Satelit A2 Buatan Indonesia Segera Diorbitkan

Indonesia siap mengorbitkan satelit hasil karya anak bangsa. Rencananya satelit dengan nama A2 ini akan diluncurkan ke orbit pada Juni 2013 di India.

Sekretaris Menristek Mulyanto bersama Kepala Lapan, Bambang Setiawan Tejakusuma, berdiri membelakangi satelit A2 yang akan diluncurkan tahun 2013 dari India.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bambang S Tedja mengatakan, pengerjaannya sudah selesai dan tinggal menunggu peluncurannya saja. ”Sudah dites juga,tinggal diluncurkan. Sebelum peluncuran kami simpan sambil terus dijaga fungsionali tasnya, ”katanya seusai penutupan Ritech Expo 2012 di Auditorum Sasana Budaya Ganesa, Jalan Tamansari, Kota Bandung,kemarin.

Menurut dia, serangkaian proses uji coba telah dilakukan pada satelit A2 ini, antara lain uji solar cell,uji center of grafity, uji air bearing seluruh fungsi kontrol, dan uji transportasi. Satelit ini juga diuji oleh tim ahli dari Berlin, Jerman yang menjadi tempat pembuatan satelit pendahulu A2, yaitu A1 yang saat ini masih beroperasi. Soal pemilihan India menjadi tempat peluncuran satelit Indonesia,menurut dia, Indonesia memiliki kerja sama dengan India.

Tapi, tidak menutup kemungkinan pada tahap selanjutnya Indonesia akan bekerja sama dengan China. Meski satelit yang akan di orbitkan ini diklaim sebagai produk Indonesia yang pertama dengan waktu pembuatan dua tahun ini,tapi tidak semua bahannya menggunakan bahan lokal karena keterbatasan material yang ada di Indonesia. Sehingga hanya struktur satelit saja yang berasal dari dalam negeri. Satelit A2 akan digunakan untuk memantau permukaan bumi, termasuk mengetahui kapal apa saja yang ada dipermukaan laut.

Selain itu, satelit juga akan dimanfaatkan untuk membantu penanganan bencana, salah satunya untuk koordinasi bidang komunikasi pada radio-radio amatir. Untuk pusat datanya, stasiun pengendali satelit berada di Rumpin,Bogor. ”Selanjutnya kami akan terus melakukan pengembangan dan menciptakan satelit A3,A4, bahkan satelit yang lebih besar,”ucapnya.

Selain siap mengorbitkan satelit A2,pada penutupan Ritech Expo 2012 juga dilakukan penandatanganan selesainya roket RHAN 122 dan pesawat tanpa awak buatan dalam negeri. Deputi Menristek Bidang Jaringan Iptek Amin Soebandrio mengatakan, Indonesia tidak kalah dengan negara lain soal teknologi. ”Untuk kita harus terus dorong peneliti Indonesia agar mau mengembangkan potensi Indonesia.Misalnya tanaman obat sehingga bisa menjadi produk nasional,” jelasnya. (Sindo)




Satelit A2 LAPAN Akan Memantau Lalulintas Laut Indonesia
 
Indonesia adalah negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia. Luas laut teritorinya sekitar 5,8 milion km2 yang adalah 75% dari luas wilayahnya. Karena lokasinya diantara 2 samudra dan 2 benua, International Maritime Organization (IMO) meminta agar Indonesia memberi jalur untuk melintak pelayaran internasional di wilayahnya, yakni yang disebut Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). ALKI 1 adalah dari selat Malaka hingga selat Sunda, ALKI 2 dari selat Sulawesi hingga selat Lombok. Pada ALKI 1 saja ratusan kapal melintas setiap harinya. Teknologi pemantauan lalu-lintas kapal yang saat ini ada mengandalkan sensor yang berada di pantai dan kapal patroli, dimana cakupan dari sensor ini sekitar 30 nm (56 km) karena terbatas jarak horizon bumi. 
Satelit LAPAN-A2
Satelit LAPAN-A2

Sehingga kemampuan pihak otoritas laut untuk mencakup seluruh perairan Indonesia masih sangat terbatas, yang membuat banyaknya terjadi pelanggaran hukum di laut dan rendahnya tingkat keamanan/keselamatan moda transportasi laut di Indonesia. Salah satu sensor yang digunakan untuk memantu kapal adalah Automatic Identification System (AIS). AIS adalah sistem pementauan kapal laut yang berbasis komunikasi digital VHF dan GPS. Berdasarkan aturan IMO, sistem ini harus dipasang pada kapal dengan bobot minimal 300 ton. Secara prinsip, semakin tinggi sensor tersebut ditempatkan akan semakin luas cakupannya. Sehingga merupakan sangat potensial untuk ditempatkan di satelit.

Satelit LAPAN-A2 didesain untuk tiga misi yaitu pengamatan Bumi, pemantauan kapal dan komunikasi radio amatir. Dengan berat sekitar 75 kg, satelit LAPAN A2 diantarnya membawa muatan Automatic Identification System (AIS) receiver dan Automatic Packet Reporting System (APRS). Selain itu untuk misi pengamatan Bumi akan menggunakan kamera digital 4 megapixe, yang akan dipasang pada lensa dengan panjang fokus l000 mm. Satelit dengan berat 78 kg ini direncanakan untuk diluncurkan pada pertengahan tahun 2013, ke orbit inklinasi rendah dengan ketinggian 650 km. Pada orbit tersebut LAPAN-A2 akan melintasi wilayah Indonesia secara diagonal sebanyak 14 kali sehari dengan lama waktu melintas sekitar 20 menit. Pada orbit tersebut AIS LAPAN-A2 akan mempunyai radius deteksi lebih dari 100 km dan mempunyai kemampuan untuk menerima sinyal dari maximum 2000 kapal dalam satu daerah cakupan.

Lintasan Satelit LAPAN-A2 & lokasi stasiun bumi LAPAN
Lintasan Satelit LAPAN-A2 & lokasi stasiun bumi LAPAN

Sebagai bagian dari persiapan satelit, dilakukan pengujian fungsi terhadap subsistem AIS LAPAN-A2. Pengujian yang ditampilkan dilakukan secara menyeluruh, yakni melibatkan komponen satelit yang sesungguhnya dalam rantai penuh dari penerimaan data kapal hingga transmisinya ke stasiun bumi LAPAN-A2. Pengujian dilakukan di daerah Jakarta Utara, agar penerima AIS menerima data AIS yang dikirimkan oleh kapal-kapal yang berada disekitar pelabuhan Tanjung Priok. Pengujian ini dilakukan untuk melihat kemampuan penerimaan, pengiriman, dan perekaman data AIS yang dilakukan menggunakan sistem muatan AIS satelit LAPAN-A2.

Set-up uji fungsi AIS
Set-up uji fungsi AIS

Dari salah satu pengujian yang dilakukan didapat data dari sekitar 78.000 AIS kapal, pada perekaman selama 12 jam. Data tersebut disajikan dalam bentuk seri waktu (time series) pada peta daerah pelabuhan Tanjung Priok Video sehingga berwujud animasi (dengan waktu dipercepat), seperti sdisajikan dibawah ini. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem muatan AIS LAPAN-A2 bekerja dengan baik. Selanjutnya Tim Integrasi dan Test LAPAN-A2 menunggu kesempatan untuk bisa dilakukannya test muatan AIS ini dengan pesawat terbang (dan melintasi daerah yang lalu-lintas lautnya padat). Pengujian secara statis seperti yang dilakukan disini mempunyai keterbatasan jarak horizon yang pendek serta ganguan multipath. Sehingga kemampuan penuh LAPAN-A2 untuk menerima sinyal yang banyak alam sekaligus belum teruji. Jika ada pembaca yang bisa membantu mengenai hal ini agar menghubungi anggota Tim Integrasi dan Test LAPAN-A2, Heru di rtriharjanto@yahoo.com.

Sumber : Lapan
◄ Newer Post Older Post ►