Lasem-Keinginan Santoso, warga desa Karangturi kecamatan Lasem, dalam melestarikan batik sekaligus melakukan regenerasi pembatik secara alami semakin menguat pasca menerima Upakarti Jasa Pelestarian dari Presiden RI H Susilo Bambang Yudhoyono, bulan Desember tahun lalu. Pengusaha batik Lasem merk CV Beruang Pusaka itu memprakarsai berdirinya sanggar batik di desa Ngropoh Kecamatan Pancur dan dijadwallkan dilaunching Bupati Rembang H Moch Salim, hari Rabu mendatang.
Ditemui di kediamannya Santoso menuturkan, penghargaan upakarti yang diterimanya memberi konsekuensi moril untuk lebih giat mengupayakan pelestarian batik Lasem. Oleh karena itu dia memutuskan mendirikan sanggar batik dengan tujuan agar mereka yang tempat tinggalnya jauh dari Lasem dan tak memiliki sarana memadai di sektor usaha batik dapat memanfaatkan tempat tersebut untuk belajar dan bekerja.
Menurut Santoso, sasaran mendirikan sanggar batik juga dimaksudkan menambah kuantitas dan kualitas generasi pembatik, khususnya generasi muda, sekaligus juga untuk meningkatkan kualitas produksi batik Lasem. Upayanya mendapat suport dari salah satu perbankan yang peduli dengan program kemasyarakatan, bahkan perbankan tersebut akan menyalurkan kredit lunak kepada perajin anggota koperasi batik, dengan bunga rendah.
Santoso menambahkan, inisiatif mendirikan sangar batik merupakan jawaban dari kekawatirannya terkait regenerasi pembatik. Karena diprediksikan lambat laun regenerasi pembatik akan punah apabila tidak ada upaya menggandeng masyarakat dalam berproduksi. Sehingga dengan melibatkan mereka, pada kenyataannya tidak hanya kalangan orang tua saja yang bekerja, melainkan lintas generasi ikut terserap di dalamnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Rembang Waluyo melalui Kabid Perindustrian Sudirman menyampaikan, langkah Santoso melibatkan masyarakat turut berproduksi, secara tidak langsung merupakan upaya melestarikan bathik lasem sekaligus melakukan regenerasi pembathik, Karena melibatkan remaja dan anak-anak dalam proses produksi.