Ridho Slank: NH Tak Punya Etika dan Moral

 Salah satu pentolan grup musik Slank, Ridho Hafidz, ternyata sangat menginginkan perubahan di pucuk kepemimpinan PSSI. Nurdin Halid menurutnya tidak memiliki etika dan moral sebagai Ketua Umum PSSI.

"Gua harapkan ada perubahan. Gua udah capek banget dengan keadaan ini. Kalau kita ngomong masalah etika dan moral, enggak ada lagi," kata Ridho di sela aksi damai di Kantor PSSI, Selasa (22/2/2011). "Kalau ada etika dan moral, sudah enggak ada. Bahwa ketua umum kita (Nurdin Halid) bersalah dalam kasus korupsi dan masuk penjara, seharusnya dia meletakan jabatan. Secara etika dan moral, kita malu," tuturnya.

Ridho juga menegaskan, dirinya hanya ingin perubahan tanpa memihak siapa pun. "Gua lebih fokus sepak bola Indonesia. Kalau dibilang Liga Primer Indonesia atau Liga Super, gua dukung dua-duanya. Gua support sepak bola Indonesia," ujarnya.

Ridho pun mengaku yakin Nurdin Halid bisa lengser dari jabatannya dengan besarnya gerakan people power. "Ibaratnya Indonesia pernah menggulingkan presiden. Masa hanya jabatan yang kayak gini enggak bisa dijungkalkan... itu gila," ujarnya.

Lebih lanjut, Ridho berencana melakukan pertemuan dengan sesama artis demi melancarkan upaya perubahan ditubuh PSSI. "Akan dimulai dengan diskusi-diskusi. Rencana konser kepedulian juga akan dirancang. Yang jelas, yang datang ke forum diskusi tidak boleh membawa bendera tertentu," kata Ridho.

Seperti yang diketahui, tuntutan adanya perubahan ditubuh PSSI semakin gencar menjelang kongres empat tahunan PSSI pada 26 Maret mendatang. Masyarakat pencinta sepak bola berang karena dua bakal calon ketua umum PSSI yang dinilai bisa membawa perubahan, yakni George Toisutta dan Arifin Panigoro, tidak lolos verifikasi karena terganjal aturan PSSI.

Banyak komunitas suporter Indonesia melakukan aksi dengan menuntut Nurdin Halid turun dari jabatannya dan tidak maju lagi pada kongres empat tahunan PSSI. Perubahan itu disuarakan antara lain oleh Boromania (suporter Persibo Bojonegoro), Masyarakat Sepak Bola Semarang, Panser Biru, serta beberapa komunitas suporter lainnya. Saat ini ratusan suporter berencana menginap di area Gelora Bung Karno, Jakarta. 
◄ Newer Post Older Post ►