Ketika Anda Terjebak di Luar Angkasa, Apa Yang Anda lakukan ?

VIVAnews - Bayangkan ketika Anda terbang ke ruang angkasa mengenakan baju pengunci udara. Tapi, situasi yang buruk melemparkan Anda terdampar di ruang hampa udara ini.

Kematian yang disebabkan ruang hampa udara telah menjadi banyak ide film fiksi ilmiah mengenai penjelajahan luar angkasa. Bagaimana ketika Anda terjebak dalam situasi buruk ini?

Beruntung, film jenis ini banyak yang berlebihan menggambarkan dari segi kedahsyatan dan kecepatan. Anda tidak secara instan membeku atau meledak di ruang angkasa.

Kejadian buruk serupa film ini pernah terjadi pada 1965. Seorang astronot pernah berada dalam kondisi hampir vakum, kurang dari 1psi, karena baju ruang angkasanya bocor. Kejadian ini berlangsung hanya dalam 14 detik.

Astronot ini dilaporkan kehilangan kesadaran dan mengalami sianosis (kulit membiru). Sebelum pingsan, dia bisa merasakan cairan dalam lidahnya mulai mendidih.

Apa yang bisa terjadi ketika Anda terjebak di ruang hampa? Transfer panas berjalan lebih lambat dari yang digambarkan di film. Darah Anda tidak segera dapat mendidih. Ini berkat ketahanan sistem kulit Anda.

Anda juga tidak cepat gosong karena paparan radiasi sinar matahari murni tanpa penyaring. Tapi, kulit Anda tetap akan terbakar sinar matahari dengan parah. Anda akan memiliki waktu 10 hingga 15 detik sebelum panik melanda. Saat itu Anda akan mulai pingsan. Tersisa waktu hidup hingga dua menit sebelum benar-benar meninggal.

Anda bisa hidup hingga 15 detik karena ini perkiraan kasar waktu yang dibutuhkan darah sebelum kehabisan oksigen untuk diedarkan dari paru-paru ke otak. Ketika Anda ditempatkan di ruang hampa udara, proses pertukaran gas berjalan terbalik. Paru-paru Anda akan menarik oksigen keluar dari tubuh. Oksigen dibuang kembali ke paru-paru ketika mengeluarkan napas.

Proses terbaliknya pertukaran udara ini mempercepat terjadinya hipoksia. Ini merupakan kondisi tubuh ketika kekurangan pasokan oksigen sehingga konsentrasi oksigen dalam darah sangat rendah. Umumnya, hipoksia terjadi pada pendaki gunung dan penyelam bawah laut.

Menahan napas tidak berguna dalam kondisi di ruang hampa. Perbedaan tekanan di dalam dan di luar tubuh bisa membuat paru-paru Anda pecah. Seperti ketika penyelam naik ke permukaan terlalu cepat. Anda bisa tetap sadar hingga setengah menit apabila menghembuskan napas pada beberapa detik awal sesaat terdampar ke luar angkasa.

Menurut Gizmodo, tubuh Anda akan terus mengeluarkan oksigen yang justru berperan penting dalam mempertahankan hidup. Lapisan kulit akan mulai membengkak karena cairan otot Anda menguap. Ini menimbulkan memar-memar kecil.
Kulit juga mulai terbakar panas matahari seperti ketika terlalu banyak berjemur. Kelembaban dalam hidung, mulut, dan mata akan menguap. Hasilnya menyebabkan radang dingin pada daerah sekitar tubuh itu seperti membeku.

Hipoksia yang menyerang dapat menimbulkan masalah lain. Pandangan akan mengabur. Gejala ini akan diikuti kejang, kehilangan kesadaran, dan sianosis.

Ketika ini terjadi, Anda belum meninggal. Tapi, sekarat. Otak Anda bisa berfungsi. Jantung masih berdetak. Bahkan, Anda bisa selamat dengan luka permanen yang minim. Ini apabila Anda dapat dengan cepat kembali ke atmosfer. Sayang, tindakan penyelamatan ini harus terjadi dalam 90 menit.

Jika tidak ada yang menyelamatkan secara instan, tekanan darah Anda akan menurun hingga sangat rendah. Saat inilah baru darah Anda mendidih. Kondisi ini merusak jantung. Sulit untuk memberikan bantuan pernapasan. Ini seperti serangan dekompresi pada penyelam.

"Kesadaran akan dapat dipertahankan selama 9 hingga 11 detik. Selanjutnya, kelumpuhan akan terjadi diikuti kejang dan akan lumpuh lagi secara cepat," tertulis dalam Bioastronautics Data Book.

Sumber : http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/335006-ketika-anda-terjebak-di-luar-angkasa
◄ Newer Post Older Post ►