Laporan terakhir tentang kudeta yang gagal di Ekuador menyebutkan bahwa para polisi pemberontak berencana membunuh Presiden Rafael Correa selama pengepungan sang Presiden di sebuah rumah sakit di Ibukota Quito. Sesuatu yang mengingatkan orang akan serangan dan pembunuhan terhadap Presiden Chile Salvador Allende selama kudeta militer yang didukung CIA pada 11 September 1973.
Transmisi percakapan radio di antara para polisi pemberontak menunjukkan bukti bahwa sebagian di antara mereka membahas kemungkinan untuk membunuh Correa selama pengepungan 11 jam itu. Rekaman video juga memperlihatkan pensiunan perwira militer Mayor Fidel Araujo, yang merupakan pendukung bekas presiden Lucio Gutierrez yang pro-AS, memberi arahan kepada para pemberontak.
Bukti lainnya, sebagaimana dilaporkan suratkabar Zimbabwe Zim Daily, adalah pembatalan kunjungan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe ke Quito setelah menghadiri Sidang Majelis Umum PBB di New York. Mugabe diperingatkan CIA untuk tidak datang ke Quito. Besar kemungkinan CIA telah mengetahui rencana percobaan kudeta di Ekuador.
Organisasi-organisasi Negara Amerika (OAS), melalui Sekjen Jose Miguel Insulza, mengecam, pemberontakan ini sebagai upaya kudeta, sementara Menlu Hillary Clinton hanya menyebutnya sebagai protes pihak kepolisian.