Review Film: TOTAL RECALL

Aksi Selebriti, Total Recall orisinil yang dibintangi oleh Arnold Schwazenegger adalah salah satu film sci-fi yang paling saya gemari. Jauh sebelum Inception bermain-main dengan konsep mimpi dan imajinasi adalah cerita Philip K. Dick “We Can Remember It For You Wholesale” yang dijadikan inspirasi film tersebut sudah mempermainkan ekspektasi penonton dengan twist-twistnya yang cerdik. 22 tahun berlalu dan Total Recall diremake dengan bintang utama Colin Farrell. Sang sutradara kali ini: Len Wiseman memang dikenal sebagai jagoan aksi tetapi belum berpengalaman di dunia sci-fi, bisakah ia membuat sebuah remake yang apik?
Douglas Quaid tidak tahu apa yang salah dengan hidupnya. Ia selalu memimpikan hal yang sama: ia bersama seorang gadis tengah dikejar-kejar karena alasan yang ia tidak tahu kenapa. Mimpi-mimpi itu pun selalu berakhir sama. Ia dan rekannya terpisah dan ia tertangkap. Mimpi tersebut tentunya tidak relevan dengan dunia nyata di mana Douglas bahkan tidak pernah membawa pistol. Ia hanya seorang pria pekerja biasa yang sudah menikah dengan istrinya: Lori. Pun begitu Douglas tidak pernah bisa menghapus keraguan dirinya lebih dari apa yang ia kerjakan setiap hari.

Setelah keinginannya untuk naik pangkat ditolak, Douglas yang kecewa pergi jalan-jalan ke sebuah institusi bernama Rekall. Institusi ini adalah tempat yang bisa memasukkan mimpi-mimpi semacam ilusi nyata bagi sang pemakai. Douglas, teringat akan mimpinya, meminta sebuah mimpi sebagai sebuah agen rahasia. Dan benar saja. Hidup Douglas mendadak jungkir balik. Ia mampu menghabisi sepuluh orang tentara terlatih seorang diri. Dan tak lama kemudian ia diburu-buru oleh istrinya sendiri karena dianggap teroris. Apakah selama ini seluruh kehidupan Douglas sekedar ilusi? Ataukah ia tengah menjalani ilusi dalam ingatan Rekall?

Film ini memberi sensasi yang sama kepadaku seperti nonton film The Amazing Spider-man. Sebuah remake yang inferior dari versi aslinya dari segala sisi dengan pengecualian sisi aksi maupun efek CGnya saja. Colin Farrell di sini aktingnya datar. Dia menampilkan sosok Quaid yang kebingungan memang tetapi sebagai penonton saya tak merasakan simpati apapun terhadap dirinya. Chemistry Farrell dengan Kate Beckinsale maupun dengan Jessica Biel sangat datar sehingga ketika terjadi konflik antara mereka bertiga saya seakan-akan tidak peduli. Di antara ketiganya mungkin Kate Beckinsale merupakan penyelamat kisah ini; tampil sebagai agen penuh dedikasi ia memberikan sensasi wanita yang berbahaya dan kick-ass kepada penonton setiap kali ia muncul di layar. Peranan Lori di sini memang jauh diperbesar dari prekuelnya, wajar karena Len Wiseman adalah suami dari Kate Beckinsale. Yang saya sayangkan adalah sosok Bryan Cranston dan Bill Nighy yang kurang dimaksimalkan dalam cerita. Keduanya adalah aktor-aktor senior yang seharusnya bisa membawa karisma dalam film ini.

Entah kenapa skenario film yang ditulis oleh Kurt Wimmer dan Mark Bomback rasanya terlalu mentah dan bermain aman. Saya kecewa. Kalaupun Len Wiseman kurang dalam departemen ini seharusnya Wimmer bisa menutupi kekurangan itu dengan penulisannya; apalagi karena Kurt Wimmer sudah berpengalaman di genre ini melalui film Equilibrium dan Sphere. Len Wiseman sebaliknya bekerja dengan baik di departemennya. Agak terlalu berlebihan malah. Remake ini praktis berisi adegan aksi 80 persen durasinya. Walaupun pada awalnya aksi terlihat keren memasuki pertengahan dan akhir saya mulai merasa bosan dengan setpiece eksplosif di sana-sini. Tidak spesial lagi rasanya.

Kalau ada yang saya akui berhasil dari remake ini itu adalah settingnya. Kendati membuang koloni planet Mars dari settingnya, remake ini mampu menciptakan setting tak kalah spesial dalam masa depan yang kumuh, kotor, sekaligus sumpek dengan manusia yang makin kekurangan tempat tinggal. Kalau dilihat-lihat rasanya atmosfirnya mirip dengan Blade Runner milik Ridley Scott dulu – hanya saja lebih luas dan detail karena budget lebih besar (rumor menyebutkan lebih dari 125 Juta USD, angka yang  takkan tertutup pendapatannya secara domestik).

So my verdict is… Total Recall adalah film sci-fi yang cukup bagus kalau kalian belum menonton versi orisinilnya. Apabila sudah maka yang bisa ditonton hanya adegan-adegan aksi yang eksplosif ala Len Wiseman saja sebab ide dasar maupun eksekusi konsep dari Total Recall versi Paul Verhoeven jauh lebih superior.


Sumber: tukangreview.com
◄ Newer Post Older Post ►