Tapir Asia (Tapirus indicus) adalah salah satu jenis tapir . Tapir Asia merupakan jenis yang terbesar dari keempat jenis tapir dan satu-satunya yang berasal dari Asia . Nama ilmiahnya indicus merujuk pada Hindia Timur , yaitu habitat alami jenis ini. Di Sumatra tapir umumnya disebut tenuk atau seladang, gindol, babi alu, kuda ayer, kuda rimbu, kuda arau, marba, cipan, dan sipan.
Deskripsi Tapir
Tapir Asia mudah dikenali dari cirinya berupa "pelana" berwarna terang dari bahu hingga pantat. Bulu-bulu di bagian lain tubuhnya berwarna hitam kecuali ujung telinganya yang berwarna putih seperti jenis tapir lain. Pola warna ini berguna untuk kamuflase : warna yang membuat kacau membuatnya tidak nampak seperti tapir, binatang lain mungkin mengiranya batu besar dan bukannya mangsa saat tapir ini berbaring atau tidur.
Tapir Asia tumbuh hingga sepanjang 1,8 sampai 2,4 mdan 8 kaki), tinggi 90 sampai 107 cm (3 sampai 3,5 kaki), dengan biasanya 250 sampai 320 kg (550 dan 700 pon), meskipun berat mereka dapat mencapai 500 kg (1.100 pon).[3] Tapir betina biasanya lebih besar daripada tapir jantan. Seperti jenis tapir lain ekornya pendek gemuk serta belalai yang panjang dan lentur.Di tiap kaki depanya terdapat empat kuku dan di tiap kaki belakangnya ada tiga kuku. Indera penglihatan tapir Asia agak buruk namun indera pendengarannya dan penciuman tajam.
Siklus Hidup
Masa hamil tapir Asia sekitar 400 hari, dimana setelahnya seekor anak lahir dengan berat 6,8 kg (15 pon). Tapir Asia merupakan yang terbesar saat lahir dibanding jenis-jenis tapir lainnya dan tumbuh lebih cepat dari jenis tapir lain.[4] tapir muda dari semua jenis berbulu cokelat dengan garis-garis dan bintik-bintik putih, pola yang memungkinkannya bersembunyi dengan efektif di dalam bayangan-bayangan hutan. Pola pada bayi ini berubah menjadi pola warna tapir dewasa antara empat hingga tujuh bulan setelah kelahiran. Anak tapir disapih antara umur 6 dan 8 bulan dan binatang ini menjadi dewasa pada umur tiga tahun. perkembangbiakan basanya terjadi pada bulan April, Mei Atau Juni. Tapir betina biasanya melahirkan satu anak tiap dua tahun. Tapir Asia dapat hidup hingga 30 tahun baik di alam liar maupun di kurungan.
Prilaku
Tapir Asia terutama merupakan hewan penyendiri, menandai jalur-jalur besar di darat sebagai teritori atau daerah kekuasaannya, meski daerah ini biasanya bertumpang tindih dengan daerah kekuasaan individu lain. Tapir menandai teritorinya dengan mengencingi tetumbuhan dan mereka sering mengikuti jalur lain dari yang telah mereka buat yang telah ditumbuhi tumbuhan.
Binatang ini vegetarian , ia mencari makan berupa umbi empuk dan daun-daunan dari lebih dari 115 jenis tumbuhan (ada kira-kira 30 yang terutama disukainya), bergerak lambat di hutan dan berhenti untuk makan dan memperhatikan bau yang ditinggalkan tapir lain di daerah itu.[5] Akan tetapi, bila merasa terancam, tapir dapat lari dengan cepat meskipun bertubuh besar, dan mereka juga dapat membela diri dengan rahang kuat serta gigi tajamnya. Tapir-tapir Asia berkomunikasi satu sama lain dengan cicitan dan siulan bernada tinggi. Mereka suka tinggal di dekat air dan sering mandi dan berenang. Mereka juga bisa memanjat tempat yang curam. Tapir aktif terutama malam hari, walaupun mereka tidak benar-benar nokturnal . Mereka cenderung makan begitu matahari terbenam dan sebelum matahari terbit, mereka juga sering tidur siang sebentar. Tingkah laku ini menandai mereka sebagai satwa krepuskular .
Habitat
Tapir Asia dapat ditemukan diseluruh hutan hujan dataran rendah di Asia Tenggara termasuk Kamboja , Indonesia , Laos , Malaysia , Myanmar Burma , Thailand , dan Vietnam
Tapir (Tapirus indicus)
Asian tapir (Tapirus indicus) is a type of tapir. Asian tapir is the largest species of the four tapir species and the only one who came from Asia. Indicus scientific name refers to the East Indies, the natural habitat of this species. In the Sumatran tapir tapir or seladang commonly called, gindol, tapir, horse water, rimbu horses, horses Arau, marba, cipan, and Sipan.
Description Tapirs
Asian tapir easily recognizable from the characteristic form of "saddle" colored light from the shoulders to buttocks. The feathers on the rest of his body is black except for white tip of his ear like other types of tapir. The pattern is useful for camouflage colors: colors that make a mess make it not look like a tapir, other animals might expect it big rock instead of prey during this tapir lying or sleeping.
Asian Tapirs grow to over 1.8 to 2.4 mdan 8 feet), height of 90 to 107 cm (3 to 3.5 feet), with typically 250 to 320 kg (550 and 700 pounds), although their weight can reach 500 kg (1,100 pounds). [3] female tapir tapirs usually larger than males. Like other types of tapir short fat tail and a long trunk and lentur.Di depanya each leg there are four nails on each hind legs and there are three nails. Asian tapir senses rather poor eyesight but keen senses of hearing and smell.
Lifecycle
Asian tapir pregnancy is about 400 days, where after a child is born with a weight of 6.8 kg (15 pounds). Asian tapir is the largest at birth than other types of tapir and is growing faster than other types of tapir. [4] The young tapir from all kinds of furry brown with stripes and white spots, a pattern that allows it to hide effectively in the forest shadows. The pattern on this baby turned into a color pattern of adult tapirs between four to seven months after birth. Tapir weaned child between ages 6 and 8 months and these animals become mature at the age of three years. basanya breeding occurs in April, May or June. Tapir females usually give birth to one child every two years. Asian Tapirs can live to 30 years both in the wild and in captivity.
Behaviour
Asian tapir is primarily a solitary animal, marking out large tracts of land as their territory, though these areas usually overlap with those of other individuals. Tapirs mark its territory by urinating on plants and they often follow other paths than they have made that has been overgrown with vegetation.
The animal was vegetarian, he was looking for food in the form of tender bulbs and leaves of more than 115 species of plants (there are approximately 30 are especially preferred), moving slowly in the forest and stopped to eat and noticed the smell left by other tapirs in the area. [5] However, if it feels threatened, tapir can run quickly despite the big man, and they also can defend themselves with powerful jaws and sharp teeth. Asia-tapir tapirs communicate with each other with high pitched squeaks and whistles. They like to live near water and often bathe and swim. They can also place a steep climb. Tapir active mainly at night, although they do not actually nocturnal. They tend to eat so sunset and before sunrise, they also often nap. This behavior marks them as crepuscular animals.
Habitat
Asian tapir can be found throughout the lowland rain forest in Southeast Asia including Cambodia, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar Burma, Thailand, and Vietnam