Musisi Israel jadi Warganegara Palestina

Pemain piano dan konduktor Israel Daniel Barenboim dihadiahi kewarganegaraan Palestina sebagai pengakuan akan karyanya dalam mempromosikan pertukaran budaya di antara anak-anak muda di Israel dan Arab.

Musisi kelahiran Argentina itu dipercaya sebagai orang pertama di dunia ini yang memiliki kedua paspor (Israel dan Palestina) setelah menerima sertifikat barunya pada akhir sebuah konser piano yang menampilkan sonata-sonata Ludwig van Beethoven, yang ia laksanakan di Ramallah, Tepi Barat, akhir pekan ini.

“Dalam keadaan yang paling sulit, ia telah menunjukkan solidaritas kepada orang-orang Palestina,” kata Mustafa Barghouti, anggota parlemen Palestina dan bekas calon presiden, saat konser amal untuk mengumpulkan dana bagi bantuan medis untuk anak-anak di Jalur Gaza itu.

Barenboim, 65 tahun, direktur musik Staatsoper di Berlin dan rumah opera La Scala di Milan, mendirikan West-Eastern Divan orkestra bersama cendekiawan Amerika-Palestina Edward Said pada 1999 menyusul pelaksaan sebuah workshop di Jerman. Tujuan orkestra itu adalah untuk mengumpulkan musisi-musisi Israel dan Arab agar dapat saling menukar gagasan-gagasan dan melakukan konser bersama.

Barenboim, yang juga seorang analis dan pengamat reguler konflik Timur Tengah, mengatakan ia “antusias dan sangat berbahagia” untuk menerima kewarganegaraan ini, dan menambahkan bahwa ia menerimanya karena hal itu "menyimbolkan ikatan kekal antara orang-orang Israel dan Palestina.”

Ditanya mengenai komentar terakhir Presiden AS George Bush mengenai konflik Timur Tengah dimana Bush menyebut ‘pendudukan’ Israel terhadap Tepi Barat, Barenboim menambahkan, “Sekarang bahkan orang yang tidak cerdas sekalipun berkata bahwa pendudukan harus dihentikan.”

Barenboim dianggap sebagai seorang figur kontroversial oleh banyak orang di Israel, tetapi sedikit yang memperhatikan simpati terbukanya bagi rakyat Palestina. Barenboim bagi kebanyakan orang Israel kontroversial karena ia pernah mengadakan pertunjukkan musik bagi karya komposer Jerman anti-Semit Abad ke-19, Richard Wagner, yang ia lakukan di Yerusalem.

Ia melancarkan kritik terhadap pemerintah Israel setelah ia dipaksa membatalkan suatu konser piano di Ramallah setelah pemerintah Israel mengatakan bahwa mereka tidak bisa menjamin keselamatannya. Baru-baru ini, ia mengadakan suatu konferensi pers untuk memprotes autoritas Israel karena penolakannya atas izin masuk para musisi dari orkestra Divan ke Ramallah.

sumber: guardian

◄ Newer Post Older Post ►