Menagkar Burung Cucak Ijo ternyata tidaklah mudah. Faktor kesulitannya cukup banyak. Salah satu yang sering dialami penangkar Burung Cucak Ijo yang gagal, adalah suasana kandang. Berbeda dengan burung kicau lain, suasana kandang Burung Cucak Ijo harus benar-benar terlindung dari gangguan suara bising, maupun suara binatang.
Burung Cucak Ijo memiliki naluri yang sangat peka. Ia tidak boleh dibuat kaget oleh suara apapun. Apalagi jika sedang mengerami telur. Ia akan marah dan memecahkan telur yang dieraminya.
Langkah awal untuk menangkar Burung Cucak Ijo, adalah mencari pejantan dan betina yang unggul. Ciri jantan unggul, adalah berparuh besar, mata lebar, cukup umur, fisik sehat dengan tanda selalu berkicau, dan postur tegap. Jika didekatkan lawan jenis, pejantan akan cepat berahi, dengan cirri-ciri bulu di bagian kepala berkembang dan berkicau untuk menarik perhatian betina. Sedangkan betina unggul, cirinya cukup umur, tubuh bagian bawah lebar, dan selalu menjulurkan lidahnya, sambil mengeluarkan suara ciitt..citt…setiap kali ditunjukkan lawan jenisnya. Kepalanya akan menunduk dan mengkibas-kibaskan ekornya jika sedang birahi.
Proses penjodohannya, sama dengan burung ocehan lainnya. Diawali dengan masa perkenalan di mana pejantan dilepas di sangkar besar, sedang betina ditempatkan di sangkar soliter (sangkar gantung). Pasangan ini bisa dikatakan cocok, jika pejantan selalu memburu betina dan mendapat respon dari pasangannya. Masa perkawianan sampai menghasilkan telur, membutuhkan waktu sekitar 14 hari. Telur tidak lebih dari 3 butir. Telur berwarna krem, dan berbintik-bintik hitam. Semakin sedikit telur yang dihasilkan, semakin bagus kualitasnya.
Pada saat mengerami, Burung Cucak Ijo selalu berada disarangnya, sedang pejantan bertugas menjaga dan mencari makan. Dalam situasi seperti ini, perawatan harus hati-hati, setiap kali memberikan makan atau minum di dalam sarang, jangan sampai membuat burung terkejut dan panik. Masa mengerami merupakan saat yang sangat penting, dalam proses berhasil dan tidaknya menangkar Burung Cucak Ijo. Jika telur berhasil menetas, maka tugas perawat adalah menjaga kondisi kandang dari gangguan semut, dan menyediakan porsi makanan yang lebih untuk pertumbuhan piyik. Setelah telur menetas, bukan berarti sudah aman. Sebab piyik masih dalam kondisi kritis, sampai berumur sekitar dua minggu.
Saat piyik sudah berumur sekitar satu bulan, perawat bisa memisahkan dari induknya agar keamanan dan pola makannya lebih terjaga. Selanjutnya, pasangan cucak ijo ini bisa cepat memproduksi telur lagi.
Untuk merawat piyik, siapkan sangkar soiter dengan ukuran cukup besar, dan beri alas untuk penghangat tubuh piyik. Makanan yang diberikan, sebaiknya adalah kroto yang dilembutkan dengan poor. Untuk meloloh (menyuapi) piyik. Sebaiknya dilakukan setip saat dengan porsi secukupnya. Selamat mencoba.
Baca Juga:
Mengenal Burung Cucak Ijo
Mengenal Keluarga Jalak
Pemeliharaan dan Perawatan Burung Prenjak
Persiapan Burung Prenjak Untuk Lomba
Burung Gould Amadin
Baca Juga:
Mengenal Burung Cucak Ijo
Mengenal Keluarga Jalak
Pemeliharaan dan Perawatan Burung Prenjak
Persiapan Burung Prenjak Untuk Lomba
Burung Gould Amadin