Aplikasi ZPK Tingkatkan Rendemen Gula PT GMP


GUNUNG BATIN (Berita Nasional) : Syukuran atas rampungnya rippener (aplikasi Zat Perangsang Kemasakan) masa tebang giling tahun 2007 berlangsung di hanggar Landasan Gumak PT Gunung Madu Plantations, 4 September lalu. Luas areal yang berhasil diaplikasi zat pemacu kemasakan (ZPK) tahun ini mencapai 22.350 hektare. Sementara tahun depan masih belum bisa dipastikan karena kemampuan pesawat masih jadi tanda tanya.

Acara yang berlangsung dengan suasana santai ini dihadiri General Manager PT GMP M. Moh. Jimmy Mahshun, Kadep R&D Ir.H. Koko Widyatmoko, Kadep Plantations Ir.H Sutarto, Kadep Factory Alex Kesaulya, Kadep SBF Ir.H. Gunamarwan, para staf PT Gunung Madu Plantations, sesepuh Satuan Udara Pertanian (Satudtani) Letkol (Pnb) Yudanardi, serta Tim Satudtani dibawah Komando Letkol. (Pnb) Paminto Bambang Pamungkas.

General Manager PT Gunung Madu Plantations H.M. Jimmy Mahshun dalam sambutannya mengatakan, penyemprotan udara zat pemacu kemasakan tebu (cane ripener) berlang­sung da­ri 5 Maret hingga 3 September ini ber­hasil mengaplikasi ZPK se­luas 22.350 ha atau 90 persen dari seluruh luas areal PT GMP.

Dalam enam bulan ini telah dila­kukan 944 sortie penyemprotan.. Artinya Pilot pesawat Pi­latus Poter melakukan landing-tak off sebanyak 944 kali dan ber­jalan de­ngan selamat.

Cuaca musim ini kebetulan sangat membantu, se­hingga kondisi tanaman tebu kita ma­sih layak untuk disemprot sekalipun bulan Agustus sudah berakhir. Pada musim-musim lalu biasanya mengakhiri penyemprotan lebih awal, karena hujan sudah sangat mi­nim dan mengakibatkan tanamannya kering, tidak layak lagi dilakukan pe­nyemprotan.

“Atas prestasi ini kami secara khusus menyampai­kan penghargaan yang setinggi-ting­gi­nya kepada seluruh tim aplikasi, baik para penerbang maupun tim apli­kasi pendukung mulai dari Landasan Gumak, Divisi 4 dan Landasan Divisi 6, juga para petugas flagmen yang me­nuntun lintasan terbang di la­pangan,” tambahnya.

General Manager PT GMP H.M. Jimmy Mahshun mengatakan dengan aplikasi ZPK PT GMP berhasil meningkatkan rendemen tebu rata-rata 10 persen. “Langkah maju ini harus diper­ta­hankan dan ditingkatkan agar pro­duksi gula bisa lebih baik lagi,” harap Pak Jimmy.

Lebih lanjut General Manager GMP mengungkapkan, bahwa kita se­dang menghadapi situasi sulit ter­kait dengan kelanjutan program kerja­sa­ma aplikasi dengan SUP di musim-mu­sim mendatang.

“Departemen Pertanian dan TNI-AU yang membawahi Satudtani se­dang menghadapi pilihan-pilihan yang dilematis untuk melanjutkan misi ini, karena kondisi kelaikan pesawat yang ada sudah semakin me­nurun,” kata Pak Jimmy.
Namun dengan upaya-upa­ya yang kita lakukan bersama se­te­lah program aplikasi 2007 ini selesai, tambahnya.

“Kita harus terus menjalin komu­nikasi yang intensif dan bekerja sama me­ngatasai masalah ini. Kami juga meng­ucapkan beribu-ribu terima ka­sih karena Pak Yudha seorang yang di­tua­kan Tim Satudtani mem­ban­tu dan mendukung kita,” kata Pak Jimmy.

Menurutnya, musim tebang-giling 2008 nanti, PT GMP akan me­manen varietas-varietas baru yang lebih banyak. Ini berarti perusahaan masih me­merlukan bantuan ZPK untuk meng­hasilkan rendemen yang lebih baik.

“Mudah-mudahan aplikasi di musim mendatang tetap terlaksana me­lalui kerjasama dengan Tim Satudtani. Ka­rena hasil gula yang kita peroleh sa­ngat besar artinya bagi pemerintah dalam mengejar sasaran swasemba­da gula di tahun 2009 nanti,” harap­nya.

Sebelum mengakhiri sambutan, Pak Jimmy memohon maaf bila pelayanan Peruashaan terhadap Tim Satudtani selama 6 bulan di GMP kurang memuaskan. ”Ka­mi juga mengucapkan selamat jalan, dan kembali ke pangkalan serta bertu­gas di kantornya masing-masing,” ucapnya.

Ia juga mengatakan, GMP masih akan terus mengandalkan Tim SUP untuk melaksanakan aplikasi ZPK pa­da musim-musim mendatang. Diharapkan komunikasi GMP dan Satudtani masih terjalin dengan manis, ma­sing-masing mempersiapkan se­cara lebih terperinci, termasuk kondisi pesawat dan perlengkapannya, pe­nyem­purnaan teknologi dan SDM di kedua belah pihak.

Lancar dan Aman

Sementara Letkol (P) Paminto me­­ra­sa bersyukur karena operasio­nal pekerjaan berat dan berisiko seki­tar 6 bulan itu berjalan dengan aman, selamat, dan lancar.
”Alhamdulillah, semua pekerjaan itu bisa berjalan de­ngan lancar dan selamat (zerro accident). Hal ini dapat terwujud berkat ker­jasama yang baik dari semua pihak baik secara langsung maupun tak lang­sung, serta disiplin dalam melak­sa­nakan standar operasional dan pro­sedur yang ketatm,” katanya.

Dari hasil evaluasi dan diskusi yang intensif selama penyemprotan berlangsung, masing-masing pihak telah merencanakan apa yang perlu dilakukan dan ditingkatkan untuk men­capai hasil yang lebih baik pada masa mendatang.

Dalam kesempatan ini Letkol (Pnb) Paminto menginformasikan kondisi pesawat. Menurut dia, kesiapan jam ter­bang engine pesawat Satudtani saat ini sudah sangat terbatas, bahkan da­pat dikatakan sudah mendekati tak layak pakai (critical point), sehingga ke­mungkinan hanya dapat melaksa­na­kan program penyemprotan hanya tahun depan saja.

“Kami selaku ope­rator pesawat di lapangan masih me­nunggu kebijakan pimpinan baik dari TNI AU maupun Departemen Perta­ni­an,” kata Letkol (Pnb) Paminto.

Letnan kolonel penerbangan yang biasa menjelajahi areal GMP de­ngan menyemprotkan ZPK itu meng­ungkapkan, perawatan overhoul engine, merupakan programnya sejak 2005.

Dan hal itu telah disepakati dan disetui pihak Gunung Madu. Namun hingga kini belum dapat terlaksana. Hal ini terkait dengan kebijakan antar­­pimpinan departemen pertanian yang berbeda yang mengakibatkan pelak­sanaan overhoul tertunda agak lama.

Pada syukuran ini, Pak Paminto juga mengungkapkan kebanggaan-nya sekaligus kepuasannya karena dapat menjalin kerjasama dengan se­luruh warga GMP.

Dari pengalaman Tim Satudtani bekerjasama dengan GMP mulai tahun 2003 hingga 2007 ini, telah ter­bangun suatu kerjasama tim yang se­makin solid dalam situasi yang sangat kondusif, sehingga dapat melaksanakan ope­rasi pener­bang­an dengan aman dan selamat ser­ta mampu mencapai zerro acci­den.

“Dari sisi penerbang-an tahun ini te­lah tercapai hasil produksi jam ter­bang tak kurang dari 395 jam, terdiri dari 944 kali pener-bangan dengan me­nyemprotkan 673.090 liter ZPK ser­ta luasan yang teraplikasi seluas 22.350 hektar,” ujar Letkol (Pnb) Panimto.

Pada kesempatan itu juga Tim Sa­tudtani akan fuul out kembali ke Home Base di Lanud Suryadarma Ka­lijati. “Untuk itu kami mohon pamit dan doa restu agar dapat tiba di tem­pat tujuan kami dengan aman, lancar dan selamat. Semoga... (sutanto)
◄ Newer Post Older Post ►