ULUBELU (Berita Nasional): Sekawanan gajah liar kembali mengamuk dan merusak tiga rumah warga di Dusun Talangmadiun, Pekon Ulusemong, Kecamatan Ulubelu, Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Kawanan gajah liar yang dikenal sebagai kelompok Davit Chang berjumlah empat ekor itu, sampai hari Rabu (24/10-07) masih berada di sekitar Talangmadiun.
Pada siang hari, hewan yang dipanggil bujang tue ini berkeliaran di sekitar perkebunan warga dan menggasak sejumlah tanaman penduduk seperti kelapa, pisang, padi, tebu, dan jenis tanaman palawija lain.
Saat malam hari, kawanan gajah liar ini mulai berani mendatangi rumah-rumah warga yang berada di talang-talang yang letaknya berjauhan satu sama lain. Di pemukiman petani ini kawanan gajah liar mengobrak-abrik gubuk dan memakan habis persediaan padi dan beras milik petani.
Beruntung, kedatangan kawanan gajah liar ini sudah diketahui warga setelah terdeteksi melalui alat pelacak yang dipasang petugas BKSDA Bandar Lampung dan Taman Nasional Bukit Barisan di seekor gajah liar.
"Warga yang sudah mengatahui keberadaan gajah-gjah liar itu sudah mengungsi ke perkampungan pada siang harinya. Jadi, ketika kawanan itu menyatroni rumah, mereka hanya memakan habis beras dan gabah milik warga. Tentu saja dengan merusak rumah warga dahulu," kata Suroyo, Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Ulu Belu.
Selain merusak tanaman dan perkebunan warga, kawanan gajah yang dikenal ganas dan sadistis ini juga membunuh hewan ternak warga seperti ayam, itik, kambing, dan binatang peliharaan anjing.Sejauh ini, yang bisa dilakukan warga adalah mengusir dengan menggunakan alat-alat sederhana, seperti membuat api unggun di setiap sudut desa, membunyikan meriam bambu yang dicampur karbit, membunyikan kentongan, dan lain sebagainya. "Tetapi, usaha warga itu tidak begitu berhasil. Saat warga lengah, kawanan gajah liar ini masuk perkampungan dan meneror warga," ujar Suroyo.(*)
Kawanan gajah liar yang dikenal sebagai kelompok Davit Chang berjumlah empat ekor itu, sampai hari Rabu (24/10-07) masih berada di sekitar Talangmadiun.
Pada siang hari, hewan yang dipanggil bujang tue ini berkeliaran di sekitar perkebunan warga dan menggasak sejumlah tanaman penduduk seperti kelapa, pisang, padi, tebu, dan jenis tanaman palawija lain.
Saat malam hari, kawanan gajah liar ini mulai berani mendatangi rumah-rumah warga yang berada di talang-talang yang letaknya berjauhan satu sama lain. Di pemukiman petani ini kawanan gajah liar mengobrak-abrik gubuk dan memakan habis persediaan padi dan beras milik petani.
Beruntung, kedatangan kawanan gajah liar ini sudah diketahui warga setelah terdeteksi melalui alat pelacak yang dipasang petugas BKSDA Bandar Lampung dan Taman Nasional Bukit Barisan di seekor gajah liar.
"Warga yang sudah mengatahui keberadaan gajah-gjah liar itu sudah mengungsi ke perkampungan pada siang harinya. Jadi, ketika kawanan itu menyatroni rumah, mereka hanya memakan habis beras dan gabah milik warga. Tentu saja dengan merusak rumah warga dahulu," kata Suroyo, Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Ulu Belu.
Selain merusak tanaman dan perkebunan warga, kawanan gajah yang dikenal ganas dan sadistis ini juga membunuh hewan ternak warga seperti ayam, itik, kambing, dan binatang peliharaan anjing.Sejauh ini, yang bisa dilakukan warga adalah mengusir dengan menggunakan alat-alat sederhana, seperti membuat api unggun di setiap sudut desa, membunyikan meriam bambu yang dicampur karbit, membunyikan kentongan, dan lain sebagainya. "Tetapi, usaha warga itu tidak begitu berhasil. Saat warga lengah, kawanan gajah liar ini masuk perkampungan dan meneror warga," ujar Suroyo.(*)