Bursa minyak Iran akhirnya diluncurkan

Iran meluncurkan untuk pertama kalinya bursa untuk produk-produk minyak dan petrokimianya di zona perdagangan bebas di Teluk Persia, tepatnya di kepulauan Kish, demikian dinyatakan kementerian minyak negara itu sebagaimana dikutip oleh IRNA.

Pada hari pertama dilaporkan, diperdagangkan sekitar 100 ton polyethylene (sejenis produk polymer) di bursa tersebut, yang kini menjadi pusat bagi sekitar 100 perusahaan minyak, baik dari dalam maupun luar negeri.
Produk-produk minyak dan petrokimia akan dijual dalam rial Iran, atau mata uang-mata uang non-dolar lainnya, demikian disampaikan menteri perminyakan Iran Gholam Hossein Nozari yang menegaskan keinginan Republik Islam itu untuk mengurangi pengaruh Amerika dalam ekonominya.“Bursa ini akan memberikan sebuah kesempatan ekonomis, baik bagi Iran maupun pelanggan-pelanggan luar negeri,” kata Nozari.

Sementara sebagian besar pasar minyak dunia didominasi oleh dolar AS, Iran pertama kali memunculkan ide untuk mempedagangkan minyak dalam euro pada awal 2000-an selama periode Presiden Mohammad Khatami. Ide ini semakin dikembangkan setelah Presiden Mahmoud Ahmadinejad terpilih pada 2005.

Sebagai produsen minyak terbesar keempat di dunia, Iran mempunyai pengaruh terhadap pasar minyak internasional. Negara ini menjadi yang kedua dalam skala produksi di antara negara-negara OPEC, dan mengendalikan lebih daripada 5 persen suplai minyak global.
Iran juga mengendalikan sebagian wilayah perairan Selat Hormuz di Teluk Persia, yang merupakan pintu masuk dan keluar bagi suplai minyak dunia.

OPEC pertimbangkan untuk kesampingkan dolar

Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) berencana membahas proposal yang diajukan Iran dan Venezuela untuk memperdagangkan minyak dalam mata uang-mata uang non-dolar.Menteri-menteri keuangan OPEC, yang mensuplai 40 persen kebutuhan minyak global, akan bertemu untuk mempelajari proposal itu, demikian diungkapkan Presiden OPEC, Chakib Khelil.

Namun, Khalil tidak mengatakan kapan tepatnya forum menteri itu akan diadakan di tengah-tengah depresiasi dolar AS yang terus berlanjut.

Ide itu diusulkan Tehran dan Caracas sejak dolar jatuh hingga 16,2 persen terhadap mata uang-mata uang dunia lainnya.Iran, exportir kedua terbesar OPEC, bahkan telah memangkas semua hubungannya dengan dolar terkait dengan transaksi minyak.

Powered by Qumana

◄ Newer Post Older Post ►