Ocha Minuman Segar Tradisi Jepang

Mengapa orang-orang Jepang hidup begitu lama? Salah satu jawabnya adalah gaya hidup sehatnya sehingga bisa menjauh dari penyakit.
 
Ini karena orang Jepang diantaranya rajin mengonsumsi teh hijau atau ocha yang boleh disebut salah satu kunci hidup sehat orang Jepang.


Ocha Minuman Segar Tradisi Jepang
Ocha Minuman Segar Tradisi Jepang

Dan memang, mengutip laporan BBC tahun 2006, satu penelitian dari Universitas Tohoku menyebut kebiasaan meminum ocha efektif mencegah manusia dari serangan berbagai penyakit, termasuk serangan jantung.

Kebiasaan penduduk Jepang meminum ocha membuat mereka hanya punya risiko terkena serangan jantung 16 persen. Oleh karena itu, ngeteh yang sudah menjadi kebiasaan orang Jepang sejak berabad-abad lalu bukan sekadar tradisi, tapi juga bertalian dengan hidup sehat.


Ocha mengandung antioksidan yang ampuh melawan radikal bebas pada tubuh manusia yang merupakan molekul yang sangat agresif menyerobot molekul lain yang telah berpasangan dalam tubuh, untuk kemudian membentuk molekul jahat yang jika menembus DNA dalam inti sel dapat merusak watak asli sel.


Ocha Minuman Segar Tradisi Jepang

Ketika itu terjadi, sel-sel yang tadinya sehat akan memperbanyak diri tanpa kendali sehingga menimbulkan gangguan kesehatan seperti katarak, kanker dan penuaan dini.

Untuk menekan kerusakan sel akibat proses oksidasi radikal bebas itu, manusia memerlukan antioksidan yang salah satu sumber terkuat dan teralaminya didapat dari ocha.

Menghirup ocha setidaknya tiga gelas sehari memang niscaya membuat tubuh bugar sepanjang hari. Orang-orang Jepang melakuan ini dan itu sudah mereka lakukan sejak berabad-abad lalu.  Hasilnya mereka menjadi manusia-manusia yang sehat dan panjang umurnya. Tentu Anda ingin sesehat dan sepanjang umur orang-orang Jepang itu.

 

Asal dan jenis ocha

Jepang mulai mengenal ocha pada abad 9 saat pertama kali dibawa dari Cina. Semula untuk mewarnai kegiatan-kegiatan kerohaniaan, menghirup ocha lalu menjadi kebiasaan orang-orang Jepang, sampai kini.

Anda akan dengan mudah mendapati ocha di Jepang karena hampir ada di seluruh wilayah.  Tetapi area terluas di mana ocha dibudidayakan adalah Prefektur Shizuoka di mana 43,9 persen dari total produk teh hijau Jepang dihasilkan.

Area lain yang terkenal adalah Uji yang masyur karena kualitasnya yang tak tertandingi teh hijau manapun. Masih ada Kagoshima yang memproduksi 25 persen dari total produksi teh hijau.

Ragam ocha sendiri banyak, dan tentu saja, kualitasnya juga berbeda.

Sedikit panduan berikut ini bisa membantu Anda memilih teh hijau berkualitas tinggi di Jepang.

1. Teh hijau yang ditanam di bawah terik sinar Matahari (sencha) dan yang ditanam di daerah sejuk atau kurang sinar matahari (gyokuro).
2. Teh hijau panenan. Biasanya tiga atau empat kali panen setahun, tapi yang dipanen pertamalah yang kualitasnya paling baik.
3. Bubuk teh hijau atau matcha. Ada banyak versi bubuk baik untuk jenis sencha maupun gyokuro. Cita rasa keduanyapun berbeda, tapi matcha jauh lebih berkualitas dibandingkan sencha bubuk.
4. Bancha. Ini adalah teh hijau panenan terakhir. Karena kualitas normalnya lebih rendah daripada panenan pertama, bancha kerap digunakan untuk membuat sejenis teh hijau bernama genmaicha dan houjicha yang dibakar sampai agak kemerah-merahkan dan tak lagi mengandung kafein.

 

Meracik ocha

Anda sudah mengetahui jenis-jenis terbaik ocha, kini tinggal Anda mendapatkannya.

Tapi soal ini mungkin terlalu mudah bagi Anda. Cari penjual, pesan, lalu beli, selesai sudah!

Namun yang juga perlu Anda ketahui adalah bagaimana ocha racik karena ini penting demi kepuasan maksimal dalam menikmati ocha.

Nah untuk itu, Anda perhatikan panduan berikut.

Pertama, Anda harus tahu berapa banyak air yang dibutuhkan untuk menyeduh teh pada satu poci. Ini penting karena akan menentukan rasio antara banyak daun teh terhadap volume air.

Langkah kedua, panaskan air sampai 70-80 derajat Celcius. Ini panas ideal untuk mendapatkan ocha terbaik.  Agar hasilnya lebih baik, jangan sembarangan menggunakan air, pakailah air mineral kemasan. Panaskan air, tapi jangan sampai mendidih. Jangan lebih dari 90 derajat Celcius. Ini terlalu panas untuk membuat teh hijau.

Ketiga, tuangkan air panas tadi ke dalam cangkir atau gelas. Biarkan sampai agak mendingin.

Keempat, selagi air akan mendingin, takar daun teh yang akan diracikkan. Yang bagus adalah 0,6 gram sencha kering untuk setiap 30 ml air panas.

Kelima, Tuangkan air panas dari dua cangkir kecil langsung ke dalam poci, lalu seduh.  Waktu seduh akan tergantung pada banyaknya teh dan suhu air.

Untuk teh yang agak kental waktunya antara 1 - 1,5 menit, sedangkan untuk teh tak kental biasanya 30-45 detik.

Terakhir, tuangkan teh dari poci ke dalam cangkir, sedikit demi sedikit, dari satu cangkir ke cangkir lainnya. Begitu seterusnya.



Sumber : Antara
◄ Newer Post Older Post ►