Para produser film sepakat tidak memproduksi film horor berbau seks selama bulan puasa. Keputusan itu diambil setelah mereka berdiskusi dengan Lembaga Sensor Film (LSF).
"Salah satu keputusannya bahwa dalam waktu dekat kita akan mengambil momen bulan puasa. Jadi produser film mencoba ruwatan segala hantu, seks. Mari kita lebih dewasa lagi. Lebih cermat untuk bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat lewat tayangan-tayangan," ujar Ketua LSF, Muklis Paeni, ditemui di Gedung Film, Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, Rabu (15/6/2011).
Selain itu, judul film yang akan ditayangkan juga harus yang edukatif. LSF tak akan segan-segan tidak memberikan izin untuk rumah produksi yang masih saja memproduksi film horor seks dengan judul yang mengekspolitasi unsur tersebut.
"Mengimbau supaya mereka stop. Kita tidak memberikan izin judul-judul yang mengeksploitasi kepada dua hal itu (horor seks)," tegasnya.
Sebagai solusi, sebelum sebuah rumah produksi menggarap sebuah film, ada baiknya melakukan dialog dengan LSF terlebih dahulu. Jangan lagi menyerahkan hasil film yang sudah jadi ke LSF dan minta disiarkan lewat persetujuan KPI.
"Kita membuka dialog. Jika mereka ingin membuat film seperti itu dialog dulu ke kita seperti apa. Selama ini kan kalau filmnya sudah jadi, baru datang ke kita. Tidak merekomendasi film saya kan nanti rugi. Industri film juga rugi. Di samping itu kalau kita mengimbau film yang bermutu itu tidak selalu untung," urainya.