Timur Tengah Terputus dari Internet: Wajar atau Sabotase?

Pada 3 Februari, dilaporkan satu kabel bawah laut yang membawa lalu-lintas internet ke kawasan Timur Tengah terputus. Ini adalah jaringan kabel ketiga di wilayah yang sama yang terputus dalam waktu hanya tiga hari. Kecurigaan akan sabotase pun menyeruak.

Sebelumnya, pada 30 Januari dan 1 Februari, dua kabel bawah laut Mediterania milik perusahaan Inggris FLAG Telecom, dilaporkan terputus. Terputusnya dua kabel tersebut menyebabkan dua pertiga kawasan Timur Tengah kehilangan akses ke dunia maya. Dan, terputusnya kabel ketiga semakin menjadikan kawasan itu menjadi wilayah “bebas” internet.

Internet traffic report bahkan (setidaknya hingga dinihari 4 Februari) melaporkan bahwa Iran 100% terputus dari koneksi internet, terkecuali tentu saja situs-situs yang menggunakan satelit.

Dari seluruh kawasan, hanya Israel dan Irak yang masih secara penuh mendapatkan semua koneksi kepada internet.

Tak ayal, kecurigaan akan sabotase pun muncul sementara pada saat yang sama FLAG telecom belum bisa memastikan sebab terputusnya tiga jaringan kabel itu.

Omar Sultan, CEO “DU”, sebuah perusahaan penyedia layanan internet terbesar di Dubai, menyatakan bahwa insiden dalam tiga hari ini sangatlah “tidak biasa”.

Mike Rivero, analis politik AS, mengatakan, “Problem terbesar yang dihadapi Bush selama invasi Irak adalah gambaran-gambaran yang datang lewat internet yang menunjukkan horor yang AS berikan kepada rakyat Irak, dan memaparkan kebohongan pemerintah mengenai Saddam.” Dengan mempertimbangkan hal itu, maka Rivero mengkhawatirkan bahwa, “Terputusnya kabel-kabel bawah laut ini sengaja dilakukan demi mencegah dunia untuk melihat sesuatu yang akan terjadi melalui media-media selain media yang dikendalikan pemerintah.”

Sementara itu, sebuah sumber di dalam FLAG, yang tak ingin namanya disebutkan, menyatakan bahwa para pekerja kini tengah berusaha untuk memastikan bagaimana kabel-kabel di Teluk Persia itu bisa terputus. Sumber itu juga mengatakan bahwa kapal perbaikan baru akan tiba di lokasi kerusakan, di lepas pantai Alexandria, pada Selasa minggu ini sedangkan proses perbaikannya diperkirakan memakan waktu satu minggu.

Mayer Amshel Bauer, seorang profesional pada sistem kabel bawah laut, mengatakan bahwa sistem kabel bawah laut adalah sistem yang reliable sehingga nyaris tidak akan mengalami gangguan untuk jangka waktu yang lama. Namun, insiden terputusnya tiga kabel sekaligus dalam tiga hari di Laut Mediterania jelas merupakan sesuatu yang ganjil.


UPDATE

Berbagai media menduga-duga bahwa penyebab terputusnya tiga kabel itu adalah jangkar yang dijatuhkan kapal.

Namun, dugaan itu diragukan kebenarannya.

Pertama, Kementerian Transportasi Mesir mengkaji rekaman-rekaman video (12 jam sebelum dan sesudah insiden terjadi) dari kamera pemantau lokasi dimana kabel-kabel itu tertanam. Setelah melakukan kajian, sebuah komite dari kementerian itu memutuskan bahwa tidak ada lalu-lintas maritim selama periode tersebut. Selain itu, lokasi tersebut termasuk ke dalam wilayah "no-go zone" yang tidak boleh dilalui kapal.

Kedua, kabel fiber optik adalah kabel dengan 8 lapisan yang melindunginya yang sukar ditembus sekalipun oleh jangkar kapal, sebelum jangkar itu terlebih dahulu terpental.

◄ Newer Post Older Post ►