Nyaris Bunuh Veteran, Polisi Oakland ‘Dilatih’ Israel


Oakland Police Department  (OPD), California, Amerika Serikat (AS), yang nyaris membunuh veteran perang Irak saat protes “Occupy Oakland”, dilaporkan ‘dilatih’ militer Israel.

Scott Olsen (dailymail)
OPD berturut-turut mengikuti “Urban Shield”, kompetisi latihan nasional yang menguji kemampuan tim reaksi cepat kepolisian di negeri Abang Sam. Pada 2009, OPD berhasil menduduki peringkat pertama, sementara pada 2010 dan 2011 peringkat kedua.

Yang menarik dari “Urban Shield” adalah bahwa kompetisi latihan tersebut didukung State of Israel National Emergency Management Authority (NEMA) dan State of Israel National Police. NEMA Israel berada di bawah Kementerian Pertahanan Israel dan Polisi Israel menginduk kepada Kementerian Keamanan Dalam Negeri Israel. Keduanya terlibat langsung dalam praktik penjajahan di Wilayah Pendudukan Palestina.

Dalam pelaksanaan “Urban Shield” I pada 2007, Anti Defamation League (ADL), organisasi lobi Israel, juga ikut ‘nimbrung’. Tak tanggung-tanggung, dalam kesempatan itu, ahli dari ADL memberi kursus ideologi kepada ratusan penegak hukum AS.

Relasi OPD dengan Israel tak cukup sampai di situ. OPD dan Israel ternyata menggunakan senjata yang sama untuk memberangus para demonstran: senjata produksi Defense Technology, perusahaan senjata berbasis di Casper, Wyoming, AS. Defense Tech dimiliki oleh BAE System, produsen senjata multinasional asal Inggris yang memiliki pelanggan di lebih daripada 100 negara, termasuk Indonesia.

Produk Defense Tech telah melukai, bahkan menewaskan, demonstran Palestina di Bil’in, desa yang diduduki di Tepi Barat. Para demonstran Palestina tak bersenjata itu menentang penyitaan lahan pertanian mereka oleh Israel, untuk membangun tembok pemisah.

Jawahir Abu Rahma, seorang warga Bil’in (36), meninggal tahun lalu akibat gangguan pernapasan setelah menghirup gas air mata polisi Israel. Kakaknya, Bassem, tewas dua tahun sebelumnya, ketika polisi menembakkan proyektil gas air mata berkecepatan tinggi kepada dadanya.

Senjata yang menewaskan Rahma bersaudara diproduksi Defense Tech.

Kini senjata yang sama mengakibatkan Scoot Olsen—marinir veteran Perang Irak berusia 24 tahun—menderita keretakan pada tengkorak dan pembengkakan otak, Selasa (25/10). Olsen kini dalam kondisi kritis.

Dokter mendapati kepala Olsen terkena tembakan tabung gas asap dan air mata. Padahal, peraturan di AS melarang petugas polisi menembakkan senjata semacam itu ke arah kepala.

Olsen betugas di Irak pada 2006 dan 2007. Selepas itu, pria asal Wisconsin itu aktif sebagai aktivis di “Veterans for Peace” dan “Veterans Against the War”. (jemala)



◄ Newer Post Older Post ►