KEKAYAAN ALAM DAN BUDAYA YANG LUAR BIASA DI BUMI FLORES

Nama Pulau Flores berasal dari bahasa Portugis, ”Copa de Flores” yang berarti Tanjung Bunga. Nama ini secara resmi dipakai sejak tahun 1636 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Hendrik Brouwer. Flores sendiri punya nama asli Nusa Nipa yang artinya Pulau Ular. Pulau yang memiliki luas sekitar 14.300 kilometer persegi ini merupakan bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau ini dibagi menjadi delapan kabupaten. Kabupaten Flores Timur yang beribu kota di Larantuka ada di ujung timur, sementara Kabupaten Manggarai Barat dengan ibu kota Labuan Bajo ada di ujung barat.

Flores memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Sejumlah gunung berapi aktif yang ada di pulau ini membuat wilayah ini cukup subur untuk lahan pertanian. Gunung Kelimutu di Kabupaten Ende yang memiliki danau kawah tiga warna. Hamparan padang sabana di Nagekeo dan Ngada serta lembah pegunungan di Ruteng menghadirkan pemandangan alam yang mempesona. Dan pada September 2003, di gua Liang Bua di Flores barat, paleoantropologis menemukan tengkorak spesies hominid yang sebelumnya tak diketahui. Penemuan ini dinamakan "manusia Flores" (Homo floresiensis, dijuluki hobbit). Penemuan ini dimuat dalam majalah Nature edisi 28 Oktober 2004. Status temuan ini sekarang masih diperdebatkan, apakah termasuk Homo erectus atau Homo sapiens. Penemuan fosil manusia purba di Liang Bua yang berada di lembah pedalaman Ruteng semakin mengukuhkan Flores sebagai tempat kehidupan sejak ribuan tahun lalu.

Flores memiliki satu dari sekian satwa langka dan dilindungi di dunia yakni Varanus komodoensis atau lebih dikenal dengan Biawak raksasa atau komodo. Raptil ini hidup di Pulau Komodo dan Pulau Rinca, keduanya terletak di Kabupaten Manggarai Barat, Flores Barat. Selain Pulau Komodo dan Pulau Rinca yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo, Flores juga memiliki satu Taman Nasional lagi yang terletak di Kabupaten Ende, yakni Taman Nasional Kelimutu.

Daya tarik utama Taman Nasional Kelimutu adalah Danau Tiga Warna yang selalu berubah warna air danaunya. Akan tetapi sesungguhnya di dalam Kawasan Taman Nasional Kelimutu itu tumbuh dan berkembang secara alami berbagai jenis spesies tumbuhan dan lumut. Oleh karena itu di awal tahun 2007, pihak pengelola Taman Nasional Kelimutu melai mengadakan identifikasi terhadap kekayaan hayati untuk kemudian dikembangkan menjadi Kebun Raya Kelimutu.

Selain dapat menikmati keajaiban Danau Tiga Warna, juga dapat mengamati keanekaragaman hayati dalam Kebun Raya Kelimutu. Tidak jauh dari wilayah Ruteng terdapat perkampungan tradisional dengan rumah adatnya yang unik dan melihat suasana indah dan alami di Danau Ranamese.

Dan ketika pagi datang kita dapat mendaki Gunung Poco Ranaka (2.140 meter) dengan menggunakan kendaraan bermotor, sambil menikmati pemandangan spektakuler.

Ada juga pertunjukan tarian 'Caci', yaitu pertarungan antara dua lelaki dalam kostum tradisional; yang seorang bersenjata cambuk sebagai penyerang dan seorang lainnya menggunakan perisai untuk bertahan.

Ruteng adalah wilayah yang berudara sejuk, berada pada ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut, dikelilingi oleh gunung-gunung api.

Di wilayah Bajawa terdapat rumah-rumah tradisional lengkap dengan bebatuan megalitnya. Selain itu barang kerajinan tenun ikat menarik dan unik juga dapat diperoleh di Bena. Jika ingin selingan untuk melihat pantai pasir putih maka Riung adalah tempatnya.

Masih banyak lagi keindahan-keindahan di bumi flores, baik kekayaan alam, flora dan fauna maupun kekayaan budaya, tradisi dan kesenian masyarakatnya. Kita harus menjaga, meningkatkan dan melestarikan apa yang sudah ada, jangan pernah merusaknya agar kelak anak cucu kita dapat melihatnya.



Sumber :

Majalah ASRI

http://liburan.info/content/view/492/43/lang,indonesian/

http://edukasi.kompas.com/read/2010/12/13/13065510/Flores..Keelokan.yang.Dilupakan
◄ Newer Post Older Post ►