Menyelami Hobi yang Penuh Tantangan

Mendaki gunung merupakan kegiatan yang penuh dengan tantangan sehingga dibutuhkan tingkat kewaspadaan dan hati-hati untuk menyalurkan hobi tersebut, karena gunung yang menyimpan keajaiban alam, keindahan dan panorama indah juga menyimpan bahaya bagi pendaki yang tidak waspada dan taruhannya bahkan nyawa.




Anggota Wanadri (Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung), Fasya Cabinda yang masih kuliah di ISIP Jakarta mengatakan, sebelum melakukan pendakian gunung bagi pemula sebaiknya terlebih dahulu mengikuti pendidikan dasar tentang kegiatan mendaki gunung. Itu penting untuk memberi wawasan dan pengetahuan agar pemula menjadi waspada dan berhati hati dalam mendaki gunung.

“Jika mau mendaki gunung mental harus siap karena segala apapun bisa terjadi di atas gunung, termasuk kehilangan nyawa,” katanya.

Menurutnya, banyak masyarakat umum yang melakukan kegiatan pendakian mengalami kecelakaan, tersesat dan kehabisan bahan makanan yang bisa mengakibatkan kehilangan nyawa. Itu disebabkan para pemula tersebut kurang waspada dan tidak memiliki pengetahuan cukup dalam pendakian.

Kemudian, ketidaksiapan fisik dan mental juga menjadi faktor yang cukup tinggi sebagai penyebab kematian para pendaki gunung. Fisik dan mental yang lemah menjadi mangsa empuk alam gunung yang liar, terlebih jika mendaki gunung yang ketinggiannya lebih dari 4000 meter dimana oksigen sangat tipis.

“Orang - orang yang mendaki gunung diharuskan memiliki mental pantang menyerah, bersikap tenang dan tidak mudah panik. Ingat, alam liar pegunungan tidak pernah menoleransi kekurangan - kekurangan itu, oleh karenanya fisik dan mental harus sudah siap,” katanya.

Kematian pendaki gunung juga sering disebabkan oleh cuaca buruk. Menurut Fasya, cuaca diatas pegunungan sangat sulit ditebak, bahkan terkadang meski saat itu musim kemarau bisa saja di atas gunung turun hujan lebat. Cuaca buruk memang tidak menjadi penyebab langsung kematian, tetapi efek yang ditimbulkannya kerap menjadi penghalang pendakian. Seperti jalan menjadi becek dan licin atau udara begitu menjadi begitu dingin.

Pendaki gunung juga bisa meninggal karena tersesat. Itu bisa saja terjadi karena mungkin terpisah dari rombongan, mencoba jalur baru atau bahkan disebabkan oleh kesalahan sederhana yakni tidak membawa kompas. Saat orang mengalami tersesat dimana biasanya mereka selalu berputar - putar ke tempat yang sama, mereka akan mengalami disorientasi, bingung, kalut tanpa persediaan makanan yang cukup. Saat itulah maut mengintip. Maka tingkatkan kewaspadaan dan lebih berhati - hati serta hilangkan sifat meremehkan alam gunung, walau dengan alasan kita sering mendaki suatu gunung, tetapi tiap saat alam bisa berubah drastis, tanpa bisa diprediksi.

Feri Lim salah seorang penyuka hobi mendaki gunung mengatakan, untuk memperkecil risiko kecelakaan yang dapat menghilangkan nyawa, seorang pemula atau pendaki gunung mesti memperhatikan banyak hal.

Misalnya, memperhatikan peralatan yang akan dibawa karena hal itu sangat penting untuk menjaga mobilitas dan stamina tubuhnya saat mendaki. Barang bawaan yang terlalu berat akan mengurangi mobilitas pendaki dan menyulitkan pendaki sewaktu berjalan.

Oleh karena itu, pendaki gunung disarankan untuk memiliki barang bawaan yang bisa berfungsi ganda dengan tujuan untuk meringankan berat beban yang harus dibawa. Contoh, Alumunium foil, bisa untuk pengganti piring, bisa untuk membungkus sisa nasi untuk dimakan, dan yang penting bisa dilipat hingga tidak memakan tempat di carrier atau tas pendakian.

Kemudian posisi matras atau tempat tidur sebaiknya disimpan dalam Carrier karena jika meletakannya diluar maka matras sering nyangkut ke batang pohon dan semak tinggi, lagipula pada saat akan digunakan matrasnya sudah kotor.

Pendaki gunung juga harus selalu menyiapkan kantung plastik didalam ransel, karena akan berguna sekali nanti misalnya untuk tempat sampah yang harus dibawa turun, baju basah dan lain sebagainya.

Hal terpenting lainnya bagi pendaki gunung, kata Feri harus bisa menjaga kekompakan tim, karena jika tim sudah tidak kompak bisa berakibat fatal dan membahayakan keselamatan seluruh anggota tim. Untuk itu, ketua atau leader dalam tim pendakian harus bisa mengayomi seluruh anggotanya. (gus).

◄ Newer Post Older Post ►