Hatinya sepi namun tak iri
Menjelajah hutan sendiri, dan berbelok ke kiri
Menghindari kejamnya ibu tiri
Dinginnya malam menyapu bulu-bulu lembutnya
Tak ada kayu, tak ada api, dan sehelai kain untuknya
Kelinci kecil itu meringis
Namun tak sinis
Malam berganti, mentari pun bangun dari tidur nyenyaknya
Namun tak menyapa sang kelinci malang itu dengan cahyanya
”tak apalah aku tak disapa!” ujarnya
Kelinci itu tetap tersenyum dengan gigi mungilnya
Ada seekor elang yang ingin menerkamnya
Dia bersembunyi di kumuhnya taman
Namun sang elang melihat tajam dan menerjang tubuh mungilnya
Kelinci itu lari berbelok ke kanan
Hari demi hari selalu gugur
Tak ada semi yang menemani
Hatinya keram tak bisa jujur
Dia ingin jauh dari ibu tiri
Dengan siapa dia mengadu
Sungguh lumut selalu singgah di hidupnya
Tak indah nan seburuk mengkudu
Berikanlah air di hatinya
(kelinci malang melambangkan seorang anak kecil yang berumur 5 tahun sudah hidup sendiri, sebatang kara tanpa ada keluarga yang menemani. ibu tiri,lumut, dll melambangkan kejamnya dunia. puisi ini mengisahkan tentang seorang anak kecil yang berumur 5 tahun yang sebatang kara, yang menjalani hidupnya dengan pebuh beribu masalah namun dia tetap tersenyum dan survive dalam masalah yang dihadapi hidupnya dan negaranya, semoga puisi ku bisa dijadikan motivasi oleh kalian dalam menjalani kehidupan…)