SEMASA karyawan hidup sejahtera, pensiun tetap nyaman (setelah meninggal masuk surga). Barangkali sah-sah saja kita bermimpi seperti itu, karena bukan sesuatu hal yang mustahil. Paling tidak itulah hakikat pendirian Koperasi Gunung Madu, Dana Pensiun, dan PT Bumi Madu Mandiri.Kalau kita tengok ke belakang, KGM merupakan lembaga tertua yang ada di Gunung Madu. KGM merupakan hasil amal¬gamasi Koperasi Pertanian dan Kop¬kar Gunung Madu, yang tentu lebih awal berdiri. Pendirian lembaga ini muncul dari bawah, karena karyawan me¬rasa perlu untuk menghadapi berba¬gai kendala, yang intinya mening¬katkan kesejahteraan (bukan semata-mata dapat untung/SHU).Manfaat dari adanya KGM rasa-nya tidak perlu dijelaskan lagi. Mi-salnya kar¬yawan bisa memiliki saham kebun yang setiap tahun mengha-silkan. Kar¬yawan bisa punya rumah dan ta¬nah kavling dengan cara yang relatif ringan. Karyawan bisa berbe-lanja dengan harga yang kompetitif, dan lain-lain, termasuk SHU setiap tahun¬nya.Setelah itu lahir lagi lembaga Da¬na Pensiun, yang bertujuan memper¬siapkan finansial bagi karyawan ke¬tika memasuki masa pensiun. Me¬mang sempat terjadi perubahan sis¬tem, sehingga tahun 1997 dananya dibagikan, kemudian dimulai lagi ta¬hun 1998 dengan jenis iuran pasti.Karena Dana Pensiun fleksibili¬tas¬nya sangat ketat, dan ada pe¬luang, didirikanlah PT Bumi Madu Man¬diri tahun 2005. Dengan membeli sa¬ham, pada saatnya nanti karyawan bi¬sa memperoleh deviden. Saham ini bi¬sa dimiliki hingga karyawan pen¬siun nanti. Hak-haknya pun masih te¬tap sama, seperti karyawan biasa. Sejumlah lahan pun dibeli, lalu di¬garap. Ada yang ditanami sawit, ada pula yang ditanami tebu (termasuk menggarap lahan pihak lain dan mengelola kemitraan mandiri). Sete¬lah bersusah payah selama beberapa tahun dan mendapat hambatan dari sa¬na-sini, sekarang PT BMM boleh ber¬lega hati. Sawit yang ditanam di areal 150 hektare di Desa Lebuhda-lem, Tu¬langbawang, dipanen Agus-tus ini. Otomatis, selanjutnya tiap bulan kita panen sawit. Tahun depan, lahan yang 150 hektar sisanya pun panen juga. “Artinya, pada 2008 PT BMM akan memetik hasil sawit dari lahan seluas 300 hektare,” kata Manager PT BMM Ir. H. Afif Manaf. Kemudian tanaman tebunya se¬luas 200 ha yang tersebar di beberapa areal juga sudah dipanen tahun ini juga. Areal tebu yang sudah mem¬buah¬kan hasil itu berada di Kotanapal seluas 88 ha, Kotanegara 120 ha, dan di Gunungbatin Baru 54 hektare.Kabar gembira lainnya dari per¬usahaan yang saham mayoritasnya dikuasai karyawan PT Gunung Madu Plantations ini, sekarang tengah me¬mulai pengolahan lahan di areal 4.650 ha yang berada di Way Kanan. Lahan ini sekarang sudah ditanami seluas 200 ha. Insya Allah tahun depan bisa dipanen juga.Memang, sebagian besar lahan di areal 4650 (sebutan karyawan PT BMM untuk areal di Pakuanratu, Way Kanan, red), saat ini masih ada yang digarap warga setempat untuk menanam singkong. “Begitu mereka selesai panen singkong, lahannya lang¬sung kita bersihkan dan digarap un¬tuk menanam tebu,” kata Pak Afif.Itu adalah cara ampuh untuk men¬¬ce¬gah warga kembali menggarap lahan tersebut. Jika tidak segera di¬ambil oleh PT BMM saat usai panen, ada kemungkinan warga akan kem¬bali menanaminya dengan singkong.Terus BerjuangBicara PT BMM sekarang tidak ter¬lepas dari perjuangan para penge¬lo¬la¬nya. Berdirinya perusahaan ini bermula dari Ir.H. Gunamarwan, yang mencemaskan kehidupan para pen¬siunan PT Gunung Madu Plantations. “Saya cemas setelah melihat be¬berapa pendahulu kami yang hi¬dup¬nya memprihatinkan setelah pen¬siun,” kata Pak Guna.Pada mulanya BMM diproyeksi¬kan untuk mengembangkan perke¬bun¬an sawit. “Dulu kita berencana mengakuisisi lahan eks ADP yang HGU-nya 3.100 ha dan non-HGU 400 ha (sertifikat hak milik), yang lokasi¬nya di belakang Polres Tulangba¬wang membentang dari Desa Lebuh Dalem sampai Desa Gunung Agung,” ujar Pak Afif.Karena proses lelang lahan terse¬but sampai saat ini belum terlaksana, maka PT BMM baru bisa membeli lahan yang bukan HGU. Pada awal ta¬hun 2005 mulai ditanami sawit seluas 150 hektar.Tanam perdana itulah yang Agus¬tus ini akan dipanen. Selanjut¬nya terus tiap bulan PT BMM meme¬tik buah sawit. Tanaman sawit yang saat ini sudah mulai berbuah pasir dan tahun depan sudah bisa dipa¬nen seluas kurang lebih 320 hektar.Perluasan lahan pun terus berja¬lan. Perusahaan ini sudah membeli lagi lahan seluas 110 ha di Desa Bo¬jongdewa, 260 ha di Cempakajaya, Unit 8. Lahan yang paling luas terda¬pat di Kecamatan Blambangan Um¬pu, Kabupaten Way Kanan, yakni seluas 1.700 ha. Lahan PT BMM di Blam¬bangan Umpu sudah berhasil di¬tanami sawit seluas 650 ha. Sampai saat ini, PT BMM sudah me¬miliki kebun sawit total seluas ku¬rang lebih 1.300 Ha. Lokasinya ada di empat tempat: Lebuhdalem; Bo¬jong¬¬dewa; Cempakajaya, dan; Blam¬bangan Umpu.Selain sawit, BMM ju¬ga menge-lola ratusan hektare kebun te¬bu milik sendiri yang tahun ini juga sudah pa-nen. Di antaranya di Ko¬ta¬napal yang luas tanamannya 89 ha, Ko¬tanegara 134 ha (tahun ini akan di¬ta¬nam lagi 400 ha), Areal 54 Gu¬nungbatin Udik 30 ha (ditanami lagi 9 ha), dan Negeri Besar sekitar 200 hektare.Dari tanaman tebu ini, praktis ta¬hun ini BMM sudah bisa me¬ngantungi duit yang cukup lumayan. Dana ini bisa dipakai lagi untuk per¬luasan tanaman tebu, juga perawatan ta-naman sawit.Sedangkan lahan tebu milik pihak lain yang digarap PT BMM adalah Areal 600 Menggala (yang sudah panen 235 ha) dan Gunungbatin Udik sekitar 150 ha.Selain itu, BMM juga mengelola pe¬tani tebu mandiri, yang areal panen tahun ini mencapai 159 ha dan dalam proses penanaman sekitar 290 ha. Pe¬ta¬ni ini tersebar di Karta (Base Raden), Menggala (Mahyuddin), Banjaratu, Candirejo, Bandarputih, GBU Idialis, Gunung Menanti, Tejo Asri, GBU sarjono, dan Karangjawa.Panen tahun ini total milik masyarakat maupun milik BMM se¬luas 791 ha.Sekarang BMM juga sedang me¬ngembangkan kemitraan sekitar Gu¬nung Madu. Saat ini sudah tanam 250 ha. “Harapan kita untuk panen ta¬hun depan sudah mencapai 1.500 ha,” kata Pak Afif.Melihat perkembangan ini, PT BMM bukan lagi perusahaan kecil. Kar¬yawannya pun kini hampir men¬capai 100, terdiri dari 25 karyawan or¬ga¬nik dan 70 honorer. Hal ini meng¬ha¬pus berbagai stigma buruk ketika awal berdiri, misalnya PT Bumi Mo¬rat-Marit, PT Bumi Maju Mundur, dan lain-lain. Ya, PT BMM adalah PT Bu¬mi Madu Mandiri yang sesung¬guhnya.Selain menambah kesejahteraan karyawan dan pensiunan, PT BMM ju¬ga membuka lapangan kerja bagi nba¬nyak orang. Mudah-mudahan, PT BMM benar-benar membawa ber¬kah, amin.