Pada 21 Agustus 2009, dilaporkan bahwa Coast Guard Filipina mengintersepsi “MV Captain Ufuk”, sebuah kapal kargo dengan registrasi Panama. Kapal tersebut diawaki oleh seorang kapten berkebangsaan Afrika Selatan dan 12 kru, yang seluruhnya merupakan warga negara Georgia.
Dari kapal tersebut, disita 50 pucuk senapan serbu berakurasi tinggi tipe SS1-V1 buatan PT. Pindad Indonesia.
“Captain Ufuk” memasuki Pelabuhan Mariveles, barat daya Manila, tanpa prior notice. Dokumen yang ditemukan di atas kapal menunjukkan kapal berangkat dari Turki dan sempat singgah di Indonesia sebelum melanjutkan perjalanan ke tujuannya di Batangas City, Filipina.
Pada 28 Agustus 2009, PT. Pindad, melalui Kepala Humas Timbul Sitompul, mengakui bahwa senjata-senjata yang disita tersebut diproduksi pihaknya. Pindad mengklaim bahwa senjata-senjata itu dikirim secara legal, dan tujuannya adalah Mali. Namun, kapal yang mengangkutnya harus singgah di Filipina karena juga membawa senjata laras pendek pesanan organisasi menembak di negara itu.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa senjata-senjata yang disita bermerek Israel, “Galil”. Bahkan saat jumpa pers pertama, Komisioner Bea Cukai Filipina sempat menyebut senjata itu sebagai “versi bajakan” dari senjata “Galil”. “Galil” adalah merek senapan serbu yang didesain oleh Yisrael Galili dan diproduksi oleh Israel Military Industries Ltd (sekarang bernama Israel Weapon Industries Ltd).
Senjata produksi Pindad yang disita bertipe SS1-V1. Baik tipe Galil produksi Israel maupun tipe SS1-V1 produksi Pindad berkaliber 5,56x45mm standar NATO. Pada 2005, Kopassus pernah berniat membeli Galil dari Israel. Namun, niat itu dipersoalkan Komisi I DPR RI. Sejak lama, militer Indonesia memang tercatat sebagai user senapan serbu “Galil” buatan Israel, sehingga terbiasa menggunakan tipe tersebut.
Berkaitan dengan kasus penyitaan di Filipina, pertanyaannya adalah, mengapa impresi pertama aparat Filipina terhadap SS1-V1 buatan Pindad adalah “Galil” buatan Israel. Adakah kesamaan tertentu di antara kedua tipe senjata ini? Ataukah memang ada senjata Israel yang tercampur di dalam peti-peti yang disita?
Yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa jumlah pesanan sebanyak 100 pucuk, sementara hanya 50 pucuk yang disita. Artinya, ada 50 pucuk lain yang tidak diketahui di mana keberadaannya.