London - Pupus sudah harapan Indonesia untuk meraih medali emas dari cabang bulutangkis di Oliimpiade 2012. Satu-satunya wakil yang tersisa, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kandas di babak semifinal.
Tontowi/Liliyana menyerah dalam pertandingan sepanjang tiga set dari pasangan China Xu Chen/Ma Jin dengan skor akhir 23-21, 18-21, 13-21 pada Kamis (2/8/2012) malam WIB.
Tontowi/Liliyana mengawali pertandingan dengan baik dan sukses merebut lima angka pertama. Keduanya semakin melebarkan keunggulan tapi Xu Chen/Ma Jin tidak menyerah dan menempel ketat di skor 9-11.
Pasca jeda set pertama, Tontowi/Liliyana semakin di atas angin. Keduanya sempat memimpin 15-10 dan 18-14. Lawan kemudian sukses menambah angka dan terjadi skor tipis 19-18 masih untuk keunggulan pasangan Indonesia.
Kejar-kejaran terjadi di akhir periode dan terjadi kedudukan seimbang 21-21. Tontowi/Liliyana menutup set pertama 23-21 lewat smash keras Tontowi dan bola pukulan Ma Jin membentur net.
Set kedua berjalan lebih ketat. Reli-reli panjang terjadi dan beberapa kali terjadi skor sama kuat. Jeda set berakhir dalam kedudukan 11-10 untuk keunggulan Xu Chen/Ma Jin.
Pasangan China itu lantas menjauh. Pengembalian smash yang kurang sempurna dari Tontowi menjadikan skor kini 13-16.
Duel seru terus berlangsung tapi Xu Chen/Ma Jin tetap bisa menjaga jaraknya dari Tontowi/Liliyana sebelum menutup set kedua dengan skor 21-18 untuk memaksakan rubber set.
Di set penentuan, Tontowi/Liliyana bisa mengimbangi di awal tapi kemudian tertinggal jauh hingga 5-13 dan tidak bisa mengejar lagi sampai pertandingan usai.
Dengan kegagalan ini maka Indonesia gagal meneruskan tradisi emas di cabang bulutangkis sejak pertama digelar di Olimpiade pada 1992.
Tontowi/Liliyana tetap masih punya peluang meraih medali perunggu dalam perebutan tempat ketiga kontra pasangan Denmark Joachim Fisher Nielsen/Christinna Pedersen yang di semifinal lain kalah dari pasangan China Zhang Nan/Zhao Yunlei 21-17, 17-21, 19-21.
http://sport.detik..com/read/2012/08...emas?s99220169
London - Olimpiade 2012 benar-benar jadi mimpi buruk bagi tim bulutangkis Indonesia, setelah dipastikan pulang dari London tanpa medali emas, yang sekaligus menghentikan tradisi emas sejak Barcelona 1992.
Adalah kekalahan pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, dari wakil China, Xu Chen/Ma Jin di semifinal, Kamis (2/8/2012) malam WIB. Sempat unggul 23-21 di set pertama, Tontowi/Liliyanan kalah 18-21 dan 13-21 di set selanjutnya.
Alhasil mimpi mereka melaju ke final pun sirna yang sekaligus juga mengakhiri peluang Indonesia merebut emas di cabang bulutangkis untuk keenam kali secara beruntun.
Sebab selain Owi/Butet, tak ada lagi wakil Indonesia yang mampu menjejak semifinal. Owi/Butet pun kini tinggal berharap bisa meraih medali perunggu sebagai hadiah hiburan.
Ini tentunya merupakan catatan terburuk Indonesia di cabang ini sejak bulutangkis dipertandingkan pertama kali di Olimpiade 20 tahun lalu. Saat itu Indonesia meraih dua emas melalui Alan Budikusuma dan Susi Susanti.
Lalu dilanjutkan di Atlanta 1996 saat pasangan Ricky Subagja/Rexy Mainaky merebut emas, kemudian Tony Gunawan/Candra Wijaya di Sydney 2000, Taufik Hidayat di Athena 2004 dan terakhir Markis Kido/Hendra Setiawan di Beijing 2008.
Tak hanya soal catatan medali emas, namun medali secara keseluruhan London 2012 adalah yang terburuk karena setidaknya Indonesia bisa merebut tiga medali di cabang bulutangkis . Bisa saja 'Merah Putih' pulang dengan tangan hampa musim panas ini.
http://sport.detik..com/read/2012/08...nesia-terhenti
Terbebani Ekspektasi, Salah Satu Faktor Kekalahan Tontowi/Liliyana
Jakarta - Menjadi tumpuan terakhir Indonesia dalam melanjutkan tradisi emas Olimpiade di cabang bulutangkis, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir justru kandas di semifinal. Beban dan tekanan dinilai jadi salah satu faktor kalahnya ganda campuran Indonesia itu.
Sejak 1992, bulutangkis selalu bisa mempersembahkan medali emas untuk Indonesia di ajang Olimpiade. Tradisi itu akhirnya terhenti di Olimpiade London 2012, seiring kekalahan Tontowi/Liliyana.
Menjadi satu-satunya wakil 'Merah Putih' yang tersisa di babak empat besar, Tontowi/Liliyana akhirnya menyerah tiga set 23-21, 18-21, dan 13-21, dari Xu Chen/Ma Jin.
"Yang paling penting berjuang. Memperoleh emas tidak semudah yang diperkirakan. Oleh karena itu kalau kekalahan terjadi, berarti persiapan kita masih kurang dan lawan lebih mempersiapkan diri," komentar Rudy Hartono saat berbincang dengan detikSport, Kamis (2/8/2012) malam WIB.
"Olimpiade itu sangat unik, empat tahun satu kali. Perlu satu persiapan yang tepat. Memang tidak mudah," lanjut salah satu legenda hidup dalam dunia bulutangkis tersebut.
Dalam analisisnya, juara All-England sebanyak delapan kali itu juga menilai bahwa besarnya tekanan yang dipikul Tontowi/Liliyana sebagai satu-satunya wakil Indonesia yang tersisa di cabang bulutangkis Olimpiade sekaligus menjaga tradisi emas, sudah membuat permainan keduanya jadi tidak maksimal.
"Semua berharap supaya ganda campuran dapat emas. Tidak salah, tapi ini membuat pemain terbebani, mainnya jadi hati-hati," nilainya.
Analisis Rudy Hartono itu tidak meleset. Usai pertandingan Tontowi mengakui kalau dirinya memang merasakan tekanan berat saat bertanding.
"Saya pribadi tegang, merasa tekanan terlalu besar di gim ketiga, memikirkan menang kalah, jadi error-error sendiri," ujar Tontowi sebagaimana dilansir situs resmi PBSI.
http://sport.detik..com/read/2012/08...yana?s99220169
HASIL
Quote:
Quote:
akhirnya keinginan kita tuk membawa emas harus terkubur ...
moga jadi pelajaran buat semua insan olahraga....
kalo dibiarkan terus maka bulutangkis sebagai penyumbang medali bisa hilang