"....Kini, dengan Abbas, sang pemimpin “pragmatis” di belakang kemudi Fatah, dan menikmati dukungan Israel, Barat, dan rezim-rezim boneka Arab, pertarungan kekuasaan sedang bergerak ke permukaan dan secara serius membahayakan apa yang tampak seperti persatuan yang masih dimiliki Fatah.
Namun isu-isu yang diperdebatkan jauh melampaui isu-isu tentang personalitas.
Abbas dilaporkan benar-benar ingin "mencapai kesepakatan" dengan Israel, berapa pun harganya, apa pun konsekuensinya, dan dalam mengupayakan semacam "persetujuan yang grasa-grusu" itu, pemimpin Otorita Palestina ini mungkin saja mau untuk secara efektif mengorbankan Hak Pulang Bangsa Palestina dan menerima aneksasi atas nyaris dari setengah Yerusalem Timur oleh Israel.
Demi membentengi dirinya dari murka warga Arab dan Palestina karena telah menggadaikan hak bangsa Palestina itu, Abbas 'Sang Pragmatis' dilaporkan akan mencari 'payung' Arab dan Islam untuk memberi kesan bahwa “kesepakatan” itu mendapatkan konsensus bangsa Palestina, Arab, dan Muslim......"