
China  telah membuat sejarah dalam bidang luar angkasa. Tiga awaknya, belum  lama ini, berhasil merapatkan pesawatnya dengan stasiun luar angkasa  secara manual. Inilah torehan sejarah yang diklaim sebagai yang pertama  kali di dunia.
Selama ini,  pesawat yang merapat ke stasiun ruang angksa dilakukan secara remot dari  bumi. Sedangkan tiga awak China itu melakukannya secara manual. Maka,  berbanggalah rakyat China atas pencapaian itu.
Akankah China menggantikan Amerika Serikat dan Rusia di luar angkasa? Demikian kira-kira pertanyaannya.
Salah seorang  yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu adalah Leroy Chiao, mantan  astronot NASA dan pemimpin Stasiun Luar Angkasa Internasional. Kepada CNN,  ia menuturkan prestasi China itu memang patut dibanggakan. Namun,  sebetulnya itu bukan hal baru. Sebab, 40 tahun lalu AS dan Uni Sovyet  sudah pernah melakukan hal sama.
Lagi pula,  sebulan sebelum pesawat Shenzhou-9 merapatkan diri secara manual di  stasiun luar angkasa Tiangong-1, perusahaan swasta AS sudah  melakukannya. Pada Mei 20120 SpaceX menjadi perusahaan swasta pertama  yang mengirim kargo ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Kargo itu  merupakan percobaan penerbangan pertama yang terintegrasi dengan pesawat  Falcon-9 dan kapsul Dragon.
Hanya saja,  pemberitaan di media massa jauh lebih heboh misi China ketimbang  keberhasilan perusahaan swasta AS itu. Mungkin itu terjadi karena China  melakukannya oleh negara sedangkan AS oleh perusahaan swasta.
Namun  persoalannya bukan di sana. Menurut Chiao, China memang memiliki  teknologi yang bagus di bidang luar angkasa. Hanya saja, mereka masih  miskin pengalaman. Chiao yang pernah melihat teknologi China itu juga  mengatakan, jika dibandingkan dengan AS, kemampuan China masih sangat  jauh.
Namun demikian,  China tidak bisa dianggap enteng sebab negara ini terus bergerak. AS  bagaimanapun ketar-ketir melihat keunggulan China. Sebab, persoalannya  adalah bukan apakah AS lebih unggul dari China. Melainkan, apa yang dilakukan AS, sekarang China sudah bisa melakukannya.
Karena itu,  jika AS tidak ingin tertinggal oleh China, AS harus memimpin proyek luar  angkasa internasional seperti yang sekarang sudah dijalankan melalui  Stasiun Luar Angkasa Internasional. Sebab, kini bukan saatnya lagi  berlomba antarnegara menuju luar angkasa.
Chiao  menyarankan. Proyek luar angkasa harus diarahkan pada yang kerjasama  yang lebih luas di bidang luar angkasa. Bukan lagi pada perlombaan  masing-masing negara. Namun, kerjasama itu harus dipimpin oleh AS.  Mengajak AS harus membawa China dalam kerjasama ini. Dengan cara inilah,  menurut Chiao, AS akan tetap unggul. Jika tidak, AS bisa tertinggal  jauh.
(klikunic)