Tarian Sisemba (all foto : zeus/ Viva Forum) |
Dan, yang paling unik adalah tradisi aksi adu kaki “sisemba” atau baku tendang, yang lebih terlihat seperti tawuran massal.Pasalnya, warga dari kampung tetangga, saling berhadap hadapan untuk melumpuhkan, dengan cara beradu kaki “tendang” secara massal. Bagi peserta yang jatuh, maka lawan tidak lagi diperbolehkan menyerang. Ada cara yang digunakan agar tidak mudah jatuh, mereka saling berpegangan tangan sambil menyerang dengan tendangan kaki.
Tak heran jika banyak warga yang mengalami cedera, mulai dari keseleo hingga luka terbuka akibat kerasnya tendangan lawan. Namun, jika ada peserta yang sudah dianggap terlalu kasar, maka para tokoh adat segera memisahkan mereka. walaupun terlihat kasar dan keras, namun warga yang saling tendang di lapangan bebas, tidaklah membawa dendam hingga keluar arena. Usai "sisemba", mereka bubar dan kembali akrab.
"Tradisi sisemba ini bukanlah permainan anarkis, namun tradisi ini adalah sebuah keharusan warga setempat demi mendapatkan hasil panen yang berlimpah ditahun akan datang. Pasalnya, jika tidak melaksanakan tradisi sisemba, maka diyakini akan berakibat gagal panen," tutur Isac Padangsulle, selaku tokoh adat Kande Api
“Pernah di suatu waktu, tradisi warisan nenek moyang ini tidak digelar, dan saat itu warga mengalami gagal panen, yang disebabkan serangan hama, dan digelarlah kegiatan tumbuk lesung, yang bertujuan mengusir hama," ungkap Isac. Bisa terlihat, tradisi warisan leluhur ini, sangatlah diyakini akan membawa berkah dengan berlimpahnya hasil panen padi. Lumrahlah jika hingga saat ini warga Desa Kande Api, masih melestarikan tradisi sisemba. (zeus).
Sumber : Viva Forum