Asal Usul Sungai Landak (Cerita Rakyat Kalimantan Barat)

Dahulu kala, hidup seorang petani bersama isterinya. Walaupun tidak kaya, mereka suka menolong orang lain.

Suatu malam, petani sedang duduk di tempat tidur. Di sampingnya, isterinya sudah terlelap. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh seekor kelabang putih yang muncul dari kepala isterinya. Kelabang putih itu berjalan meninggalkan rumah petani. Petani itu mengikutinya hingga tiba di sebuah kolam tak jauh dari rumah mereka. Kelabang itu lalu menghilang. Petani lalu berjalan pulang. Isterinya masih pulas.

Esok paginya, isteri petani menceritakan mimpinya semalam. “Aku sedang berjalan di padang rumput, dan ada sebuah danau di sana. Aku melihat seekor landak raksasa di dalam danau itu. Ia melotot kepadaku, maka aku lari.”

Petani itu lalu pergi lagi ke kolam. Di dalamnya ia melihat suatu benda yang berkilau. Ia mengambilnya, ternyata sebuah patung landak dari emas. Patung itu sangat indah, matanya dari berlian. Petani membawanya pulang.

Malam harinya, petani didatangi seekor landak raksasa dalam mimpinya. “Ijinkan aku tinggal di rumahmu. Sebagai balasannya, aku akan memberikan apa saja yang kau minta.”

Landak itu mengajarkan untuk mengusap kepala patung landak emas dan mengucapkan kalimat untuk meminta sesuatu. Jika yang diminta sudah cukup, petani harus mengucapkan kalimat untuk menghentikannya.

Petani menceritakan mimpinya kepada isterinya. Mereka ingin membuktikan mimpi itu. Petani mengusap kepala patung dan mengucapkan kalimat permintaan. Ia meminta beras. Seketika dari mulut patung keluarlah beras! Beras itu terus mengalir keluar hingga banyak sekali. Petani segera mengucapkan kalimat kedua dan beras berhenti keluar dari mulut patung landak.

Mereka berdua kemudian meminta berbagai benda yang mereka butuhkan. Mereka menjadi sangat kaya. Namun mereka tetap tidak sombong dan makin gemar menolong. Banyak orang datang untuk meminta tolong.

Seorang pencuri mengetahui rahasia patung landak. Ia berpura-pura minta tolong dan mencuri patung itu. Pencuri membawa patung itu pulang. Desanya sedang dilanda kekeringan. Pencuri mengatakan kepada tetangga-tetangganya bahwa ia dapat mendatangkan air untuk kampung mereka.

Pencuri memohon air sambil mengusap kepala patung dan mengucapkan kalimat permintaan. Air keluar dari mulut patung. Penduduk desa itu sangat senang. Tak lama kemudian, air yang keluar sudah mencukupi kebutuhan penduduk desa, namun terus mengalir sehingga terjadi banjir. Pencuri itu tidak tahu bagaimana menghentikan air yang keluar dari patung. Penduduk desa lari menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi.


Pencuri juga ingin menyelamatkan diri, namun tidak bisa menggerakkan kakinya. Ia melihat seekor landak raksasa memegangi kakinya. Akhirnya ia tenggelam dalam air yang makin lama makin tinggi. Air itu kemudian membentuk sungai yang disebut sungai Landak.
Sungai Landak berselimut kabut pagi.

◄ Newer Post Older Post ►