Peristiwa pertama hari Rabu (22/8-07) menimpa Saleh dan anaknya, Adman, warga Kampung Baru, Kecamatan Negarabatin, Kab. Way Kanan. Rasutan massa dari kampong lain mengeroyok, menembak, lalu membakar keduanya. Saat ditemukan pukul 17.00 WIB, mayat mereka tinggal tulang belulang.
Sehari sebelumnya, sekitar pukul 22.00, seorang pencuri bernama Rudianto juga tewas diamuk massa. Korban adalah warga Kampung Bumiagung, Kecamatan Bumiagung, Kab. Way Kanan.
Pada Sabtu (18/8-07) lalu, dua pencuri sapi di Desa Margoagung, Jatimulyo, Kab. Lampung Selatan, juga tewas diamuk massa. Mereka adalah Suharno (32), warga Desa Jatimulyo dan Tuhono (30), warga Dusun Negeria, Desa Waygalih, Tanjungbintang, Kab. Lampung Selatan.
Kapolsek Pakuonratu Iptu M.N. Yuliansyah, SH., mengatakan pihaknya masih menyelidiki motif di balik amuk massa yang menewaskan bapak dan anak di Kampung Baru, Negarabatin.
“Kejadiannya baru kami ketahui pukul 15.30. Ketika sampai di lokasi pukul 17.00, kedua korban sudah gosong, tinggal tulang belulang saja,” ujar Kapolsek yang wilayahnya meliputi tiga kecamatan: Pakuonratu, Negarabatin, dan Bumiagung.
Informasi sementara yagn ia peroleh, massa yang mengamuk berasal dari kampung lain. “Namun, apa motifnya dan kenapa sampai ada yang memegang senjata, masih kita selidiki,” paparnya.
Untuk peristiwa kedua, Kapolsek mengatakan, korban adalah pencuri di rumah Boiman bin Sunar, warga Kampung Pakuonratu, Kecamatan Pakuonratu, Kab. Way Kanan. Korban Rudianto dan tiga kawannya dipergoki warga. Mereka lari sampai ke perkebunan sawit yang terletak tak jauh dari kampong itu. Rudianto tertangkap massa, sementara tiga kawannya berhasil lolos.
Massa mengamuk dan menghajar Rudianto tanpa ampun. Berdasar catatan medis Puskesmas Pakuonratu, korban menderita patah kaki, luka bacok di kepala dan lengan kanan atas, serta memar di sekujur tubuh.
“Awalnya, warga melihat empat orang yang mencurigakan dengan dua sepeda motor. Yakni Yamaha L2 Super dan Suzuki TRS warna hitam. Mereka hanya berputar-putar di kampung itu,” papar Yuliansyah.
Pencurian yang kerap terjadi belakangan ini membuat warga waspada. Mereka mengintai gerak-gerik keempat orang tersebut. Kecurigaan mereka ternyata beralasan, karena melihat empat orang tadi hendak mendongkel jendela rumah Boiman. Warga pun menyerbu keempat orang mencurigakan tadi. Terjadilah amuk massa(*)