Semakin hari tingkat persaingan dalam perdagangan telur ras ini semakin meningkat. Dan dengan meningkatnya persaingan tentu saja margin keuntungan akan semakin menipis juga. Banyak yang beranggapan bahwa bisnis kebutuhan bahan pokok itu sangat menguntungkan dengan adanya repeat order dari bahan pokok tersebut. Karena banyak yang berpikir demikian ini maka banyak pebisnis pemula yang ikut-ikutan terjun ke dalam bisnis seperti ini.
Dan sudah bisa dipastikan bahwa pemain pemula ini akan menjual harga yang murah untuk tebar pesona atau merebut hati pasar. Istilahnya itu, biar tekor yang penting kesohor. Inilah salah satu kesalahan dalam sistem pendidikan yang kita dapatkan, dari awal kita selalu diajarkan sesuatu yang linier, setelah A itu pasti B, seribu itu lebih kecil dari 2000, pembeli pasti akan memilih yang murah daripada yang mahal. Padahal pada kondisi riilnya, bisnis itu tidak selalu linier. Belum tentu yang murah itu mesti laku dan yang mahal itu gak laku. Dari pengalaman yang saya dapatkan, jangankan jual lebih murah, digratiskanpun belum tentu hal seperti ini akan bisa membuat anda bisa menguasai pasar. Biasanya hal seperti ini justru menunjukan rendahnya level dari bisnis yang anda kelola.
Jual murah sebenarnya tidak selalu menjadi langkah yang efektif dalam menguassai pasar, tetapi realitanya memang seperti itulah yang selalu digunakan para pemula untuk memulai langkah bisnisnya. Otomatis, pemain lama pun biasanya juga akan mengikuti harga jual dari para pemula ini. Maka dengan saling menjual murah-murahan seperti inilah, keuntungan yang didapat akan semakin menipis bahkan bisa dikatakan tidak untung sama sekali.
Dengan kondisi pasar yang seperti itu, pada akhirnya nanti pedagang yang masih bisa bertahan adalah pedagang yang mempunyai farm atau ternak sendiri. Jadi apabila pasarnya diserang pemain pemula masih bisa mempertahankan dengan telur dari hasil produksi farmnya sendiri. Jika kondisi harga pasar bagus, bisa memasukan telur lagi untuk memenuhi kebutuhan pasarnya.
Memang modal yang dibutuhkan untuk ternak itu sangat besar, sebagai gambaran modal untuk memelihara ayam petelur 1000 ekor saja jika digunakan untuk dagang telur bisa dapat putaran untuk 4 ton lebih. Disinilah para pedagang itu biasanya malas untuk memulai usaha peternakan. Padahal justru sebenarnya usaha perdagangan telur itu akan bisa sangat stabil jika kita memiliki farm sendiri.