Laga dramatis Supercopa de Espana 2011 antara Barcelona dan Real Madrid diakhiri dengan keributan dan saling dorong antar pemain yang berbuah tiga kartu merah. Dua untuk Madrid (Ozil dan Marcelo) dan satu untuk Barca (David Villa).
Marcelo dikartu merah setelah menerima kartu kuning kedua karena tackling kerasnya pada pemain baru idola publik Barca, Cesc Fabregas.
Sementara Ozil dan David Villa mendapat kartu merah karena terlibat insiden saling pukul (lebih tepat saling tampar) ketika sejumlah pemain ribut-ribut di pinggir lapangan.
Yang jadi pertanyaan, kenapa Ozil dan Villa bertengkar? Sejumlah kabar di internet beredar bahwa Ozil marah karena David Villa mengejeknya dengan umpatan bernuansa SARA.
Konon, Ozil mengeluarkan komentar berikut ini, sumber: Football.fr (sudah dihapus).
“Saya melakukan ini karena saya membela agama saya karena David Villa menyerang Islam,”
Dari beberapa kabar di Twitter, David Villa bilang ke Ozil, “Ibu kamu teroris,”
Hingga artikel ini ditulis, belum ada komentar resmi dari Ozil, David Villa, atau pihak Real Madrid dan Barca. Mungkinkah cuma HOAX? Bisa jadi.
Yang pasti, media Spanyol melansir fakta bahwa David Villa menampar Ozil lebih dulu dan kemudian dibalas oleh pemain Jeman keturunan Turki tersebut. Sejumlah media mengabarkan Villa tak terima dengan ulah Ozil setelah insiden Fabregas dan Marcelo.
Dari tayangan televisi tak begitu jelas siapa yang memulai dan apa penyebabnya. Tapi wasit Fernandez Borbalan melihat jelas kedua pemain sama-sama memukul dan kemudian mendapat kartu merah.
Sangat disayangkan andai David Villa benar mengejek Ozil dengan kalimat SARA, karena di Barca sendiri ada tiga pemain Muslim, yakni Keita, Abidal, dan Afellay.
Sebagai catatan, insiden rasisme juga terjadi pada leg pertama di Santiago Bernabeu dengan target sasaran adalah Dani Alves. Sedangkan pada leg kedua di Nou Camp, giliran Marcelo dan Pepe yang dapat teriakan rasis.
Spanyol memang juara dunia 2010, juara Eropa 2008, juara Eropa U-21 tahun ini, dan klubnya juara Liga Champions Eropa, tapi aksi-aksi rasisme dan “konspirasi” yang terjadi di setiap laga Clasico ini tentu tak bisa dibiarkan terus terjadi.