Sang ayah mengaku bernama Tommy Jordan dan bermukim di North Carolina, Amerika Serikat. Dia memposting video penembakan laptop tersebut di YouTube dan menjadi populer di situs kepunyaan Google itu.
Tommy awalnya membacakan postingan putrinya di Facebook yang membuatnya marah. Sang putri memprotes Tommy, bahkan mengumpat. Ia tidak mau disuruh mengerjakan tugas rumah tangga sehari-hari.
"Aku bukan budakmu. Bukan tanggungjawabku untuk membersihkan. Kita kan punya pembantu. Jika kamu ingin kopi, buatlah sendiri," demikian sebagian postingan Facebook sang putri.
Sejatinya, postingan di Facebook itu sudah disetting agar tidak bisa dibaca sang ayah. Namun Tommy berhasil membacanya dan marah karenanya. Pada akhir video, dia tampak menembak laptop anaknya.
Video berjudul "Facebook Parenting: For the Troubled Teen" tersebut sangat populer dan dalam waktu singkat sudah disaksikan sekitar 20 juta kali. Bahkan Tommy laris dihubungi awak media untuk keperluan wawancara.
Beberapa pihak mendukung aksi Tommy untuk membuat anaknya patuh. Namun sebagian lagi mengritiknya sebagai tindakan yang berlebihan. Demikian seperti kutip dari United Press International, Senin (13/2/2012).
( sumber :detikinet.com )