, dan tahu kapan harus memanggil bertindak.
5. Pemimpin yang tidak memiliki rasa cinta
Cinta dan kepemimpinan adalah sesuatu yang berjalan secara beriringan. Empati, kerendahan hati, dan kebaikan adalah simbol kekuatan dari kepemimpinan, bukan kelemahan.
6. Kurangnya fokus
Pemimpin yang buruk memiliki ketidakseimbangan dan prioritas dalam bekerja. Para pemimpin yang tidak memiliki fokus dan perhatian terhadap detail yang diperlukan untuk maju pasti cepat binasa. Fokus kerja menjadi cambuk keberhasilan bagi setiap pemimpin.
7. Berada di zona nyaman
Pemimpin yang besar memiliki fokus terhadap perubahan dan inovasi agar organisasi mereka tetap segar, dinamis dan berkembang. Pemimpin yang memilih zona nyaman bukanlah pemimpin sejati, melainkan seorang pecundang.
8. Tidak memperhatikan konsumen
Pemimpin yang sukses memiliki perhatian besar terhadap konsumen mereka. Pemimpin yang tidak selaras dengan kebutuhan pasar akan cepat gagal. Maka, cara terbaik untuk menjadi pemimpin yang besar adalah dengan mencari tahu apa yang dibutuhkan konsumen dan menggabungkannya ke dalam inovasi dan inisiatif perencanaan.
Pemimpin harus bersikap jujur, memiliki track record yang baik, menjadi komunikator yang baik, mendahulukan pelayanan bagi mereka yang dipimpinnya, dan fokus. Jika karakter ini tidak dimiliki oleh pimpinan Anda saat ini, dia pastilah bukan pemimpin yang baik dan berkompeten. Percayalah, tidak ada pemimpin buruk yang bisa tetap bertahan di posisi mereka.
Sumber : Merdeka