Sale atau pisang olahan kering sudah menjadi cemilan khas daerah Jawa Barat. Bisnis sale pun menjadi menggiurkan jika ditangani dengan serius.
Adalah Tarwa Hadi seorang pensiunan pegawai Perhutani yang akhirnya mempercepat masa pensiunannya dengan mencoba keberuntungan di bisnis pisang olahan sale dan kripik.
Pria asal Ciamis ini memulai bisnisnya sejak tahun 1996 silam dengan desakan sang istri untuk mengajak bisnis ini menjadi titik perjalanan bisnisnya, meskipun pada waktu itu sudah banyak yang membuat sale di Ciamis. Ia sadar membuat bisnis makanan tidak lah mudah karena terkait memanjakan lidah konsumen.
"Awalnya seperti orang berjudi, nyoba-nyoba, evaluasi setiap kekurangan, dari kritikan orang lain," ucapnya pekan lalu saat ditemui di pabriknya, Ciamis.
Walhasil sampai sekarang ini, ia bukan hanya berhasil menjalankan bisnisnya, namun ia juga mampu memberdayakan masyarakat sekitar rumahnya. Setidaknya saat ini ia mampu merekrut 60 pegawai langsung.
Selain itu ia juga telah membina kurang lebih 120 kepala keluarga sebagai pemasok potongan pisang bahan mentah, kuli pemanggul dan petani pisang,
"Untuk sale pisang kita buat dari pisangsiam , pisang nangka, kapas, ambon," katanya.
Jual Nama-Nama Orang Terkenal
Sebagai bentuk ajang promosi, ia membuat strategi dengan memberi nama produk pisang salenya dengan tokoh-tokoh terkenal misalnya sale SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), sale macan yang diambil dari nama Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf. Meski tidak sengaja memberikan nama-nama produk salenya dari orang terkenal, ternyata caranya ini cukup efektif membuat ketagihan para penggemar salenya.
"Dulu waktu Pak SBY mantu, sale saya dipakai, lalu saya kasih nama SBY," ujarnya.
Sampai saat ini produk sale dan kripiknya laku dijual di beberapakota besar di Indonesia seperti Bandung , Jakarta , Medan , Surabaya . Bahkan sejak lima tahun lalu, sudah diekspor ke Kanada dan negara lainnya seperti Malaysia , Brunei , dan Taiwan .
"Saya sampai sekarang masih kewalahan melayani order," katanya.
Hingga sekarang ia terus mengembangkan inovasi berbagai produk sale dan kripiknya. Misalnya untuk produk sale terdiri dari 4 citarasa yaitu sale lidah, sale opak, sale gulung (SBY) dan sale pisang ambon. Sedangkan untuk kripik pisang ada enam rasa, madu, lemon, asin, moka, manis pedes dan durian.
Dengan omset rata-rata hingga Rp 300 juta per bulan, ia terus mengembangkan modalnya tanpa bantuan perbankan. Ia berprinsip untuk menghindari pinjaman dari bank karena khawatir tidak mampu mengembalikan.
"Saya takut mengembalikannya, bisa susah tidur saya, takut nggak bisa balikin," kilahnya tertawa.
Produk sale dan kripik yang ia jual mulai dari Rp 10.000-30.000, selalu mempertahankan mutu terutama dalam setiap pengemasan produk sehingga bisa menghasilkan produk sale yang bertahan hingga 6 bulan lebih.
"Hambatannya sekarang ini bahanbaku di musim panas kurang supply, tetapi menjemurnya bagus, kalau musim hujan gede-gede pisangnya tetapi proses oven pengeringan kurang," jelasnya.
Sale dan Kripik Pisang Suka Senang
Tarwa Hadi
Jl Raya Ciamis-Banjar Km 6 Cijeungjing Ciamis 46271
Sumber : detik.com
Adalah Tarwa Hadi seorang pensiunan pegawai Perhutani yang akhirnya mempercepat masa pensiunannya dengan mencoba keberuntungan di bisnis pisang olahan sale dan kripik.
Pria asal Ciamis ini memulai bisnisnya sejak tahun 1996 silam dengan desakan sang istri untuk mengajak bisnis ini menjadi titik perjalanan bisnisnya, meskipun pada waktu itu sudah banyak yang membuat sale di Ciamis. Ia sadar membuat bisnis makanan tidak lah mudah karena terkait memanjakan lidah konsumen.
"Awalnya seperti orang berjudi, nyoba-nyoba, evaluasi setiap kekurangan, dari kritikan orang lain," ucapnya pekan lalu saat ditemui di pabriknya, Ciamis.
Walhasil sampai sekarang ini, ia bukan hanya berhasil menjalankan bisnisnya, namun ia juga mampu memberdayakan masyarakat sekitar rumahnya. Setidaknya saat ini ia mampu merekrut 60 pegawai langsung.
Selain itu ia juga telah membina kurang lebih 120 kepala keluarga sebagai pemasok potongan pisang bahan mentah, kuli pemanggul dan petani pisang,
"Untuk sale pisang kita buat dari pisang
Jual Nama-Nama Orang Terkenal
Sebagai bentuk ajang promosi, ia membuat strategi dengan memberi nama produk pisang salenya dengan tokoh-tokoh terkenal misalnya sale SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), sale macan yang diambil dari nama Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf. Meski tidak sengaja memberikan nama-nama produk salenya dari orang terkenal, ternyata caranya ini cukup efektif membuat ketagihan para penggemar salenya.
"Dulu waktu Pak SBY mantu, sale saya dipakai, lalu saya kasih nama SBY," ujarnya.
Sampai saat ini produk sale dan kripiknya laku dijual di beberapa
"Saya sampai sekarang masih kewalahan melayani order," katanya.
Hingga sekarang ia terus mengembangkan inovasi berbagai produk sale dan kripiknya. Misalnya untuk produk sale terdiri dari 4 citarasa yaitu sale lidah, sale opak, sale gulung (SBY) dan sale pisang ambon. Sedangkan untuk kripik pisang ada enam rasa, madu, lemon, asin, moka, manis pedes dan durian.
Dengan omset rata-rata hingga Rp 300 juta per bulan, ia terus mengembangkan modalnya tanpa bantuan perbankan. Ia berprinsip untuk menghindari pinjaman dari bank karena khawatir tidak mampu mengembalikan.
"Saya takut mengembalikannya, bisa susah tidur saya, takut nggak bisa balikin," kilahnya tertawa.
Produk sale dan kripik yang ia jual mulai dari Rp 10.000-30.000, selalu mempertahankan mutu terutama dalam setiap pengemasan produk sehingga bisa menghasilkan produk sale yang bertahan hingga 6 bulan lebih.
"Hambatannya sekarang ini bahan
Tarwa Hadi
Jl Raya Ciamis-Banjar Km 6 Cijeungjing Ciamis 46271