Krisis Dubai dan Iran

Krisis utang yang menjerat Dubai World, salah satu perusahaan investasi terbesar di Timur Tengah, menunjukkan bahwa kondisi keuangan global belum benar-benar pulih. Selain itu, hal ini mengindikasikan sistem keuangan dunia tengah mengalami guncangan di ambang sebuah kejutan besar.

Kondisi keuangan global semakin gelisah dengan munculnya masalah utang yang menjerat Dubai World, mega-perusahaan milik pemerintah Dubai yang mengumumkan bahwa mereka membutuhkan penghentian kesepakatan pembayaran kewajiban mereka sebesar US$59 miliar kepada kreditor. Salah satu emirat kaya minyak Abu Dhabi, yang terus mempertahankan hubungan dengan mitranya di Uni Emirat Arab, Dubai, telah mengisyaratkan akan mem-bailout Dubai World pada sebagian kewajibannya.

Kreditor utama Dubai World adalah HSBC, yang mulai mengambil alih peran ketika menguasai kendali Royal Bank of Scotland pada krisis tahun lalu. Adalah mungkin Bank of England juga akan membantu mem-bailout Dubai, sesuatu yang tentu saja akan dirahasiakan agar tidak menarik perhatian pihak oposisi di Parlemen ketika Pemerintah Partai Buruh menyaksikan popularitas mereka terjun bebas dalam berbagai jajak pendapat. Operasi pelabuhan Dubai World amat didukung beberapa orang, termasuk mantan Presiden George W. Bush, ayahnya George HW Bush, dan Pangeran Charles. Keluarga Bush dan Charles berhubungan dekat dengan penguasa Dubai, Sheikh Mohammad bin Rashid al-Maktoum, yang kini dipersalahkan atas krisis keuangan Dubai karena menghabiskan miliaran dollar untuk membangun pencakar langit tertinggi di dunia dan merekrut orang-orang seperti bintang sepak bola David Beckham dan istrinya Victoria untuk mempromosikan Palm Island yang mewah milik Nakheel Property, salah satu anak perusahaan Dubai World.

Kemungkinan lain adalah Saudi, selain Abu Dhabi, yang juga akan memberi jaminan atas pembayaran bunga utang Dubai untuk sementara waktu.

Namun di luar itu, ada negara lain di kawasan yang siap bergerak masuk untuk membantu Dubai dan yang bisa mengubah keseimbangan militer dan politik di kawasan. Negara itu adalah Iran, yang kerap menjadi sasaran serangan propaganda dari Israel dan sekutu-sekutu politiknya di Washington, London, dan Paris. Iran amat mungkin siap mengisi peluang kepentingan yang ada di Dubai. Jika Iran bergerak masuk dengan cadangan cash-nya untuk membantu Dubai keluar dari krisis, pertanyaannya bagaimana Barat akan bersikap tentang sanksi ekonomi atas Teheran dalam kaitan dengan program nuklirnya.
◄ Newer Post Older Post ►