1. Balok (broti) ukuran 5 x 7 x 4 m 18 batang
2. Bambu 15 batang
3. Paku 1,5 inchi 0,8 kg dan 4 inchi 0,5 kg
4. Engsel anti karat sedang, ukuran 0,5 mm 4 buah
5. Kunci gembok 1 set
6. Martil dan parang
Pembuatan dilakukan terlebih dahulu membuat rangka karamba yang terbuat dari bahan balok/broti 5 x 7 x 4 meter yang dilanjutkan dengan merakit dinding keramba dari belahan bambu. Kekurangan dengan menggunakan karamba bambu, daya tahan untuk operasional pemeliharaan sangat singkat karena mudah lapuk.
Ukuran karamba yang dianjurkan sebaiknya 2 x 1,5 meter atau 2 x 1 meter, ketinggian karamba sangat ditentukan oleh kedalaman air tambak, sebab karamba ini dipasang pada kolam/tambak dimana tidak seluruh harus terendam dalam air akan tetapi sebagian permukaan karamba sebaiknya tidak tenggelam, hal ini berfungsi untuk memberi kesempatan kepada kepiting untuk menikmati oksigen secara lansung dari udara terbuka, sebab salah satu sifat kepiting adalah sering memanjat sambil rekreasi dalam karamba untuk menghirup udara langsung, kelakuan seperti ini sering terjadi pada malam , sifat sering memanjat pada siang hari biasanya ditandai dengan buruknya kondisi air tambak, sehingga bila gejala seperti ini timbul sebaiknya dilakukan pergantian air secepat mungkin. Ketinggian permukaan karamba yang tidak terendam air diupayakan antara 15 – 30 cm. Proses pembuatan karamba yang perlu diperhatikan adalah belahan bambu yang dipasang sebagai dinding karamba sebaiknya dibuat secara
melintang (horizontal) agar mempermudah kepiting untuk memanjat, apabila belahan bambu dibuat secara tegak lurus (vertikal) dikhawatirkan kepiting sulit untuk memanjat yang berakibat dapat mengganggu sifat biologi kepiting. Padat tebar yang direkomendasikan dengan ukuran karamba 2 x 1,5 meter atau 2 x 1 meter berkisar antara 30 – 40 kg/karamba atau sekitar 120 ekor dengan berat 250 gram/ekor.
Karamba bambu yang selesai dirakit, terlebih dahulu untuk dijemur sampai kering, dalam cuaca yang cerah proses penjemuran karamba minimal 7 hari, ini dilakukan agar bambu tidak mengalami pembusukan pada saat kegiatan pemeliharaan karena bau busuk yang ditimbulkan oleh bambu dapat mengakibatkan napsu makan kepiting menurun yang akan berlanjut kepada kematian secara massal. Pintu dibuat pada permukaan karamba dengan ukuran 45 x 30 cm yang berfungsi untuk pemberian pakan, panen dan pengontrolan.
Sumber : Balai Budidaya Air Payau Ujung Batee (ADB – BBAP)