Cerita tentang Pluto dimulai ketika para astronom mencari keberadaan planet X aka sebuah planet besar yang diduga keberadaanya diluar orbit planet Neptunus. Pada saat itu para astronom yang mengamati orbit planet Uranus menduga kalau orbit planet es ini mengalami gangguan oleh planet lain selain Neptunus. Maka mulailah pencarian planet lain yang diduga memiliki massa cukup besar seperti halnya Neptunus dan Uranus.
Pluto baru ditemukan pada tahun 1930 oleh Clyde W Tombaugh pada saat melakukan survey langit di Observatorium Lowell. Tapi sayangnya, massa Pluto terlalu kecil untuk dapat mengganggu orbit Uranus karena itu Pluto dianggap bukan Planet X. Tapi, sejak ditemukan Pluto kemudian masuk dalam jajaran planet-planet di Tata Surya.
Pada tahun 1992, ditemukan obyek-obyek kecil di luar orbit Neptunus yang kemudian dikenal sebagai Obyek Sabuk Kuiper. Sabuk Kuiper ini mirip dengan sabuk asteroid dan diisi oleh obyek-obyek kecil yang merupakan sisa-sisa pembentukan Tata Surya. Sampai hari ini sudah ditemukan lebih dari 70,000 Obyek Sabuk Kuiper. Penemuan obyek sabuk kuiper masih belum menjadi ancaman bagi status Pluto sampai 10 tahun kemudian ketika Quaoar ditemukan. Quaoar memiliki ukuran setengah ukuran Pluto, artinya ia masih jauh lebih kecil dari Pluto. Setelah Quaoar ada juga Sedna yang kemudian menjadi obyek paling besar di Sabuk Kuiper. Tapi lagi-lagi ia masih lebih kecil dari Pluto.
Baru di tahun 2005, status Pluto sebagai planet mulai diperbincangkan ketika sebuah obyek yang seukuran Pluto bahkan sedikit lebih besar dari Pluto ditemukan. Obyek baru bernama Eris itu kemudian dimasukkan sebagai kandidat planet ke-10 setelah Pluto. Bahkan ada yang menyebutnya planet ke-10.
Kehadiran Eris membawa perdebatan baru untuk melakukan klasifikasi ulang akan status Pluto apakah ia tetap diklasifikasikan sebagai plante bersama ke-8 planet lainnya ataukah ia lebih pantas diklasifikasikan bersama Eris dan teman-temannya sebagai planet kecil dan obyek di Sabuk Kuiper.
Maka di tahun 2006, International Astronomical Union mengeluarkan resolusi yang berisi definisi planet, yakni:
- Memiliki orbit yang mengitari Matahari / bintang
- Memiliki massa yang besar agar gravitasinya cukup besar untuk mempertahankan bentuk bola
- Mampu membersihkan area sekeliling orbitnya dari benda-benda kecil.
Dari definisi tersebut, Resolusi yang dikeluarkan IAU tmemberikan 3 kategori utama dalam Tata Surya :
- Planet : 8 obyek dari Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus
- Planet Katai : Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, Eris dan obyek bundar lainnya yang belum menyapu bersih lingkungan disekitar orbitnya, dan bukan merupakan satelit
- Benda Kecil di Tata Surya : semua obyek lain yang mengorbit Matahari.
Dengan demikian berdasarkan definisi baru Planet dari IAU, Pluto sekarang bukan lagi Planet melainkan sebuah Planet Katai, karena ia tidak memenuhi syarat ke-3 dari definisi Planet tersebut yakni area disekeliling Pluto masih belum bersih.
Apakah dengan demikian Pluto dikeluarkan dari Tata Surya? Perlu diingat para astronom bukan superman yang bisa mengeluarkan sebuah obyek dari Tata Surya. Yang dilakukan hanya melakukan katalog ulang dan menggolongkan Pluto sebagai Planet Kecil bersama rekan-rekannya yang seukuran.