Aroma Sup dan Bunyi Gemerincing Uang (Kisah Nasruddin Hoja)


Seorang pengemis mendapatkan roti dari pemberian seseorang. Namun ia tidak mempunyai apa-apa untuk dimakan bersama roti. Berharap mendapatkan sesuatu untuk menemani roti itu, ia pergi ke sebuah penginapan dan meminta makanan. Penjaga penginapan mengusirnya tanpa memberikan apa-apa. Pengemis itu  mengintip ke dapur dan melihat sebuah panci besar berisi sup di atas api. Ia memegang rotinya di atas panci yang mengepul itu berharap bahwa aroma sup yang sedap itu menyerap ke dalam roti dan memberikan sedikit rasa.

Tiba-tiba penjaga penginapan menangkap lengannya dan menuduhnya mencuri sup.

“Aku tidak mengambil sup,” kata pengemis, “Aku hanya mencium baunya.”

"Kalau begitu kau harus membayar baunya,” jawab penjaga penginapan.

Pengemis malang itu tidak memiliki uang, maka  penjaga yang marah itu menyeretnya menghadap kadi.

Nasruddin Hoja sedang bertugas sebagai kadi hari itu dan ia mendengar keluhan penjaga dan penjelasan pengemis.

“Jadi kau menuntut pembayaran atas aroma supmu?” Hoja menyimpulkan.

“Ya!” jawab penjaga penginapan.

“Kalau begitu aku sendiri yang akan membayar,” kata Hoja, “dan aku akan membayar bau supmu dengan suara uang.”

Sambil berbicara, Hoja mengambil dua keping uang logam dari sakunya, membunyikannya dengan mengguncangkannya keras-keras. Kemudian ia memasukkan uangnya kembali ke saku dan menyuruh penjaga penginapan dan pengemis pulang. 
◄ Newer Post Older Post ►