VIVAnews -- Keluarga sudah pasrah atas nasib Moslemuddin Sarkar (52) yang menghilang tanpa kabar selama 23 tahun. Mereka bahkan menduga, pria Bangladesh itu telah meninggal dunia.
Namun, pada Selasa 31 Juli 2012, Sarkar pulang ke rumah keluarganya di Dhaka. Selama menghilang, ia sempat menghabiskan waktu 15 tahun sebagai tahanan penjara Pakistan, dan lantas dibebaskan atas bantuan Komite Palang Merah Internasional. Keluarganya kehilangan kontak dengan Sarkar yang pergi ke India untuk mencari kerja pada tahun 1989.
Selama ditahan, Sarkar mengaku kerap disiksa dan dipukuli. "Saya minta pada petugas kedutaan untuk dipulangkan ke Bangladesh, tapi tak ada satupun yang mendengar," kata dia kepada BBC.
Kehidupan di penjara bak neraka baginya. "Aku sangat menderita dan berteriak minta tolong. Tapi tak ada satupun yang menyelamatkanku. Hingga kini aku tak tahu mengapa aku dipenjara begitu lama. Tapi, akhirnya aku bisa kembali pulang ke pelukan keluargaku, aku sangat bersyukur."
Sarkar mengaku masuk India secara ilegal pada 1989, tanpa memberitahu keluarganya. Pada tahun 1997, ia tertangkap saat mencoba masuk ke Pakistan tanpa dokumen perjalanan yang sah. Sebagai ganjaran, ia harus menghabiskan 15 tahun di penjara di Lahore dan Karachi.
"Aku pergi ke Pakistan karena merasa bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik, tapi mereka menangkapku di perbatasan," kata dia. Lusinan surat ia tulis untuk keluarganya selama di perantauan, namun tak sampai ke alamat.
Kepulangan Sarkar di bandara Dhaka disambut haru anggota keluarganya. Adiknya, Julhas Uddin mengatakan, sang ibu bahkan pingsan sambil memeluk putranya yang lama hilang, saat Sarkar kembali ke rumahnya di desa. "Adegan yang sangat mengharukan. Kakak saya menangis selama berjam-jam."
Julhas Uddin mengatakan, kepulangan Sarkar adalah kejutan besar. "Kami mencarinya selama bertahun-tahun dan akhirnya menyerah, kami mengira dia tenggelam di laut. Namun, ibu saya selalu yakin putranya akan pulang suatu saat nanti," kata dia. Dan, keyakinan itu terbukti.
Namun, pada Selasa 31 Juli 2012, Sarkar pulang ke rumah keluarganya di Dhaka. Selama menghilang, ia sempat menghabiskan waktu 15 tahun sebagai tahanan penjara Pakistan, dan lantas dibebaskan atas bantuan Komite Palang Merah Internasional. Keluarganya kehilangan kontak dengan Sarkar yang pergi ke India untuk mencari kerja pada tahun 1989.
Selama ditahan, Sarkar mengaku kerap disiksa dan dipukuli. "Saya minta pada petugas kedutaan untuk dipulangkan ke Bangladesh, tapi tak ada satupun yang mendengar," kata dia kepada BBC.
Kehidupan di penjara bak neraka baginya. "Aku sangat menderita dan berteriak minta tolong. Tapi tak ada satupun yang menyelamatkanku. Hingga kini aku tak tahu mengapa aku dipenjara begitu lama. Tapi, akhirnya aku bisa kembali pulang ke pelukan keluargaku, aku sangat bersyukur."
Sarkar mengaku masuk India secara ilegal pada 1989, tanpa memberitahu keluarganya. Pada tahun 1997, ia tertangkap saat mencoba masuk ke Pakistan tanpa dokumen perjalanan yang sah. Sebagai ganjaran, ia harus menghabiskan 15 tahun di penjara di Lahore dan Karachi.
"Aku pergi ke Pakistan karena merasa bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik, tapi mereka menangkapku di perbatasan," kata dia. Lusinan surat ia tulis untuk keluarganya selama di perantauan, namun tak sampai ke alamat.
Kepulangan Sarkar di bandara Dhaka disambut haru anggota keluarganya. Adiknya, Julhas Uddin mengatakan, sang ibu bahkan pingsan sambil memeluk putranya yang lama hilang, saat Sarkar kembali ke rumahnya di desa. "Adegan yang sangat mengharukan. Kakak saya menangis selama berjam-jam."
Julhas Uddin mengatakan, kepulangan Sarkar adalah kejutan besar. "Kami mencarinya selama bertahun-tahun dan akhirnya menyerah, kami mengira dia tenggelam di laut. Namun, ibu saya selalu yakin putranya akan pulang suatu saat nanti," kata dia. Dan, keyakinan itu terbukti.