INDRAMAYU – Tingginya curah hujan yang terjadi saat ini membuat kerusakan ruang kelas di sejumlah sekolah dasar (SD) di Kabupaten Indramayu, semakin mengkhawatirkan. Namun, minimnya anggaran menjadi kendala dalam kegiatan rehab di sekolah-sekolah tersebut.
Berdasarkan data di Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, tercatat ada sekitar 1.900 ruang kelas yang tersebar di 880 bangunan SD yang saat ini mengalami kerusakan. Sedangkan tingkat kerusakan tersebut bervariasi pada masing-masing sekolah. Namun, kerusakan bangunan yang banyak terjadi yakni ambrolnya tembok dan lantai serta bagian atap yang sudah lapuk.
Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Mas'ud, menjelaskan, kerusakan ruang kelas sebagian besar terjadi karena usia bangunan sudah tua. Pasalnya, usia bangunan SD di Kabupaten Indramayu rata-rata telah berumur lebih dari 30 tahun.
Mas'ud mengungkapkan, kerusakan bangunan ruang kelas dapat mengancam keselamatan siswa dan guru. Ditambah, tingginya curah hujan membuat bangunan yang rusak parah bisa ambruk sewaktu-waktu.
Namun, untuk merehab bangunan sekolah yang rusak, Mas'ud mengaku terkendala minimnya anggaran. Apalagi, dana alokasi khusus (DAK) 2010 lalu tidak boleh digunakan untuk merehab bangunan sekolah yang rusak.
Selain kerusakan bangunan, menurut Mas'ud, kondisi mebeler berupa meja dan kursi siswa saat ini juga masih kurang memadai. Dari seluruh SD, tercatat ada 40 persen atau 352 unit SD yang tidak memiliki mebeler yang baik. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar kerap terganggu karena pihak sekolah harus memberlakukan sistem shift belajar pada siswa. (republika)
Mas'ud mengungkapkan, kerusakan bangunan ruang kelas dapat mengancam keselamatan siswa dan guru. Ditambah, tingginya curah hujan membuat bangunan yang rusak parah bisa ambruk sewaktu-waktu.
Namun, untuk merehab bangunan sekolah yang rusak, Mas'ud mengaku terkendala minimnya anggaran. Apalagi, dana alokasi khusus (DAK) 2010 lalu tidak boleh digunakan untuk merehab bangunan sekolah yang rusak.
Selain kerusakan bangunan, menurut Mas'ud, kondisi mebeler berupa meja dan kursi siswa saat ini juga masih kurang memadai. Dari seluruh SD, tercatat ada 40 persen atau 352 unit SD yang tidak memiliki mebeler yang baik. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar kerap terganggu karena pihak sekolah harus memberlakukan sistem shift belajar pada siswa. (republika)