Pasukan PA, yang dilatih oleh Central Intelligence Agency (CIA) AS di bawah komando Jenderal Keith Dayton dan juga dalam koordinasi dengan Israel, itu memerintahkan kedua pejuang untuk menyerahkan diri. Karena khawatir bahwa akan menyerahkan mereka kepada otoritas pendudukan Israel, keduanya bersikukuh untuk diperbolehkan mundur dari wilayah tersebut. Pasukan PA menolak dan konfrontasi selama enam jam pun terjadi, yang berakhir pada Minggu pagi dengan gugurnya dua pejuang Islam tersebut, termasuk sang pemilik rumah Abdul Halim al Pasha.
Pasukan keamanan Abbas dilaporkan kerap meluncurkan kampanye represi dan pembalasan dendam di wilayah tersebut. Samman dipandang sebagai salah satu pejuang perlawanan Hamas paling senior di utara Tepi Barat. Dia menjadi buruan Israel selama beberapa tahun dan beberapa usaha pembunuhan terhadap dirinya telah dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel.
Pejabat-pejabat militer Israel dilaporkan memberi selamat kepada PA karena telah membunuh "teroris". PM Benjamin Netanyahu mengatakan minggu lalu bahwa Israel tertarik untuk "memperkuat aparat keamanan PA". Dia berkata di hadapan kabinet Israel bahwa “memperkuat agen-agen keamanan PA adalah kepentingan utama Israel.”