PEDOMAN BUDIDAYA APEL HIJAU MERAH FUJI EFEKTIF

panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel Proses penanganan Pasca Panen apel JEVUSKA
Artikel panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel di situs ini gratis 0PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel tersebut merupakan acuan dalam proses produksi dan penanganan pasca panen bawah 1 tahaun atau panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel
PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELjevuskaPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL Proses penanganan Pasca Panen apel panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel topic panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel proses+pasca+panen+apelPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELhtml Proses penanganan Pasca Panen apel Tembolok
==============================
Pemasaran apel Non Biji Proses penanganan Pasca Panen apel JEVUSKA
prinsip Proses penanganan Pasca Panen apel prinsip dasar panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif sayuran segar kesemek, nenas panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel
PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELjevuskaPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL Proses penanganan Pasca Panen apel panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel topic panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel pemasaran+apel+non+bijiPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELhtml Proses penanganan Pasca Panen apel Tembolok
Tampilkan hasil lainnya dari jevuskaPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL Proses penanganan Pasca Panen apel
==============================
Penanganan pasca panen buah apel
Cari informasi mengenai penanganan pasca panen buah apel di agromaretPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL Proses penanganan Pasca Panen apel dan informasi lainnya seperti strawberry buah cinta kaya manfaat, panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel
agromaretPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL Proses penanganan Pasca Panen apel panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel penanganan_pasca_panen_buah_apelPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELhtml Proses penanganan Pasca Panen apel Tembolok Proses penanganan Pasca Panen apel Mirip
==============================
agromaret Proses penanganan Pasca Panen apel kegiatan pasca panen buah apel
Kegiatan Pasca Panen Buah apelPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL 2009 Proses penanganan Pasca Panen apel 12 Proses penanganan Pasca Panen apel 17 09:43:09 panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel PENANGANAN panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel
PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELagromaretPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL Proses penanganan Pasca Panen apel panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel pasca_panen panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel apel panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel 91217094309 Proses penanganan Pasca Panen apel Tembolok
Tampilkan hasil lainnya dari agromaretPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL Proses penanganan Pasca Panen apel
==============================
[PDF]
apel
Jenis Berkas: PDF panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel Adobe Acrobat Proses penanganan Pasca Panen apel Tampilan Cepat
Panen dan pascapanen 22 HKP @ RpPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL 7PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL000, Proses penanganan Pasca Panen apel PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL RpPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL 154PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL000, Proses penanganan Pasca Panen apel PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL Jumlah biaya produksiPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL RpPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL 7PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL600PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL250, Proses penanganan Pasca Panen apel PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL 2) PendapatanPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL 1PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL apel tanpa biji (22PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL872 kg x RpPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL525 panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel
PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELwarintekPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELristekPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELgoPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELid panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel pertanian panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel apelPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELpdf Proses penanganan Pasca Panen apel Mirip
==============================
apel Tanpa Biji Proses penanganan Pasca Panen apel Hasil Google Books

panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif harus diusahakan sebaik mungkin agar tidak terjadi kerusakan buahPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL Hampir semua jenis buah Proses penanganan Pasca Panen apel buahan, termasuk apel, mudah sekali panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel
booksPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELgooglePROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELcoPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELid panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel books?isbn=9792114068 panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel
==============================
BukaBukuPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL Proses penanganan Pasca Panen apel Proses penanganan Pasca Panen apel Toko Buku Online Proses penanganan Pasca Panen apel BERTANAM apel
Menyajikan cara bertanam apel secara rinci, meliputi: Sifat Proses penanganan Pasca Panen apel sifat botani panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel dan Penyakit Tanaman apel, Pemetikan Hasil dan Penanganan Pasca Panen, panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel
PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELbukabukuPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL Proses penanganan Pasca Panen apel panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel browse panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel bertanam Proses penanganan Pasca Panen apel apelPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELhtml Proses penanganan Pasca Panen apel Tembolok Proses penanganan Pasca Panen apel Mirip
==============================
Andhen: BUDIDAYA apel Citrulus Vulgaris
4 Jul 2010 panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel Budidaya tanaman apel adalah salah satu alternatif dalam panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG · PENANGANAN PASCA PANEN PADI Oriza Sativa panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel
andhen09PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELblogspotPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL Proses penanganan Pasca Panen apel panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel budidaya Proses penanganan Pasca Panen apel apel Proses penanganan Pasca Panen apel citrulus Proses penanganan Pasca Panen apel vulgarisPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELhtml Proses penanganan Pasca Panen apel Tembolok
==============================
Pasca Panen Susu | PDF Finder | PDF Search Engine
Pengembangan Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian (2)PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel iii ABSTRAK Ani Fariyanti, Pembuatan Susu Dari Biji apel PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel
PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELpdf Proses penanganan Pasca Panen apel finderPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL Proses penanganan Pasca Panen apel panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel pdf panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel pasca Proses penanganan Pasca Panen apel panen Proses penanganan Pasca Panen apel susuPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELhtml Proses penanganan Pasca Panen apel Tembolok
==============================
Mencari apel di Semua Pilihan Kebutuhan Rumah Tangga Proses penanganan Pasca Panen apel Seluruh panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel
26 Sep 2010 panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel Mewah Berkhasiat Obat Mitra Agro Melodi 66PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL000, Proses penanganan Pasca Panen apel apel TANPA BIJI IrPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL Budi Samadi 55PROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APEL000, Proses penanganan Pasca Panen apel MELON, Usaha Tani & Penanganan Pasca Panen panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel
indonetworkPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELwebPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELid panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel alloffers panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel Kebutuhan panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel 0 panduan teknik teknis budidaya apel hijau efektif apel apelPROSES CLEANING, SORTASI, GRADING DAN SIZE REDUCTION PADA BUAH APELhtml Proses penanganan Pasca Panen apel Tembolok



PEDOMAN BUDIDAYA APEL

6.1. Pembibitan
Perbanyakan tanaman apel dilakukan secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan
yang baik dan umum dilakukan adalah perbanyakan vegetatif, sebab perbanyakan
generatif memakan waktu lama dan sering menghasilkan bibit yang menyimpang
dari induknya.
Teknik perbanyakan generatif dilakukan dengan biji, sedangkan perbanyakan
vegetatif dilakukan dengan okulasi atau penempelan (budding), sambungan
(grafting) dan stek.
1) Persyaratan Benih
Syarat batang bawah: merupakan apel liar, perakaran luas dan kuat, bentuk
pohon kokoh, mempunyai daya adaptasi tinggi. Sedangkan syarat mata tunas
adalah berasal dari batang tanaman apel yang sehat dan memilki sifat-sifat
unggul.
2) Penyiapan Benih
Penyiapan benih dilakukan dengan cara perbanyakan batang bawah dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Anakan / siwilan
1. Ciri anakan yang diambil adalah tinggi 30 cm, diameter 0,5 cm dan kulit
batang kecoklatan.
2. Anakan diambil dari pangkal batang bawah tanaman produktif dengan cara
menggali tanah disekitar pohon, lalu anakan dicabut beserta akarnya secara
berlahan-lahan dan hati-hati.
3. Setelah anakan dicabut, anakan dirompes dan cabang-cabang dipotong, lalu
ditanam pada bedengan selebar 60 cm dengan kedalaman parit 40 cm.
b) Rundukan (layering)
1. Bibit hasil rundukan dapat diperoleh dua cara yaitu:
- Anakan pohon induk apel liar: anakan yang agak panjang direbahkan
melekat tanah, kemudian cabang dijepit kayu dan ditimbun tanah;
penimbunan dilakukan tiap 2 mata; bila sudah cukup kuat, tunas dapat
dipisahkan dengan cara memotong cabangnya.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 4/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
- Perundukan tempelan batang bawah: dilakukan pada waktu tempelan
dibuka (2 minggu) yaitu dengan memotong 2/3 bagian penampang batang
bawah, sekitar 2 cm diatas tempelan; bagian atas keratan dibenamkan
dalam tanah kemudian ditekuk lagi keatas. Pada tekukan diberi penjepit
kayu atau bambu.
2. Setelah rundukan berumur sekitar 4 bulan, dilakukan pemisahan bakal bibit
dengan cara memotong miring batang tersebut dibawah keratan atau
tekukan. Bekas luka diolesi defolatan.
c) Stek
Stek apel liar berukuran panjang 15-20 cm ( diameter seragam dan lurus),
sebelum ditanam bagian bawah stek dicelupkan ke larutan Roton F untuk
merangsang pertumbuhan akar. Jarak penanaman 30 x 25 cm, tiap bedengan
ditanami dua baris. Stek siap diokulasi pada umur 5 bulan, diameter batang ± 1
cm dan perakaran cukup cukup kuat.
3) Teknik Pembiitan
a) Penempelan
1. Pilih batang bawah yang memenuhi syarat yaitu telah berumur 5 bulan,
diameter batang ± 1 cm dan kulit batangnya mudah dikelupas dari kayu.
2. Ambil mata tempel dari cabang atau batang sehat yang berasal dari pohon
apel varietas unggul yang telah terbukti keunggulannya. Caranya adalah
dengan menyayat mata tempel beserta kayunya sepanjang 2,5-5 cm
(Matanya ditengah-tengah). Kemudian lapisan kayu dibuang dengan hati-hati
agar matanya tidak rusak
3. Buat lidah kulit batang yang terbuka pada batang bawah setinggi ± 20 cm
dari pangkal batang dengan ukuran yang disesuaikan dengan mata tempel.
Lidah tersebut diungkit dari kayunya dan dipotong setengahnya.
4. Masukkan mata tempel ke dalam lidah batang bawah sehingga menempel
dengan baik. Ikat tempelan dengan pita plastik putih pada seluruh bagian
tempelan.
5. Setelah 2-3 minggu, ikatan tempelan dapat dibuka dan semprot/ kompres
dengan ZPT. Tempelan yang jadi mempunyai tanda mata tempel berwarna
hijau segar dan melekat.
6. Pada okulasi yang jadi, kerat batang sekitar 2 cm diatas okulasi dengan
posisi milintang sedikit condong keatas sedalam 2/3 bagian penampang.
Tujuannya untuk mengkonsentrasikan pertumbuhan sehingga memacu
pertumbuhan mata tunas.
b) Penyambungan
1. Batang atas (entres) berupa cabang (pucuk cabang lateral).
2. Batang bawah dipotong pada ketinggian ± 20 cm dari leher akar.
3. Potong pucuknya dan belah bagian tengah batang bawah denngan panjang
2-5 cm.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 5/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
4. Cabang entres dippotong sepanjang ± 15 cm (± 3 mata), daunnya dibuang,
lalu pangkal batang atas diiris berbentuk baji. Panjang irisan sama dengan
panjang belahan batang bawah.
5. Batang atas disisipkan ke belahan batang bawah, sehingga kambium
keduanya bisa bertemu.
6. Ikat sambungan dengan tali plastik serapat mungkin.
7. Kerudungi setiap sambungan dengan kantung plastik. Setelah berumur 2-3
minggu, kerudung plastik dapat dibuka untuk melihat keberhasilan
sambungan.
4) Pemeliharaan pembibitan
Pemeliharaan batang bawah meliputi
a) Pemupukan: dilakukan 1-2 bulan sekali dengan urea dan TSP masing-masing 5
gram per tanaman ditugalkan (disebar mengelilingi) di sekitar tanaman.
b) Penyiangan: waktu penyiangan tergantung pada pertumbuhan gulma.
c) Pengairan: satu minggu sekali (bila tidak ada hujan)
d) Pemberantasan hama dan penyakit: disemprotkan pestisida 2 kali tiap bulan
dengan memperhatikan gejala serangan. Fungisida yang digunakan adalah
Antracol atau Dithane, sedangkan insektisida adalah Supracide atau Decis.
Bersama dengan ini dapat pula diberikan pupuk daun, ditambah perekat
Agristic.
5) Pemindahan Bibit
Bibit okulasi grafting (penempelan dan sambungan) dapat dipindahkan ke lapang
pada umur minimal 6 bulan setelah okulasi, dipotong hingga tingginya 80-100 cm
dan daunnya dirompes.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Persiapan yang diperlukan adalah persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan
survai. Tujuannya untuk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan
tanah, menentukan kebutuhan tenaga kerja, bahan paralatan dan biaya yang
diperlukan.
2) Pembukaan Lahan
Tanah diolah dengan cara mencangkul tanah sekaligus membersihkan sisa-sisa
tanaman yang masih tertinggal
3) Pembentukan Bedengan
Pada tanaman apel bedeng hampir tidak diperlukan, tetapi hanya peninggian alur
penanaman.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 6/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
4) Pengapuran
Pengapuran bertujuan untuk menjaga keseimbangan pH tanah. Pengapuran
hanya dilakukan apabila ph tanah kurang dari 6.
5) Pemupukan
Pupuk yang diberikan pada pengolahan lahan adalah pupuk kandang sebanyak
20 kg per lubang tanam yang dicampur merata dengan tanah, setelah itu dibiarkan
selama 2 minggu.
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Tanaman apel dapat ditanam secara monokultur maupun intercroping.
Intercroping hanya dapat dilakukan apabila tanah belum tertutup tajuk-tajuk daun
atau sebelum 2 tahun. Tapi pada saat ini, setelah melalui beberapa penelitian
intercroping pada tanaman apel dapat dilakukan dengan tanaman yang berhabitat
rendah, seperti cabai, bawang dan lain-lain.
Tanaman apel tidak dapat ditanam pada jarak yang terlalu rapat karena akan
menjadi sangat rimbun yang akan menyebabkan kelembaban tinggi, sirkulasi
udara kurang, sinar matahari terhambat dan meningkatkan pertumbuhan penyakit.
Jarak tanam yang ideal untuk tanaman apel tergantung varietas. Untuk varietas
Manalagi dan Prices Moble adalah 3-3.5 x 3.5 m, sedangkan untuk varietas Rome
Beauty dan Anna dapat lebih pendek yaitu 2-3 x 2.5-3 m.
2. Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang tanam antara 50 x 50 x 50 cm sampai 1 x 1 x 1 m. Tanah atas dan
tanah bawah dipisahkan, masing-masing dicampur pupuk kandang sekurangkurangnya
20 kg. Setelah itu tanah dibiarkan selama ± 2 minggu, dan menjelang
tanam tanah galian dikembalikan sesuai asalnya.
3. Cara Penanaman
Penanaman apel dilakukan baik pada musim penghujan atau kemarau (di sawah).
Untuk lahan tegal dianjurkan pada musim hujan.
Cara penanaman bibit apel adalah sebagai berikut:
a. Masukan tanah bagian bawah bibit kedalam lubang tanam.
b. Masukan bibit ditengah lubang sambil diatar perakarannya agar menyebar.
c. Masukan tanah bagian atas dalam lubang sampai sebatas akar dan ditambah
tanah galian lubang.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 7/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
d. Bila semua tanah telah masuk, tanah ditekan-tekan secara perlahan dengan
tangan agar bibit tertanam kuat dan lurus. Untuk menahan angin, bibit dapat
ditahan pada ajir dengan ikatan longgar.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan penyulaman
Penjarangan tanaman tidak dilakukan, sedangkan penyulaman dilakukan pada
tanaman yang mati atau dimatikan kerena tidak menghasilkan dengan cara
menanam tanaman baru menggantikan tanaman lama. Penyulaman sebaiknya
dilakukan pada musim penghujan.
2) Penyiangan
Penyiangan dilakukan hanya bila disekitar tanaman induk terdapat banyak gulma
yang dianggap dapat mengganggu tanaman. Pada kebun yang ditanami apel
dengan jarak tanam yang rapat (± 3×3 m), peniangan hampir tidak perlu dilakukan
karena tajuk daun menutupi permukaan tanah sehingga rumput-rumput tidak
dapat tumbuh.
3) Pembubunan
Penyiangan biasanya diikuti dengan pembubunan tanah. Pembubunan
dimaksudkan untuk meninggikan kembali tanah disekitar tanaman agar tidak
tergenang air dan juga untuk menggemburkan tanah. Pembubunan biasanya
dilakukan setelah panen atau bersamaan dengan pemupukan.
4) Perempalan/Pemangkasan
Bagian yang perlu dipangkas adalah bibit yang baru ditanam setinggi 80 cm, tunas
yang tumbuh di bawah 60 cm, tunas-tunas ujung beberapa ruas dari pucuk, 4-6
mata dan bekas tangkai buah, knop yang tidak subur, cabang yang berpenyakit
dan tidak produkrif, cabang yang menyulitkan pelengkungan, ranting atau daun
yang menutupi buah. Pemangkasan dilakukan sejak umur 3 bulan sampai didapat
bentuk yang diinginkan(4-5 tahun).
5) Pemupukan
a) Pada musim hujan/tanah sawah
1. Bersamaan rompes daun (< 3 minggu). NPK (15-15-15) 1-2 kg/pohon atau
campuran Urea, TSP, KCl/ZK ± 3 kg/pohon (4:2:1).
2. Melihat situasi buah, yaitu bila buah lebat (2,5-3 bulan setelah rompes. NPK
(15-15-15) 1 kg/pohon atau campuran Urea, TSP dan KCl/ZK ± 1 kg/pohon
(1:2:1)
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 8/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
b) Musim kemarau/tanah tegal
1. Bersamaan rompes tidak diberi pupuk (tidak ada air).
2. 2-3 bulan setelah rompes (ada hujan). NPK (15-15-15) 1-2 kg/pohon atau
campuran Urea, TSP, dan KCl/ZK ± 3 kg/pohon (4:2:1).
Cara pemupukan disebar di sekeliling tanaman sedalam ± 20 cm sejauh lebar
daun, lalu ditutup tanah dan diairi.
Untuk pupuk kandang cukup diberikan sekali setahun (2 x panen) 1-2 pikul setiap
pohon pada musim kemarau setelah panen.
Untuk meningkatkan pertumbuhan perlu diberikan pupuk daun dan ZPT pada 5-7
hari sampai menjelang bunga setelah rompes (Gandasil B 1 gram/liter) +
Atonik/Cepha 1 cc/liter diselingi dengan Metalik-Multi Mikro dan 5-7 hari sekali
sampai menjelang panen (2,5 bulan) dari rompes Gandasil D (1 gram/liter).
Selain itu perlu digunakan zat pengatur tumbuh Dormex sekali setahun setelah
rompes (jangan sampai 10 hari setelah rompes) sebanyak 2600 liter larutan
dengan dosisi 3 liter/200 literair.
6) Pengairan dan Penyiraman
Untuk pertumbuhannya, tanaman apel memerlukan pengairan yang memadai
sepanjang musim. Pada musim penghujan, masalah kekurangan air tidak ditemui,
tetapi harus diperhatikan jangan sampai tanaman terendam air. Krena itu perlu
drainase yang baik. Sedangkan pada musim kemarau masalah kekurangan air
harus diatasi dengan cara menyirami tanaman sekurang-kurangnya 2 minggu
sekali dengan cara dikocor.
7) Penyemprotan Pestisida
Untuk pencegahan, penyemprotan dilakukan sebelum hama menyerang tanaman
atau secara rutin 1-2 minggu sekali dengan dosis ringan. Untuk penanggulangan,
penyemprotan dilakukan sedini mungkin dengan dosis tepat, agar hama dapat
segera ditanggulangi. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari.
Jenis dan dosis pestisida yang digunakan dalam menanggulangi hama sangat
beragam tergantung dengan hama yang dikendalikan dan tingkat populasi hama
tersebut, pengendalian secara lebih terinci akan dijelaskan pada poin hama dan
penyakit.
8) Pemeliharaan Lain
a) Perompesan
Perompesan dilakukan untuk mematahkan masa dorman didaerah sedang. Di
darah tropis perompesan dilakukan untuk menggantikan musim gugur di daerah
iklim sedang baik secara manual oleh manusia (dengan tangan) 10 hari setelah
panen maupun dengan menyemprotkan bahan kimia seperti Urea 10%+Ethrel
5000 ppm 1 minggu setelah panen 2 kali dengan selang satu minggu).
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 9/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
b) Pelengkungan cabang
Setelah dirompes dilakukan pelengkungan cabang untuk meratakan tunas
lateral dengan cara menarik ujung cabang dengan tali dan diikatkan ke bawah.
Tunas lateral yang rata akan memacu pertumbuhan tunas yang berarti mamacu
terbentuknya buah.
c) Penjarangan buah
Penjarangan dilakukan untuk meningkatkan kualitas buah yaitu besar seragam,
kulit baik, dan sehat, dilakukan dengan membuang buah yang tidak normal
(terserang hama penyakit atau kecil-kecil). Untuk memdapatkan buah yang baik
satu tunas hendaknya berisi 3-5 buah.
d) Pembelongsongan buah
Dilakukan 3 bulan sebelum panen dengan menggunakan kertas minyak
berwarna putih sampai keabu-abuan/kecoklat-cokltan yang bawahnya
berlubang. Tujuan buah terhindar dari serangan burung dan kelelawar dan
menjaga warna buah mulus.
e) Perbaikan kualitas warna buah
Peningkatan warna buah dapat dilakukan dengan bahan kimia Ethrel,
Paklobutrazol, 2,4 D baik secara tunggal maupun kombinasi.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Kutu hijau (Aphis pomi Geer)
Ciri: kutu dewasa berwarna hijau kekuningan, antena pendek, panjang tubuh 1,8
mm, ada yang bersayap ada pula yang tidak; panjang sayap 1,7 mm berwarna
hitam; perkembangbiakan sangat cepat, telur dapat menetas dalam 3-4 hari.
Gejala: (1) nimfa maupun kutu dewasa menyerang dengan mengisap cairan selsel
daun secara berkelompok dipermukaan daun muda, terutama ujung tunas
muda, tangkai cabang, bunga, dan buah; (2) kutu menghasilkan embun madu
yang akan melapisi permukaan daun dan merangsang tumbuhnya jamur hitam
(embun jelaga); daun berubah bentuk, mengkerut, leriting, terlambat berbunga,
buah-buah muda gugur,jika tidak mutu buahpun jelek. Pengendalian: (1) sanitasi
kebun dan pengaturan jarak tanam (jangan terlalu rapat); (2) dengan musuh alami
coccinellidae lycosa; (3) dengan penyemprotan Supracide 40 EC (ba Metidation)
dosis 2 cc/liter air atau 1-1,6 liter; (4) Supracide 40 EC dalam 500-800 liter/ha air
dengan interval penyemprotan 2 minggu sekali; (5) Convidor 200 SL (b.a.
Imidakloprid) dosis 0,125-0,250 cc/liter air; (6) Convidor 200 SL dalam 600 liter/ha
air dengan interval penyemprotan 10 hari sekali (7) Convidor ini dapat mematikan
sampai telur-telurnya; cara penyemprotan dari atas ke bawah. Penyemprotan
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 10/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
dilakukan 1-2 minggu sebelum pembungaan dan dilanjutkan 1-1,5 bulan setelah
bunga mekar sampai 15 hari sebelum panen.
2) Tungau, Spinder mite, cambuk merah (panonychus Ulmi)
Ciri: berwarna merah tua, dan panjang 0,6 mm. Gejala: (1) tungau menyerang
daun dengan menghisap cairan sel-sel daun; (2) pada serangan hebat
menimbulkan bercak kuning, buram, cokelat, dan mengering; (3) pada buah
menyebabkan bercak keperak-perakan atau coklat. Pengendalian: (1) dengan
musah alami coccinellidae dan lycosa; (2) penyemprotan Akarisida Omite 570 EC
sebanyak 2 cc/liter air atau 1 liter Akarisida Omite 570 EC dalam 500 liter air per
hektar dengan interval 2 minggu.
3) Trips
Ciri: berukuran kecil dengan panjang 1mm; nimfa berwarna putih kekuningkuningan;
dewasa berwarna cokelat kehitam-hitaman; bergerak cepat dan bila
tersentuh akan segera terbang menghindar. Gejala: (1) menjerang daun,
kuncup/tunas, dan buah yang masih sangat muda; (2) pada daun terlihat berbintikbintik
putih, kedua sisi daun menggulung ke atas dan pertumbuhan tidak normal;
(3) daun pada ujung tunas mengering dan gugur (4) pada daun meninggalkan
bekas luka berwarna coklat abu-abu. Pengendalian: (1) secara mekanis dengan
membuang telur-telur pada daun dan menjaga agar lingkungan tajuk tanaman tidk
terlalu rapat; (2) penyemprotan dengan insektisida seperti Lannate 25 WP (b.a.
Methomyl) dengan dosis 2 cc/liter air atau Lebaycid 550 EC (b.a. Fention) dengan
dosis 2 cc/liter air pada sat tanaman sedang bertunas, berbunga, dan
pembentukan buah.
4) Ulat daun (Spodoptera litura)
Ciri: larva berwarna hijau dengan garis-garis abu-abu memanjang dari abdomen
sampai kepala.pada lateral larva terdapat bercak hitam berbentuk lingkaran atau
setengah lingkaran, meletakkan telur secara berkelompok dan ditutupi dengan
rambut halus berwarna coklat muda. Gejala: menyerang daun, mengakibatkan
lubang-lubang tidak teratur hingga tulang-tulang daun. Pengendalian: (1) secara
mekanis dengan membuang telur-telur pada daun; (2) penyemprotan dengan
penyemprotan seperti Tamaron 200 LC (b.a Metamidofos) dan Nuvacron 20 SCW
(b.a. Monocrotofos).
5) Serangga penghisap daun (Helopelthis Sp)
Ciri: Helopelthis Theivora dengan abdomen warna hitam dan merah, sedang
HelopelthisAntonii dengan abdomen warna merah dan putih. Serabgga berukuran
kecil. Penjang nimfa yang baru menetas 1mm dan panjang serangga dewasa 6-8
mm. Pada bagian thoraknya terdapat benjolan yang menyerupai jarum. Gejala:
menyerang pada pagi, sore atau pada saat keadaan berawan; menyerang daun
muda, tunas dan buah buah dengan cara menhisap cairan sel; daun yang
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 11/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
terserang menjadi coklat dan perkembanganya tidak simetris; tunas yang
terserang menjadi coklat, kering dan akhirnya mati; serangan pada buah
menyebabkan buah menjadibercak-bercak coklat, nekrose, dan apabila buah
membesar, bagian bercak ini pecah yang menyebebkan kualitas buah menurun.
Pengendalian: (1) secara mekanis dengan cara pengerondongan atap
plastik/pembelongsongan buah. (2) Penyemprotan dengan insektisida seperti
Lannate 25 WP (b.a. Metomyl), Baycarb 500 EC (b.a. BPMC), yang dilakukan
pada sore atau pagi hari.
6) Ulat daun hitam (Dasychira Inclusa Walker)
Ciri: Larva mempunyai dua jambul dekat kepala berwarna hitam yang mengarah
kearah samping kepala. Pada bagian badan terdapat empat jambul yang
merupakan keumpulan seta berwarna coklat kehitam-hitaman. Disepanjang kedua
sisi tubuh terdapat rambut berwarna ab-abu. Panjang larva 50 mm. Gejala:
menyerang daun tua dan muda; tanaman yang terserang tinggal tulang daundaunnya
dengan kerusakan 30%; pada siang hari larva bersembunyi di balik
daun. Pengendalian: (1) secara mekanis dengan membuang telur-telur yang
biasanya diletakkan pada daun; (2) penyemprotan insektisida seperti: Nuvacron
20 SCW (b.a. Monocrotofos) dan Matador 25 EC.
7) Lalat buah (Rhagoletis Pomonella)
Ciri: larva tidak berkaki, setelah menetas dari telur (10 hari) dapat segera
memakan daging buah. Warna lalat hitam, kaki kekuningan dan meletakkan telur
pada buah. Gejala: bentuk buah menjadi jelek, terlihat benjol-benjol.
Pengendalian: (1) penyemprotan insektisida kontak seperti Lebacyd 550 EC; (2)
membuat perangkat lalat jantan dengan menggunakan Methyl eugenol sebanyak
0,1 cc ditetesan pad kapas yang sudah ditetesi insektisida 2 cc. Kapas
tersebutkapas tersebut dimasukkan ke botol plastik (bekas air mineral) yang
digantungkan ketinggian 2 meter. Karena aroma yang mirip bau-bau yang
dikeluarkan betina, maka jantan tertarik dan menhisap kapas.
7.2. Penyakit
1) Penyakit embun tepung (Powdery Mildew)
Penyebab: Padosphaera leucotich Salm. Dengan stadia imperfeknya adalah
oidium Sp. Gejala: (1) pada daun atas tampak putih, tunas tidak normal, kerdil dan
tidak berbuah; (2) pada buah berwarna coklat, berkutil coklat. Pengendalian: (1)
memotong tunas atau bagian yang sakit dan dibakar; (2) dengan menyemprotka
fungisida Nimrod 250 EC 2,5-5 cc/10 liter air (500liter/Ha) atau Afugan 300 EC
0,5-1 cc/liter air (pencegahan) dan 1-1,5 cc/liter air setelah perompesan sampai
tunas berumur 4-5 minggu dengan interval 5-7 hari.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 12/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
2) Penyakit bercak daun (Marssonina coronaria J.J. Davis)
Gejala: pada daun umur 4-6 minggu setelah perompesan terlihat bercak putih
tidak teratur, berwarna coklat, permukaan atas timbul titik hitam, dimulai dari daun
tua, daun muda hingga seluruh bagian gugur. Pengendalian: (1) jarak tanam
tidak terlalu rapat, bagian yang terserang dibuang dan dibakar; (2) disemprot
fungisida Agrisan 60 WP 2 gram/liter air, dosis 1000-2000 gram/ha sejak 10 hari
setelah rompes dengan interval 1 minggu sebanyak 10 aplikasi atau Delseme MX
200 2 gram/liter air, Henlate 0,5 gram/liter air sejak umur 4 hari setelah rompes
dengan interval 7 hari hingga 4 minggu.
3) Jamur upas (Cortisium salmonicolor Berk et Br)
Pengendalian: mengurangi kelembapan kebun, menghilangkan bagian tanaman
yang sakit.
◄ Newer Post Older Post ►