Bayi yang mendapat ASI eksklusif sejak dini terbukti lebih sehat dan jarang sakit. Tak hanya untuk si jabang bayi, proses menyusui ini ternyata juga bermanfaat bagi ibu.
Proses menyusui perlu dilakukan dengan benar karena berkaitan dengan periode penting bagi pertumbuhan bayi.
Pertemuan negara-negara anggota WHO atau World Health Assembly (WHA) tahun 2002 telah memutuskan mengenai standar emas makanan bayi. WHA merekomendasikan agar proses menyusui dimulai secepat mungkin hingga bayi berusia 6 bulan.
Selama masa ini, bayi hanya diperbolehkan minum ASI saja. Baru setelah 6 bulan, bayi diperbolehkan makan makanan rumahan. Proses pemberian ASI juga sebaiknya diteruskan hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih.
"Proses menyusui ini bisa dimulai secepatnya dengan cara inisiasi dini, yaitu segera setelah lahir, bayi ditengkurapkan di dada ibu sehingga kulit ibu melekat pada kulit bayi minimal 1 jam,” kata dr Utami Roesli, Sp.A, IBCLC FABM,ketua Sentra Laktasi Indonesia dalam acara diskusi media mengenai Perlindungan Hak Menyusui bagi Wanita Bekerja di Bloeming Bar & Restaurant, FX Plaza Jakarta, Jumat (3/8/2012).
Dengan adanya kontak dini ini, maka tubuh bayi akan tetap hangat sekaligus menstabilkan detak jantung dan pernapasannya. Selain itu, ikatan ibu dengan anak akan makin kuat dan umumnya si bayi lebih berhasil disusui untuk waktu yang lama.
Dr Utami menjelaskan, menyusui bayi akan berdampak panjang bagi kesehatan mental anak. Penelitian menemukan bahwa semakin lama menyusui, maka risiko gangguan mental pada anak semakin berkurang. Selain itu, penelitian lain juga menemukan bahwa anak yang diberi ASI lebih cerdas dan tinggi skor IQ-nya. Di samping manfaatnya bagi bayi, menyusui juga ternyata bermanfaat bagi kesehatan ibu.
"Selama ini, manfaat menyusui identik dengan kesehatan bayi saja. Banyak juga para ibu yang karena berbagai hal tidak memberikan ASI kepada bayinya. Padahal menyusui itu memiliki manfaat yang besar juga bagi ibu," kata dr Utami.
dr Utami membeberkan beragam manfaat menyusui bagi ibu, yaitu:
1. Mengurangi pendarahan dan kurang darah setelah melahirkan.
2. Mengurangi risiko terkena kanker payudara, kanker ovarium dan kanker endometrial
3. Mengurangi risiko terserang penyakit penuaan seperti diabetes melitus, osteoporosis dan rheumatoid artritis
4. Merupakan metode KB paling aman
5. Mengurangi risiko obesitas
6. Mengurangi risiko stres dan kegelisahan
7. Mengurangi risiko tindakan kekerasan dan penelantaran anak sebanyak 4,8 kali lebih kecil.
Sumber : Detik