Forbidden City - Kota Terlarang yang Selalu Memesona

Banyak bekas istana imperium raksasa di dunia. Namun, bekas istana kekaisaran RR China, Forbidden City (Kota Terlarang) menjadi salah satu yang terbesar, termegah, terindah, dan terpopuler.

Kompleks Forbidden City, Beijing, China.
Kompleks Forbidden City, Beijing, China.

Istana yang didirikan pada abad 13 ini menjadi amat masyhur karena menyimpan banyak peristiwa bersejarah, kejayaan, kepedihan yang amat sangat hingga pada cerita penuh misteri.

Kota Terlarang, atau biasa disebut Gu Gong (bekas istana) ini terletak di jantung kota tua Beijing, berhadapan langsung dengan lapangan Tienanmen dan Chang An Avenue. Siapapun yang datang ke Beijing, belum "sah" disebut datang ke kota berpenduduk 20 juta jiwa itu kalau belum datang atau sekadar lewat di seberangnya.

Data yang diperoleh menyebutkan, setiap tahun 40 juta turis asing datang ke kota ini dan di antaranya untuk melihat langsung istana seluas 720.000 meter persegi itu.

Hal paling menarik dari istana ini tentu saja sejarahnya, dan semua cerita yang melatarbelakanginya. Misalnya dibangun lebih tujuh abad lalu, hingga kini tegak. Fondasinya saja dikerjakan 14 tahun, bangunannya mencapai 800 buah, dengan 8.000 ruangan! Ada 24 kaisar yang pernah bertahta di sana.

Banyak cerita tentang kaisar yang hebat, tetapi ada juga cerita kepedihan, yakni kaisar paling "populer", Pu Yi (7 Februari 1906-17 Oktober 1967), kaisar terakhir, yang tumbang dari kursinya tahun 1912.

Kehidupan Pu Yi penuh riak dan warna. Ia di antaranya sempat ditahan selama 15 tahun, kemudian diampuni (1959). Ia sempat beberapa kali ditolong oleh salah seorang perdana menteri terbaik yang pernah dimiliki China, Zhou Enlai. Pu Yi kemudian menjadi bagian dari rakyat jelata, hingga meninggal karena penyakit ginjal dan jantung.

Kota Terlarang dibangun dengan perencanaan yang sangat matang. Pembangunan fondasi yang menelan waktu hingga 14 tahun dipandang sangat wajar karena demikian luasnya proyek itu.

Sebaliknya, dengan kepandaian yang belum sebaik sekarang, para pekerja istana itu mampu merampungkan istana kekaisaran China, dengan hasil demikian spektakuler. Kalau bisa dibuat nilai, pelaksanaan atau pengerjaan proyek ini dapat nilai sepuluh. Detil dan cita rasa seni bangunan masing-masing dapat sepuluh pula.

Secara sepintas komplek istana menakjubkan tersebut menelan bahan yang "gila-gilaan". Balok sebagai pilar saja, amat besar, untuk menopang bangunan yang demikian besar dan penuh asesori. Pintu gedung, maupun dinding dan jendela, dibuat dari kayu yang tebalnya antara 20 cm sampai hampir 80 cm.

Kalau dibuat komparasi dengan keadaan sekarang, bangunan tersebut bisa dikatakan boros bahan, tidak efisien, dan "makan tempat". Namun dengan keadaan pada abad 13 dan 14, teknologi yang digunakan di istana itu memang sudah luar biasa maju.

Sisi yang juga amat menawan adalah detil bangunan, dinding dan lantai. Betapa tidak takjub warga dunia melihat sebagian lantai komplek Kota Terlarang dibuat dari pualam yang dipahat atau diukir.

Ada juga ribuan patung dari perak dan perunggu yang dikerjakan penuh kesabaran selama bertahun-tahun. Ada puluhan ribu batu granit yang dibentuk sedemikian rupa sehingga enak dijalani, enak dijadikan tempat pijakan, dan duduk-duduk. Inilah kemudian yang menjadi salah satu sumber kekaguman publik dunia: sebuah istana, dikerjakan sepenuh hati dan masih tampak demikian kokoh dan gagah hingga hari ini.

Seorang turis dari Amerika Serikat, Michael Shult Jr menyatakan, ia tidak menyangsikan China sebagai salah satu bangsa yang memiliki kebudayaan amat tinggi. Namun, ia tidak bisa membayangkan bagaimana komplek bangunan yang demikian bercita rasa seni tinggi dikerjakan pada era tujuh abad silam.

"Benar-benar luar biasa. Saya tidak tahu apakah komplek bangunan seperti ini masih bisa dibuat pada masa sekarang. Dulu, kekaisaran yang membangun. Kita tahu, rakyat yang bekerja tentu sangat loyal atau tunduk pada kekaisaran," ujar Michael, di Beijing pekan lalu. 




Sumber : Kompas
◄ Newer Post Older Post ►