Jumat, 13 Agustus 2010 | Oleh Alex Pangestu |
{Sebuah ekspedisi ilmiah ke Amazon, Kolombia, berhasil mengungkapkan keberadaan sebuah spesies baru monyet. Monyet seukuran kucing itu merupakan bagian dari monyet titi (Callicebus caquetensis). Saat ini, spesies monyet titi terancam punah karena hilangnya habitat serta populasinya yang sangat sedikit. Fakta tersebut diungkapkan pada saat pengumuman penemuan spesies ini kemarin, Kamis (12/8), oleh sebuah organisasi nirlaba Conservation International.
C. caquetensis memiliki rambut cokelat keabu-abuan, tapi tidak memiliki sejumput rambut abu-abu di kening seperti Callicebus pada umumnya. C. caquetensis berjenggot merah di sekitar kedua pipi. Ekornya yang panjang dihiasi rambut abu-abu.C.caqutensis berpasangan secara monogami. Sepasang spesies ini sangat sering ditemui sedang berduaan menjalin ekor di atas cabang pohon. Umumnya, mereka punya keturunan setahun sekali. Berdasarkan informasi dari spesies terdekat, setiap kali pasangan C. caquetensis punya bayi baru, anak yang lebih tua akan didorong untuk hidup mandiri agar mereka bisa konsentrasi mengurus si bayi. Keluarga spesies ini hidup dalam kelompok berjumlah 4 individu di pepohonon sekitar Sungai Caqueta.
"Penemuan ini sangat menggairahkan," kata Thomas Defler, salah seorang ilmuwan yang tergabung dalam ekspedisi. "Kami sudah sejak lama mendengar adanya hewan ini, tapi sejak lama pula kami tidak bisa memastikan kalau spesies ini berbeda dari spesies titi lainnya. Sekarang kami tahu kalau monyet ini merupakan spesies unik dan menunjukkan kalau masih banyak keragamanan yang bisa ditemukan di Amazon."
Rumor tentang adanya spesies primata yang belum ditemukan di perbatasan antara Ekuador dan Peru sudah beredar sejak 30 tahun yang lalu. Akan tetapi, konflik akibat pemberontakan membuat daerah tersebut terisolasi dan sulit untuk dieksplorasi. Baru pada tahun 2008, sekelompok ilmuwan berhasil menjelajah. Mereka adalah Thomas Defler dan Marta Bueno, serta seorang siswa National University of Colombia bernama Javier García.
Diperkirakan jumlah monyet titi saat ini tak lebih dari 250 ekor--jumlah populasi yang sehat adalah ribuan. Kecilnya jumlah monyet titi ini dikibatkan tergerusnya hutan akibat penebangan untuk pembukaan lahan.
"Penemuan ini sangat penting, selain karena mengingatkan kita akan keanekaragaman hayati di bumi, juga menyadarkan kita perlunya menjaga kelestarian keanekaragaman tersebut," kata José Vicente Rodríguez kepala ilmuwan dari Conservation International Kolombia yang juga Presiden Colombia Association of Zoology.
Sumber: LiveScience
Foto: Javier Garcia/LiveScience
New monkey discovered in the Amazon, Colombia
{A scientific expedition to the Amazon, Colombia, managed to reveal the existence of a new species of monkey. Cat-sized monkeys that are part of the titi monkey (Callicebus caquetensis). Currently, the titi monkey species threatened with extinction due to habitat loss and population very little. The fact was disclosed at the time of the announcement of the discovery of this species yesterday, Thursday (12 / 8), by a nonprofit organization Conservation International.
C. caquetensis has a grayish brown hair, but do not have a lock of gray hair on the forehead as Callicebus in general. C. caquetensis red beard around both cheeks. Its tail is long gray hair decorated abu.C.caqutensis in monogamous pairs. A pair of this species are very often found together having a tail on a tree branch. Generally, they have offspring once a year. Based on information from the nearest species, each time a pair of
C. caquetensis have a new baby, older children will be encouraged to live independently so they can concentrate taking care of the baby. These species live in family groups of four individuals in pepohonon around Caqueta River.
"This discovery is very exciting," said Thomas Defler, one of the scientists who are members of the expedition. "We have long heard of this animal, but too long since we were not able to confirm that this species differs from other species of titi. Now we know that this is a unique species of monkeys and show that there are still many keragamanan which can be found in the Amazon."
Rumors about the existence of an undiscovered primate species on the border between Ecuador and Peru have been circulating since 30 years ago. However, the conflict caused by the rebellion to make the area isolated and difficult to be explored. New in 2008, a group of scientists managed to crawl. They are Thomas Defler and Marta Bueno, as well as a student National University of Colombia named Javier García.
It is estimated that the number of titi monkey is currently no more than 250 head - the number of healthy population is thousands. The small number of titi monkey was dikibatkan tergerusnya forests due to logging for land clearing.
"This discovery is very important, but because it reminds us of the earth's biological diversity, also makes us aware of the need to preserve biodiversity," said José Vicente Rodríguez head of Conservation International scientist who is also President of Colombia Colombian Association of Zoology.